Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip6817, author = {Amri Ginting and Bambang Yuwono and Moehammad Awaluddin}, title = {PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK TOPCON TOOLS v.8.2}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {3}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { ABSTRAK International GNSS Service Station merupakan stasiun-stasiun pengamat GPS yang tersebar di berbagai benua. Pengamatan data GNSS dari stasiun-stasiun ini mempunyai peranan yang sangat penting terutama yang berkaitan dengan ilmu kebumian. Adanya fenomena pergerakan lempeng, memungkinkan terjadinya pergerakan kecepatan stasiun-stasiun IGS. Akibat dari pergerakan kecepatan tersebut adalah perubahan posisi stasiun IGS sehingga diperlukan penelitian mengenai pemantauan posisi absolute stasiun-stasiun IGS untuk melakukan analisis terhadap nilai standar deviasi penentuan posisi secara absolute. Penelitian ini memakai data RINEX hasil pengamatan stasiun-stasiun IGS dari tahun 2002 sampai tahun 2013. Sebelumnya terlebih dahulu dilakukan download data Compact RINEX untuk selanjutnya dilakukan pemilihan data hasil pengamatan stasiun IGS. Langkah selanjutnya data RINEX diolah dengan software Topcon Tools v.8.2 yang kemudian dilakukan pengolahan dengan impor data rapid ephemeris sehingga didapatkan nilai koordinat absolut. Setelah itu, nilai koordinat absolut stasiun IGS diimpor ke AutoCAD. Pada tahap akhir dilakukan perhitungan nilai standar deviasi serta pembuatan grafik nilai komponen koordinat absolut dari tiap-tiap stasiun IGS. Berdasarkan hasil pengolahan, nilai pergeseran koordinat rata-rata terbesar dimiliki oleh stasiun LPGS Argentina dengan nilai sebesar 0.4799 m. Nilai pergeseran koordinat terkecil dimiliki oleh stasiun NYAL Norwegia dengan nilai sebesar 0.1393. Nilai standar deviasi komponen absolut terbesar dimiliki oleh stasiun LPGS Argentina dengan nilai δ N : ± 4.909 m, δ E : ± 3.927 m, δ El : ± 4.7389 m. Sedangkan standar deviasi komponen koordinat terkecil dimiliki oleh stasiun NYAL stasiun Norwegia dengan nilai δ N : ± 0.75125 m, δ E : ± 0.79325 m, δ El : ± 3.799967 m. Tingkat keakurasian dari GPS Precise Point Positioning (PPP) berada pada level sub meter. Kara kunci : Perubahan nilai koordinat, koordinat absolute, standar deviasi. ABSTRACT Internasional GNSS servise Stations are worldwide GPS data observation stations. Obervation from this station has an important role, specifically to geographic. Because of tectonic movement phenomena, making possible velocity movement of IGS Stations. The consequence from that velocity movement is an IGS station position movement so it need research about monitoring absolute position IGS station to do analysis about absolute positioning standart deviation value. This research using compact RINEX data from IGS Stations observation over the years product, to be precise from 2002 until 2013. Firs step, has to do downloading compact RINEX data, then excute selecting the result observation IGS station data. The next step RINEX data processed by using Topcon Tools v.8.2 software then do processing by import rapid ephemeris data until found out absolute coordinate value. After that, do a processing IGS station absolute value by using AutoCAD, In the last step calculation did in order to after standart deviation Value, and making an absolute coordinate component value graph from each IGS station. By the result, LPGS Argentina station has the biggest average sequential value with the value is 0.4799 m, the lowest average sequential value attributed to NYAL Norway station with the value is 0.1393 m. LPGS Argentina station hast the biggest standard deviation of absolute coordinate component with the value is δ E : ± 3.927 m, δ N : ± 4.909 m, δ El : ± 4.7389 m. Whereas NYAL Norway station hast the lowest standard deviation value of absolute coordinate component with the value is δ E : ± 0.79325 m, δ N : ± 0.75125m, δ El : ± 3.799967 m. The level of accuration of GPS Precise Point Positioning (PPP) at sub meter. Key words : The change of coordinate value, absolute coordinate, standard deviation. }, issn = {2809-9672}, pages = {212--219} doi = {10.14710/jgundip.2014.6817}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/6817} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
International GNSS Service Station merupakan stasiun-stasiun pengamat GPS yang tersebar di berbagai benua. Pengamatan data GNSS dari stasiun-stasiun ini mempunyai peranan yang sangat penting terutama yang berkaitan dengan ilmu kebumian. Adanya fenomena pergerakan lempeng, memungkinkan terjadinya pergerakan kecepatan stasiun-stasiun IGS. Akibat dari pergerakan kecepatan tersebut adalah perubahan posisi stasiun IGS sehingga diperlukan penelitian mengenai pemantauan posisi absolute stasiun-stasiun IGS untuk melakukan analisis terhadap nilai standar deviasi penentuan posisi secara absolute.
