skip to main content

STUDI PERBANDINGAN METODE ARVI, EVI 2 DAN NDVI UNTUK PENENTUAN KERAPATAN TAJUK DALAM IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DI KABUPATEN BOYOLALI (Studi Kasus: Kecamatan Ampel, Kecamatan Cepogo, Kecamatan Selo dan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)

Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 21 Dec 2018; Published: 7 Jan 2019.

Citation Format:
Abstract

Pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan lingkungan disekitarnya dan peruntukan penggunaan lahan menjadikan lahan yang ada menjadi lahan kritis. Beberapa lahan kritis di Kabupaten Boyolali terletak di kawasan lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang wilayahnya cukup luas dan memiliki topografi yang beragam. Lahan kritis ditentukan dengan Peraturan Direktur Jendral Bina Pengelolaan Daerah Sungai dan Perhutanan Sosial Nomor : P.4/V-SET/2013 tentang petunjuk teknis penyusunan data spasial lahan kritis. Pada peraturan tersebut terdapat 5 parameter yang menjadi acuan dalam penentuan lahan kritis dan penutupan lahan menjadi indikator terpenting dalam penentuan lahan kritis. Pemetaan penutupan lahan dapat menggunakan metode ARVI, EVI 2 dan NDVI. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan indeks vegetasi terbaik antara metode ARVI, EVI 2 dan NDVI. Indeks vegetasi terbaik diperoleh dari perbandingan hasil pengolahan citra Sentinel-2A dengan hasil validasi lapangan menggunakan 72 titik yang tersebar diseluruh wilayah penelitian. Indeks vegetasi terbaik digunakan lebih lanjut dalam penentuan lahan kritis dengan metode scoring dan pembobotan sesuai dengan Peraturan Direktur Jendral Bina Pengelolaan Daerah Sungai dan Perhutanan Sosial Nomor : P.4/V-SET/2013. ARVI hanya menyajikan 4 kelas kerapatan tajuk yaitu tanpa kelas sangat rapat dengan didominasi kelas kerapatan buruk (77,27%). NDVI didominasi kelas kerapatan sangat rapat (59,92%). EVI 2 didominasi kelas kerapatan sedang (48,37%). NDVI menjadi metode terbaik dengan tingkat kesesuaian mencapai 59,92%, diikuti oleh EVI 2 sebesar 27,77% dan ARVI 13,8%. Hasil lahan kritis per fungsi kawasan didapatkan hasil bahwa kawasan hutan lindung didominasi oleh kelas potensial kritis dengan luas total 2447,19 ha. Lahan kritis di kawaasan budidaya pertanian didominasi kelas agak kritis dengan 9.367,80 ha. Lahan kritis di kawasan lindung diluar kawasan hutan didominasi kelas agak kritis dengan luas 13,9 ha.

Fulltext View|Download
Keywords: ARVI, EVI 2, indeks vegetasi, lahan kritis, NDVI, Sentinel-2A

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.