Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip26180, author = {Christovel Pardo and L.M Sabri and Moehammad Awwaluddin}, title = {ANALISIS AKURASI MODEL 3 DIMENSI BANGUNAN DARI FOTO SECARA TEGAK DAN MIRING (Studi Kasus : Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {9}, number = {1}, year = {2019}, keywords = {Photogrammetry, Pix4Dmapper, Three-dimensional modeling, UAV}, abstract = { Pemodelan tiga dimensi merupakan salah satu metode yang sangat dikembangkan beberapa tahun belakangan ini dalam menggambarkan secara kesuluruhan suatu objek. Salah satu manfaat dari metode merupakan merekonstruksi bangunan yang mengalami kerusakan akibat suatu kecelakaan atau bencana alam. Untuk membentuk pemodelan tiga dimensi diperlukan beberapa data foto udara yang overlap minimal 60% dan sidelap minimal 30%. penelitian ini menggunakan DJI Phantom 4 dan menggunakan dua metode pengambilan foto udara, yaitu secara vertikal (orto) dan miring ( oblique ). Kemiringan foto udara akan sebesar 45º dalam akuisisi foto oblique . Kedua metode tersebut akan diolah menggunakan software Pix4Dmapper dan menggunakan data GCP yang disebar secara merata. Kemudian akan diuji dengan uji akurasi ketinggian dan uji planimetrik guna mencari metode yang lebih baik. Akuisisi orthofoto menghasilkan kualitas data pemodelan yang lebih baik dibandingkan dengan hasil akuisisi oblique foto. Hasil perhitungan uji planimetrik, orthofoto memiliki nilai RMSE ( root mean square error ) sebesar 1,127 m dengan nilai rata-rata sebesar 1,271 m. Hasil perhitungan RMSE foto oblique sebesar 1,363 m dengan nilai rata-rata sebesar 3,175 m. Hasil uji akurasi tinggi, orthofoto memiliki RMSE sebesar 1,997 m dan oblique foto memiliki RMSE sebesar 4,247 m. Kata Kunci: Fotogrametri, Pemodelan tiga dimensi, Pix4Dmapper, UAV ABSTRACT Three-dimensional modeling is method that has been grown in recent years in describing the entire object. The benefits of this method is to reconstruct buildings that have been damaged due to an accident or natural disaster. To form a three-dimensional modeling requires some aerial photo data that overlaps at least 60% and sidelap at least 30%. In this study, researchers used DJI Phantom 4 and used two methods of capturing aerial photographs, vertical (ortho) and oblique. The slope of the aerial photograph will use 45º. Both methods will be processed using Pix4Dmapper software using GCP and ICP data. Then it will be tested with altitude accuracy test and planimetric test to find a better method. In results, orthophoto acquisition results in better data modeling quality compared to the results of the oblique photo acquisition. In the planimetric test calculation, orthophoto has a RMSE of 1.127 m with an average value of 1.277 m. For oblique photos, the RMSE calculation result is 1.363 with an average value of 3.175 m. In the high accuracy test, orthophoto has a RMSE of 1.997 m and oblique photos have a RMSE of 4.247 m. Keywords: Photogrammetry, Pix4Dmapper, Three-dimensional modeling, UAV }, issn = {2809-9672}, pages = {354--363} doi = {10.14710/jgundip.2020.26180}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/26180} }
Refworks Citation Data :
Pemodelan tiga dimensi merupakan salah satu metode yang sangat dikembangkan beberapa tahun belakangan ini dalam menggambarkan secara kesuluruhan suatu objek. Salah satu manfaat dari metode merupakan merekonstruksi bangunan yang mengalami kerusakan akibat suatu kecelakaan atau bencana alam. Untuk membentuk pemodelan tiga dimensi diperlukan beberapa data foto udara yang overlap minimal 60% dan sidelap minimal 30%. penelitian ini menggunakan DJI Phantom 4 dan menggunakan dua metode pengambilan foto udara, yaitu secara vertikal (orto) dan miring (oblique). Kemiringan foto udara akan sebesar 45º dalam akuisisi foto oblique. Kedua metode tersebut akan diolah menggunakan software Pix4Dmapper dan menggunakan data GCP yang disebar secara merata. Kemudian akan diuji dengan uji akurasi ketinggian dan uji planimetrik guna mencari metode yang lebih baik. Akuisisi orthofoto menghasilkan kualitas data pemodelan yang lebih baik dibandingkan dengan hasil akuisisi oblique foto. Hasil perhitungan uji planimetrik, orthofoto memiliki nilai RMSE (root mean square error) sebesar 1,127 m dengan nilai rata-rata sebesar 1,271 m. Hasil perhitungan RMSE foto oblique sebesar 1,363 m dengan nilai rata-rata sebesar 3,175 m. Hasil uji akurasi tinggi, orthofoto memiliki RMSE sebesar 1,997 m dan oblique foto memiliki RMSE sebesar 4,247 m.
Kata Kunci: Fotogrametri, Pemodelan tiga dimensi, Pix4Dmapper, UAV
ABSTRACT
Three-dimensional modeling is method that has been grown in recent years in describing the entire object. The benefits of this method is to reconstruct buildings that have been damaged due to an accident or natural disaster. To form a three-dimensional modeling requires some aerial photo data that overlaps at least 60% and sidelap at least 30%. In this study, researchers used DJI Phantom 4 and used two methods of capturing aerial photographs, vertical (ortho) and oblique. The slope of the aerial photograph will use 45º. Both methods will be processed using Pix4Dmapper software using GCP and ICP data. Then it will be tested with altitude accuracy test and planimetric test to find a better method. In results, orthophoto acquisition results in better data modeling quality compared to the results of the oblique photo acquisition. In the planimetric test calculation, orthophoto has a RMSE of 1.127 m with an average value of 1.277 m. For oblique photos, the RMSE calculation result is 1.363 with an average value of 3.175 m. In the high accuracy test, orthophoto has a RMSE of 1.997 m and oblique photos have a RMSE of 4.247 m.
Keywords: Photogrammetry, Pix4Dmapper, Three-dimensional modeling, UAV
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro