Department of Geodesy , Engineering Faculty, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip49176, author = {Nafisa Syaharani and Firman Hadi and Andri Suprayogi}, title = {Eksplorasi Fluktuasi Konsentrasi PM 2.5 di Provinsi Daerah Khusus Jakarta Selama Oktober 2022}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {13}, number = {4}, year = {2025}, keywords = {PM 2.5, Kualitas Udara, Polutan Udara, Daerah Khusus Jakarta}, abstract = { Kualitas udara yang buruk menjadi tanda tercemarnya udara yang telah terkontaminasi unsur-unsur berbahaya yang dapat berdampak pada kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya. Daerah Khusus Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kualitas udara tidak sehat. Salah satu polutan pencemar udara yang paling mempengaruhi kualitas udara adalah Particulate Matter 2.5 atau yang dikenal dengan PM 2.5. Penelitian ini memanfaatkan basis data spasial volume lalu lintas, faktor meteorologi, dan indeks kehijauan dari nilai NDVI satelit Landsat 8 untuk memahami distribusi dan tren fluktuasi polutan PM 2.5 pada ke-enam SPKU menggunakan 3 model machine learning yaitu Regresi Linear, Random Forest, dan XGBoost, untuk mengetahui perbedaan dan faktor penyebab yang paling mempengaruhi dalam peningkatan kadar polutan PM 2.5 pada ke-enam SPKU di Daerah Khusus Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Random Forest memiliki performa yang lebih baik untuk memprediksi fluktuasi PM 2.5 pada pagi, siang, dan sore hari di keenam SPKU. Faktor yang paling mempengaruhi fluktuasi PM 2.5 di pagi hari adalah adalah kecepatan angin, suhu, indeks vegetasi, dan kelembapan. Faktor yang paling mempengaruhi fluktuasi PM 2.5 di siang hari adalah adalah kecepatan angin, lalu lintas, curah hujan, dan suhu. Faktor yang paling mempengaruhi fluktuasi PM 2.5 di sore hari adalah adalah curah hujan, lalu lintas, kecepatan, dan suhu. Konsentrasi PM 2.5 tertinggi berada di wilayah SPKU Kebon Jeruk Jakarta Barat, dilanjutkan dengan SPKU Bundaran HI. Urutan ketiga adalah SPKU GBK dan terakhir terdapat 3 SPKU lainnya secara berurutan yakni SPKU Kelapa Gading, SPKU Lubang Buaya, dan SPKU Jagakarsa }, issn = {2809-9672}, pages = {601--607} doi = {10.14710/jgundip.2024.49176}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/49176} }
Refworks Citation Data :
Kualitas udara yang buruk menjadi tanda tercemarnya udara yang telah terkontaminasi unsur-unsur berbahaya yang dapat berdampak pada kesehatan manusia, makhluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya. Daerah Khusus Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kualitas udara tidak sehat. Salah satu polutan pencemar udara yang paling mempengaruhi kualitas udara adalah Particulate Matter 2.5 atau yang dikenal dengan PM 2.5. Penelitian ini memanfaatkan basis data spasial volume lalu lintas, faktor meteorologi, dan indeks kehijauan dari nilai NDVI satelit Landsat 8 untuk memahami distribusi dan tren fluktuasi polutan PM 2.5 pada ke-enam SPKU menggunakan 3 model machine learning yaitu Regresi Linear, Random Forest, dan XGBoost, untuk mengetahui perbedaan dan faktor penyebab yang paling mempengaruhi dalam peningkatan kadar polutan PM 2.5 pada ke-enam SPKU di Daerah Khusus Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Random Forest memiliki performa yang lebih baik untuk memprediksi fluktuasi PM 2.5 pada pagi, siang, dan sore hari di keenam SPKU. Faktor yang paling mempengaruhi fluktuasi PM 2.5 di pagi hari adalah adalah kecepatan angin, suhu, indeks vegetasi, dan kelembapan. Faktor yang paling mempengaruhi fluktuasi PM 2.5 di siang hari adalah adalah kecepatan angin, lalu lintas, curah hujan, dan suhu. Faktor yang paling mempengaruhi fluktuasi PM 2.5 di sore hari adalah adalah curah hujan, lalu lintas, kecepatan, dan suhu. Konsentrasi PM 2.5 tertinggi berada di wilayah SPKU Kebon Jeruk Jakarta Barat, dilanjutkan dengan SPKU Bundaran HI. Urutan ketiga adalah SPKU GBK dan terakhir terdapat 3 SPKU lainnya secara berurutan yakni SPKU Kelapa Gading, SPKU Lubang Buaya, dan SPKU Jagakarsa
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro