Teknik Geodesi Fakultas Teknik Univeritas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip20657, author = {Wahyu Setianingsih and Bandi Sasmito and Nurhadi Bashit}, title = {ANALISIS SEA LEVEL RISE DI LAUT UTARA JAWA TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI WILAYAH DEMAK PADA TAHUN 2006-2016}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {Garis pantai, Landsat , Satelit Altimetri, Sea Level Rise, Sea Level Anomaly}, abstract = { ABSTRAK Pemanasan global menyebabkan es di kutub utara meleleh sehingga memberikan dampak naiknya permukaan air laut di seluruh dunia. Kenaikan muka laut memberikan dampak pada pesisir laut seperti abrasi pantai, munculnya genangan pada wilayah pesisir, serta tenggelamnya pulau-pulau kecil. Kenaikan muka laut dapat menyebabkan berkurangnya wilayah daratan yang diindikasikan oleh perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai perlu dipantau agar dapat mengetahui besaran perubahan sehingga dapat mengantisipasi dampaknya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau perubahan garis pantai adalah menggunakan teknologi pengindraan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran kenaikan muka laut dan besaran perubahan garis pantai. Data yang digunakan adalah satelit altimetri Jason-1 dan Jason-2, satelit Landsat 7 ETM+ tahun 2006 dan 2011 serta Landsat 8 tahun 2016. Data satelit altimetri digunakan untuk menghitung nilai kenaikan muka laut di Laut Jawa. Pengolahan data Sea Level Anomaly (SLA) menggunakan interpolasi Inverse Distance Weighte (IDW) . Kenaikan muka laut ditentukan dengan analisis trend linier . Pemisahan antara batas air dan darat menggunakan metode band ratio pada kanal hijau dan NIR. Perubahan garis pantai dihitung dengan menggunakan DSAS ( Digital Shoreline Analysis System ). Hasil pengolahan data diperoleh rata-rata kenaikan muka laut di Laut Jawa pada tahun 2006 sampai 2016 sebesar +6,80 mm/tahun. Kenaikan tertinggi berada pada perairan Jakarta sebesar +11,043 mm/tahun dan terendah berada pada perairan Surabaya dengan nilai kenaikan sebesar +3,85 mm/tahun. Kenaikan di perairan Semarang sebesar +5,52 mm/tahun yang digunakan sebagai validasi dengan data pasang surut Semarang. Rata-rata perubahan garis pantai di wilayah Demak sebesar -119,08 m. Abrasi paling besar terjadi di Kecamatan Sayung sebesar -691 m. Akresi terbesar terjadi di Kecamatan Wedung sebesar +512,48 m.}, issn = {2809-9672}, pages = {53--64} doi = {10.14710/jgundip.2018.20657}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/20657} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Pemanasan global menyebabkan es di kutub utara meleleh sehingga memberikan dampak naiknya permukaan air laut di seluruh dunia. Kenaikan muka laut memberikan dampak pada pesisir laut seperti abrasi pantai, munculnya genangan pada wilayah pesisir, serta tenggelamnya pulau-pulau kecil. Kenaikan muka laut dapat menyebabkan berkurangnya wilayah daratan yang diindikasikan oleh perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai perlu dipantau agar dapat mengetahui besaran perubahan sehingga dapat mengantisipasi dampaknya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau perubahan garis pantai adalah menggunakan teknologi pengindraan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran kenaikan muka laut dan besaran perubahan garis pantai.
Data yang digunakan adalah satelit altimetri Jason-1 dan Jason-2, satelit Landsat 7 ETM+ tahun 2006 dan 2011 serta Landsat 8 tahun 2016. Data satelit altimetri digunakan untuk menghitung nilai kenaikan muka laut di Laut Jawa. Pengolahan data Sea Level Anomaly (SLA) menggunakan interpolasi Inverse Distance Weighte (IDW). Kenaikan muka laut ditentukan dengan analisis trend linier. Pemisahan antara batas air dan darat menggunakan metode band ratio pada kanal hijau dan NIR. Perubahan garis pantai dihitung dengan menggunakan DSAS (Digital Shoreline Analysis System).
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro