BibTex Citation Data :
@article{HIST42695, author = {Fatah Mahmud and Rabith Jihan Amaruli}, title = {Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di Kabupaten Sukoharjo: Kelahiran, Strategi Perluasan, dan Respons Masyarakat}, journal = {Historiografi}, volume = {3}, number = {2}, year = {2024}, keywords = {}, abstract = { Artikel ini berfokus pada kelahiran Majlis TafsirAl-Qur’an (MTA) di Sukoharjo sejak didirkan pada 1975. Dengan menerapkan metode sejarah, perkembangan MTA di Sukoharjo dapat direkonstruksi melalui tiga konsep, yaitu kelahiran, strategi perluasan, dan respons masyarakat. MTA merupakan organisasi pembaharuan Islam yang didirikan di Surakarta oleh Ustadz Abdullah Thufail Saputra pada 1972. MTA Sukoharjo berdiri pada 1975 yang ditandai dengan peresmian Cabang MTA pertama di Sukoharjo, yakni Cabang Makamhaji (Kartasura 1). Pendirian MTA Makamhaji dipelopori oleh Ketua Pusat MTA Ustadz Abdullah Thufail Saputra, dan Ustadz Ahmad Sukina warga Desa Makamhaji. Perkembangan MTA di Sukoharjo tergolong cepat, yakni ditandai dengan peresmian cabang-cabang baru MTA di Sukoharjo. Puncaknya pada 2015, MTA Sukoharjo telah memiliki 46 cabang yang tersebar di semua kecamatan di Sukoharjo. MTA Sukoharjo menjadi basis massa MTA terbesar ketiga, setelah Kabupaten Karanganyar dan Sragen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan MTA yang cepat di Sukoharjo tidak terlepas dari strategi perluasan yang dilakukan oleh MTA. Keberadaan MTA sebagai organisasi pembaharuan Islam memicu respons dari masyarakat dan juga ormas-ormas Islam di Sukoharjo. Respons tersebut berupa penerimaan dan penolakan di berbagai tempat di Sukoharjo karena banyak terdapat perbedaan pemahaman dan praktik-praktik keagamaan yang dilakukan oleh MTA dengan warga masyarakat di sekitar cabang MTA. Kata kunci : MTA; Kelahiran; Respons; Strategi Perluasan. }, issn = {2774-3128}, pages = {169--177} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/historiografi/article/view/42695} }
Refworks Citation Data :
Artikel ini berfokus pada kelahiran Majlis TafsirAl-Qur’an (MTA) di Sukoharjo sejak didirkan pada 1975. Dengan menerapkan metode sejarah, perkembangan MTA di Sukoharjo dapat direkonstruksi melalui tiga konsep, yaitu kelahiran, strategi perluasan, dan respons masyarakat. MTA merupakan organisasi pembaharuan Islam yang didirikan di Surakarta oleh Ustadz Abdullah Thufail Saputra pada 1972. MTA Sukoharjo berdiri pada 1975 yang ditandai dengan peresmian Cabang MTA pertama di Sukoharjo, yakni Cabang Makamhaji (Kartasura 1). Pendirian MTA Makamhaji dipelopori oleh Ketua Pusat MTA Ustadz Abdullah Thufail Saputra, dan Ustadz Ahmad Sukina warga Desa Makamhaji. Perkembangan MTA di Sukoharjo tergolong cepat, yakni ditandai dengan peresmian cabang-cabang baru MTA di Sukoharjo. Puncaknya pada 2015, MTA Sukoharjo telah memiliki 46 cabang yang tersebar di semua kecamatan di Sukoharjo. MTA Sukoharjo menjadi basis massa MTA terbesar ketiga, setelah Kabupaten Karanganyar dan Sragen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan MTA yang cepat di Sukoharjo tidak terlepas dari strategi perluasan yang dilakukan oleh MTA. Keberadaan MTA sebagai organisasi pembaharuan Islam memicu respons dari masyarakat dan juga ormas-ormas Islam di Sukoharjo. Respons tersebut berupa penerimaan dan penolakan di berbagai tempat di Sukoharjo karena banyak terdapat perbedaan pemahaman dan praktik-praktik keagamaan yang dilakukan oleh MTA dengan warga masyarakat di sekitar cabang MTA.
Kata kunci: MTA; Kelahiran; Respons; Strategi Perluasan.
Last update:
Historiografi (e-ISSN: 2774-3128) diterbitkan oleh Program Studi S1 Sejarah, Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Soedarto, S.H. Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275-IndonesiaTelpon/Faks: +6224 74680619historiografi@live.undip.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.