Penelitian ini memakai data RINEX hasil pengamatan stasiun-stasiun IGS dari tahun 2002 sampai tahun 2013. Sebelumnya terlebih dahulu dilakukan download data Compact RINEX untuk selanjutnya dilakukan pemilihan data hasil pengamatan stasiun IGS. Langkah selanjutnya data RINEX diolah dengan software Topcon Tools v.8.2 yang kemudian dilakukan pengolahan dengan impor data rapid ephemeris sehingga didapatkan nilai koordinat absolut. Setelah itu, nilai koordinat absolut stasiun IGS diimpor ke AutoCAD. Pada tahap akhir dilakukan perhitungan nilai standar deviasi serta pembuatan grafik nilai komponen koordinat absolut dari tiap-tiap stasiun IGS.
Berdasarkan hasil pengolahan, nilai pergeseran koordinat rata-rata terbesar dimiliki oleh stasiun LPGS Argentina dengan nilai sebesar 0.4799 m. Nilai pergeseran koordinat terkecil dimiliki oleh stasiun NYAL Norwegia dengan nilai sebesar 0.1393. Nilai standar deviasi komponen absolut terbesar dimiliki oleh stasiun LPGS Argentina dengan nilai δ N : ± 4.909 m, δ E : ± 3.927 m, δ El : ± 4.7389 m. Sedangkan standar deviasi komponen koordinat terkecil dimiliki oleh stasiun NYAL stasiun Norwegia dengan nilai δ N : ± 0.75125 m, δ E : ± 0.79325 m, δ El : ± 3.799967 m. Tingkat keakurasian dari GPS Precise Point Positioning (PPP) berada pada level sub meter.
Kara kunci : Perubahan nilai koordinat, koordinat absolute, standar deviasi.
ABSTRACT
Internasional GNSS servise Stations are worldwide GPS data observation stations. Obervation from this station has an important role, specifically to geographic. Because of tectonic movement phenomena, making possible velocity movement of IGS Stations. The consequence from that velocity movement is an IGS station position movement so it need research about monitoring absolute position IGS station to do analysis about absolute positioning standart deviation value.
This research using compact RINEX data from IGS Stations observation over the years product, to be precise from 2002 until 2013. Firs step, has to do downloading compact RINEX data, then excute selecting the result observation IGS station data. The next step RINEX data processed by using Topcon Tools v.8.2 software then do processing by import rapid ephemeris data until found out absolute coordinate value. After that, do a processing IGS station absolute value by using AutoCAD, In the last step calculation did in order to after standart deviation Value, and making an absolute coordinate component value graph from each IGS station.
By the result, LPGS Argentina station has the biggest average sequential value with the value is 0.4799 m, the lowest average sequential value attributed to NYAL Norway station with the value is 0.1393 m. LPGS Argentina station hast the biggest standard deviation of absolute coordinate component with the value is δ E : ± 3.927 m, δ N : ± 4.909 m, δ El : ± 4.7389 m. Whereas NYAL Norway station hast the lowest standard deviation value of absolute coordinate component with the value is δ E : ± 0.79325 m, δ N : ± 0.75125m, δ El : ± 3.799967 m. The level of accuration of GPS Precise Point Positioning (PPP) at sub meter.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro