Department of Geodetic Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip44241, author = {Zahara Siregar and Arwan Wijaya and Abdi Sukmono}, title = {Pemetaan Kerentanan Ekologi Dan Sosial Terhadap Bencana Erupsi Gunung Sorik Marapi Di Kabupaten Mandailing Natal Berbasis Sistem Informasi Geografis}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {13}, number = {3}, year = {2025}, keywords = {AHP, Erupsi, Kerentanan, SIG.}, abstract = { Erupsi gunung api merupakan salah satu bencana yang dihasilkan dari aktivitas gunung api aktif. Seperti halnya di Indonesia, ada beberapa kasus erupsi di berbagai wilayah. Salah satunya adalah gunung Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing Natal. Pusat Vulkanologi dan Manajemen Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi adanya pergerakan pada Gunung Sorik Marapi yaitu gempa vulkanik sebanyak 146 kali pada September 2022, tetapi belum ada peningkatan tekanan secara visual. Dalam penelitian ini, parameter yang dianalisis yaitu kerentanan sosial dan kerentanan ekologi. Data variabel yang diperoleh dilakukan pembobotan, scoring , dan overlay berbasis Sistem Informasi Geografis. Selain itu, data citra SPOT-7 juga digunakan sebagai dasar perhitungan luas kawasan parameter kerentanan ekologi dengan metode digitasi on-screen . Pembuatan peta kerantanan mengacu pada PERKA BNPB Nomor 2 Tahun 2012. Berdasarkan pengolahan, didapatkan hasil untuk peta kerentanan ekologi didominasi oleh kelas rendah yaitu sebesar 95% dari luas penelitian atau sekitar sekitar 4.772,8 ha dari 5024 ha. Kemudian untuk daerah yang memiliki kerentanan ekologi tingkat sedang adalah sekitar 5% dari luas daerah penelitian yaitu 5.024 ha atau sekitar 251, ha. Kemudian untuk peta kerentanan sosial didominasi oleh kelas rendah yaitu sebesar 85% dari luas daerah penelitian, yaitu sekitar 4.270,4 ha dari 5024 ha. Kemudian untuk daerah yang memiliki kerentanan sosial tingkat sedang adalah sekitar 15% dari luas daerah penelitian yaitu 5.024 ha atau sekitar 753,6 ha. }, issn = {2809-9672}, pages = {518--527} doi = {10.14710/jgundip.2024.44241}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/44241} }
Refworks Citation Data :
Erupsi gunung api merupakan salah satu bencana yang dihasilkan dari aktivitas gunung api aktif. Seperti halnya di Indonesia, ada beberapa kasus erupsi di berbagai wilayah. Salah satunya adalah gunung Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing Natal. Pusat Vulkanologi dan Manajemen Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi adanya pergerakan pada Gunung Sorik Marapi yaitu gempa vulkanik sebanyak 146 kali pada September 2022, tetapi belum ada peningkatan tekanan secara visual. Dalam penelitian ini, parameter yang dianalisis yaitu kerentanan sosial dan kerentanan ekologi. Data variabel yang diperoleh dilakukan pembobotan, scoring, dan overlay berbasis Sistem Informasi Geografis. Selain itu, data citra SPOT-7 juga digunakan sebagai dasar perhitungan luas kawasan parameter kerentanan ekologi dengan metode digitasi on-screen. Pembuatan peta kerantanan mengacu pada PERKA BNPB Nomor 2 Tahun 2012. Berdasarkan pengolahan, didapatkan hasil untuk peta kerentanan ekologi didominasi oleh kelas rendah yaitu sebesar 95% dari luas penelitian atau sekitar sekitar 4.772,8 ha dari 5024 ha. Kemudian untuk daerah yang memiliki kerentanan ekologi tingkat sedang adalah sekitar 5% dari luas daerah penelitian yaitu 5.024 ha atau sekitar 251, ha. Kemudian untuk peta kerentanan sosial didominasi oleh kelas rendah yaitu sebesar 85% dari luas daerah penelitian, yaitu sekitar 4.270,4 ha dari 5024 ha. Kemudian untuk daerah yang memiliki kerentanan sosial tingkat sedang adalah sekitar 15% dari luas daerah penelitian yaitu 5.024 ha atau sekitar 753,6 ha.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro