skip to main content

ANALISIS PENGARUH ANGIN MONSUN TERHADAP PERUBAHAN CURAH HUJAN DENGAN PENGINDERAAN JAUH (STUDI KASUS: PROVINSI JAWA TENGAH)

Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 21 Dec 2018; Published: 7 Jan 2019.

Citation Format:
Abstract

Indonesia merupakan negara yang berperan besar terhadap kontribusi curah hujan di dunia, yaitu sebesar 50 gr/cm2. Sebagai negara maritim, variabilitas curah hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas angin monsun. Aktivitas angin monsun yang mempengaruhi di wilayah Indonesia termasuk Provinsi Jawa Tengah adalah angin monsun barat (Asia) dan angin monsun timur (Australia). Angin monsun Asia mempengaruhi variabilitas curah hujan pada saat musim hujan dan angin monsun Australia berpengaruh terhadap variabilitas curah hujan pada saat musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh angin monsun terhadap variabilitas curah hujan di Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan ialah angin zonal NCEPReanalysis pada level ketinggian 850 milibar hourly dan curah hujan TRMM hourly dari tahun 1998 – 2017. Metode pengolahan data penelitian menggunakan bahasa pemrograman untuk mendapatkan indeks monsun Asia,  indeks monsun Australia, angin zonal dan curah hujan di Provinsi Jawa Tengah. Indeks monsun yang digunakan untuk melihat variabilitas angin zonal dan curah hujan ialah Western North Pasific Monsoon Index (WNPMI) dan Australian Monsoon Index (AUSMI). Hasil penelitian yang diperoleh berupa peta sebaran angin zonal dan curah hujan untuk melihat pengaruh dari angin monsun berdasarkan indeks WNPMI dan AUSMI. Kecepatan angin zonal pada saat normal rata-rata sebesar -5,211 m/s (musim hujan) dan +4,682 (musim kemarau). Pada saat WNPMI – AUSMI Kuat mengakibatkan kenaikan sebesar 0,410 m/s dan 0,515 m/s, sedangkan pada saat WNPMI – AUSMI Lemah mengakibatkan penurunan sebesar 0,443 m/s dan 0,724 m/s. Intensitas curah hujan pada saat keadaan normal sebesar 98,208 mm/hr (musim hujan) dan 32,831 mm/hr (musim kemarau). Pada saat WNPMI Kuat – Lemah dan AUSMI Lemah mengakibatkan kenaikan sebesar 5,944 mm/hr, 7,548 mm/hr dan 14,310 mm/hr, sedangkan pada saat AUSMI Kuat mengakibatkan penurunan sebesar 2,214 mm/hr. Korelasi antara angin zonal dan curah hujan pada saat normal, WNPMI – AUSMI Kuat – Lemah sebesar -0,902, -0,836, -0,955, -0,941 dan -0,956. Berdasarkan koefisien korelasi menunjukkan bahwa adanya pengaruh angin zonal dan curah hujan yang sangat kuat dimana setiap kenaikan kecepatan angin zonal mengakibatkan penurunan curah hujan dan penurunan kecepatan angin zonal mengakibatkan kenaikan curah hujan.

Fulltext View|Download
Keywords: Angin Zonal, Curah Hujan, Indeks Monsun, Korelasi, NCEPReanalysis, TRMM

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.