BibTex Citation Data :
@article{HIST38565, author = {Maria Ulfa and Yety Rochwulaningsih}, title = {Pola Hubungan Produksi dalam Usaha Garam Rakyat di Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati}, journal = {Historiografi}, volume = {2}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {}, abstract = { Artikel ini membahas tentang pola hubungan produksi garam di Desa Batangan, Pati yang melibatkan pemilik lahan (buruh) dan pemilik lahan (majikan). Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini bertujuan untuk menganalisis ketergantungan sosial di antara keduanya. Meskipun didasari prinsip saling membutuhkan, namun kenyataannya hubungan yang terjadi di antara kedua belah pihak tersebut sama sekali tidak setara dan cenderung menguntungkan satu pihak serta merugikan pihak yang lain. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan pola hubungan produksi lebih menguntungkan pemilik lahan dibuktikan dengan para pemilik lahan yang kaya, sementara kehidupan para buruh masih dikatakan berada pada garis kemiskinan. Hal itu karena terdapat praktik eksploitasi dalam hubungan produksi usaha garam rakyat. Disadari atau tidak, para pemilik lahan sering kali mengambil banyak keuntungan dari para penggarap. Sebagai contoh adalah polemik bantuan alat berupa geoisolator dari pemerintah yang lebih banyak diterima oleh para pemilik lahan, sementara para penggarap harus menyewa kepada para penggarap. Kata Kunci : Garam; Ketergantungan Sosial; Eksploitasi; Kemiskinan. }, issn = {2774-3128}, pages = {180--190} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/historiografi/article/view/38565} }
Refworks Citation Data :
Artikel ini membahas tentang pola hubungan produksi garam di Desa Batangan, Pati yang melibatkan pemilik lahan (buruh) dan pemilik lahan (majikan). Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini bertujuan untuk menganalisis ketergantungan sosial di antara keduanya. Meskipun didasari prinsip saling membutuhkan, namun kenyataannya hubungan yang terjadi di antara kedua belah pihak tersebut sama sekali tidak setara dan cenderung menguntungkan satu pihak serta merugikan pihak yang lain. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan pola hubungan produksi lebih menguntungkan pemilik lahan dibuktikan dengan para pemilik lahan yang kaya, sementara kehidupan para buruh masih dikatakan berada pada garis kemiskinan. Hal itu karena terdapat praktik eksploitasi dalam hubungan produksi usaha garam rakyat. Disadari atau tidak, para pemilik lahan sering kali mengambil banyak keuntungan dari para penggarap. Sebagai contoh adalah polemik bantuan alat berupa geoisolator dari pemerintah yang lebih banyak diterima oleh para pemilik lahan, sementara para penggarap harus menyewa kepada para penggarap.
Kata Kunci: Garam; Ketergantungan Sosial; Eksploitasi; Kemiskinan.
Last update:
Historiografi (e-ISSN: 2774-3128) diterbitkan oleh Program Studi S1 Sejarah, Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Soedarto, S.H. Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275-IndonesiaTelpon/Faks: +6224 74680619historiografi@live.undip.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.