Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip22425, author = {DIYANAH DIYANAH and Yudo Prasetyo and Hana Firdaus}, title = {STUDI KORELASI KAPASITAS AKUIFER TERHADAP PENURUNAN MUKA TANAH DENGAN METODE PS-InSAR (STUDI KASUS : KOTA SEMARANG)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {7}, number = {4}, year = {2018}, keywords = {Akuifer, Korelasi, MAT, Penurunan Muka Tanah, PS InSAR}, abstract = { Air merupakan sumber daya alam yang menjadi hal pokok yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian air dalam kehidupan sehari-hari masyarakat maupun kegiatan industri masih mengandalkan dari alam, yaitu berupa air tanah. Pengambilan air terus menerus terutama di kota-kota besar yang ada di Indonesia akan berdampak buruk bagi lingkungan yang mengakibatkan perubahan dari lingkungan itu sendiri. Perubahan lingkungan akibat dari dampak pengambilan air yang mungkin terjadi adalah penurunan muka tanah (PMT). Untuk itu pada penelitian ini akan mengkaji hubungan korelasi antara dua hal tersebut. Pengamatan perubahan akuifer pada penelitian ini diamati pada dua jenis akuifer, yaitu akuifer dalam dan akuifer dangkal menggunakan data muka air tanah (MAT) dari sumur pantau pada akuifer dalam dan data MAT sumur dangkal pada akuifer dangkal. Sedangkan untuk pengamatan penurunan muka tanah menggunakan metode PS InSAR. Metode tumpang susun digunakan untuk mengorelasikan pengaruh perubahan akuifer dangkal terhadap PMT di Kota Semarang. Pengamatan pada akuifer dalam, digunakan hubungan korelasi yang dilihat dari kenaikan dan penurunan grafik dari MAT akuifer dalam dan kenaikan dan penurunan muka tanah rata-rata dari PS InSAR. Hasil pengolahan PS InSAR didapatkan nilai rata-rata penurunan muka tanah rata-rata pertahun dengan rentang 0±3,4 cm hingga 4,5±3,4 cm dan dari hasil pengolahan didapatkan infomasi penurunan muka tanah terbesar terdapat pada daerah Kecamatan Semarang Utara, Semarang Barat, Pedurungan dan Genuk. Hasil korelasi menunjukan bahwa perubahan akuifer dangkal memiliki pengaruh dengan penurunan muka tanah dengan tingkat korelasi yang sangat tinggi, sebesar 47,58%, korelasi tinggi sebesar 16,09%, korelasi sedang sebesar 16,29% dan rendah sebesar 20,02 %. Sedangkan pada perubahan kapasitas akuifer dalam tidak berpengaruh pada penurunan muka tanah. }, issn = {2809-9672}, pages = {206--214} doi = {10.14710/jgundip.2018.22425}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/22425} }
Refworks Citation Data :
Air merupakan sumber daya alam yang menjadi hal pokok yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian air dalam kehidupan sehari-hari masyarakat maupun kegiatan industri masih mengandalkan dari alam, yaitu berupa air tanah. Pengambilan air terus menerus terutama di kota-kota besar yang ada di Indonesia akan berdampak buruk bagi lingkungan yang mengakibatkan perubahan dari lingkungan itu sendiri. Perubahan lingkungan akibat dari dampak pengambilan air yang mungkin terjadi adalah penurunan muka tanah (PMT). Untuk itu pada penelitian ini akan mengkaji hubungan korelasi antara dua hal tersebut.
Pengamatan perubahan akuifer pada penelitian ini diamati pada dua jenis akuifer, yaitu akuifer dalam dan akuifer dangkal menggunakan data muka air tanah (MAT) dari sumur pantau pada akuifer dalam dan data MAT sumur dangkal pada akuifer dangkal. Sedangkan untuk pengamatan penurunan muka tanah menggunakan metode PS InSAR. Metode tumpang susun digunakan untuk mengorelasikan pengaruh perubahan akuifer dangkal terhadap PMT di Kota Semarang. Pengamatan pada akuifer dalam, digunakan hubungan korelasi yang dilihat dari kenaikan dan penurunan grafik dari MAT akuifer dalam dan kenaikan dan penurunan muka tanah rata-rata dari PS InSAR.
Hasil pengolahan PS InSAR didapatkan nilai rata-rata penurunan muka tanah rata-rata pertahun dengan rentang 0±3,4 cm hingga 4,5±3,4 cm dan dari hasil pengolahan didapatkan infomasi penurunan muka tanah terbesar terdapat pada daerah Kecamatan Semarang Utara, Semarang Barat, Pedurungan dan Genuk. Hasil korelasi menunjukan bahwa perubahan akuifer dangkal memiliki pengaruh dengan penurunan muka tanah dengan tingkat korelasi yang sangat tinggi, sebesar 47,58%, korelasi tinggi sebesar 16,09%, korelasi sedang sebesar 16,29% dan rendah sebesar 20,02 %. Sedangkan pada perubahan kapasitas akuifer dalam tidak berpengaruh pada penurunan muka tanah.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro