skip to main content

Tawuran di Desa Cikeusal Lor, Cikeusal Kidul, dan Pamedaran Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes

Titi Yuliana  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia
*Indriyanto Indriyanto  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Artikel ini membahas mengenai tawuran antarwarga yang melibatkan warga Desa Cikeusal Lor, Cikeusal Kidul, dan Pamedaran, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes dalam kurun waktu tahun 2008-2015. Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis dengan pendekatan sejarah sosial yang dapat memberikan deskripsi mengenai tawuran antarwarga di ketiga desa tersebut. Artikel ini berusaha menggali permasalahan-permasalahan yang menjadi penyebab konflik dan berujung tawuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat terutama para pemuda desa sangat mudah tersulut emosi oleh hal-hal yang kadang-kadang dianggap sepele. Konflik bahkan dapat terjadi pada Idul Fitri ketika banyak orang-orang dari perantauan pulang ke desa. Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari aparat, pemerintah desa, pemerintah daerah, hingga juga tokoh masyarakat. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain melalui kompromi, mediasi, rekonsiliasi, dan terus menjalin silaturahim untuk mencegah konflik.

Kata kunci: Desa Cikeusal Kidul; Desa Cikeusal Lor; Desa Pamedaran; Penanggulangan; Tawuran Antar Warga. 

 

Fulltext View|Download
  1. Liputan6.com (2008). Dua desa Tawuran, puluhan rumah rusak. Diakses dari https://www.liputan6.com/news/read/166011/dua-desa-tawuran-puluhan-ruamah-rusak pada 22 Desember 2020,
  2. Fadhilah, I. (2017). Posisi perempuan dalam tradisi buka meja (Studi di Desa Cikeusal Lor, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes). Sabda: Jurnal Kebudayaan, 10(1), 1-25. https://doi.org/10.14710/sabda.10.1.1-25
  3. Jayeng, R. (23 Desember 2014). Buntut tawuran, Cikeusal Lor dan Kidul Mencekam. Diakses dari http://panturanews.com/index.php/panturanews/baca/10999/23/12/2014/buntut-tawuran-cikeusal-lor-dan-kidul-mencekam pada 22 Desember 2020,
  4. Kompas.com. lebaran usai, tawuran lanjut. (5 Oktober 2008). Diakses dari https://regional.kompas.com/read/2008/10/05/1206235/~Regional~Jawa pada 20 November 2021
  5. Pranggono, S. E. (2014). Pemberdayaan peran tokoh pemimpin informal guna mencegah konflik sosial dalam rangka meningkatkan Ketahanan Nasional. Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional RI
  6. Sulaeman, M. M., S. Homzah, M. A. Mauludin, (2009). Peran perempuan dalam penyelesaian konflik antar warga masyarakat desa (Kasus di Desa Gadingan Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu). Diakses dari https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/Peran-Perempuan-Dalam-Penyelesaian-Konflik.pdf pada 22 Desember 2020
  7. Tim Peneliti Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Brebes. (2012). Laporan akhir dtudi pemetaan wilayah rawan konflik Brebes. Brebes: Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes
  8. Wasino dan E. S. Hartatik. (2018). Metode penelitian sejarah: Dari riset hingga penulisan. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama
  9. Informan
  10. Irwan Susandi, Kepala Desa Cikeusal Lor
  11. Neli Rido, Kepala Desa Cikeusal Kidul
  12. Parmin, Tokoh Masyarakat
  13. Sudarwadi, Kepala Desa Cikeusal Kidul Periode 2008-2013
  14. Wariji, Kepala Desa Pamedaran Periode 2007-2013 dan 2019-Sekarang
  15. Andri Agus Kristianto, Staff Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Kabupaten Brebes

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.