Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip15217, author = {Bobby Indra Kusuma and Moehammad Awaluddin and Bambang Yuwono}, title = {SURVEY DEFORMASI SESAR KALIGARANG DENGAN METODE PENGAMATAN GPS TAHUN 2016}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {6}, number = {1}, year = {2017}, keywords = {Sesar, Sesar Kaligarang, Jaringan Titik Kontrol, GPS, GAMIT 10.6}, abstract = { ABSTRAK Semarang terletak pada bagian utara Pulau Jawa memiliki kemungkinan terjadinya pergerakan lempeng tektonik, yaitu sesar. Salah satu sesar yang berada di Semarang adalah Sesar Kaligarang. Sesar Kaligarang adalah sesar yang telah ada sejak zaman tersier dan aktif kembali di zaman kuarter. Sesar Kaligarang terdapat pada lembah Sungai Kaligarang yang membelah wilayah Semarang pada arah hampir utara – selatan. Penentuan deformasi Sesar kaligarang dapat ditentukan dengan pengamatan secara berkala. Pengamatan deformasi Sesar Kaligarang dapat dilakukan dengan pengamatan GPS Dual Frequency. Perencanaan untuk pemasangan titik kontrol pengamatan dilakukan sesuai dengan bidang sesar. Perencanaan dan pemasangan titik pengamatan berdasarkan analisis mengenai geomorfologi dari Sesar Kaligarang untuk mengetahui segmen sesar yang aktif. Pemasangan titik kontrol pengamatan dipasang sesuai bidang pusat sesar yang aktif. Pengamatan pada titik kontrol dilakukan dengan metode statik, dan berlangsung selama 7-8 jam. Data pengamatan GPS diolah menggunakan software ilmiah yaitu GAMIT 10.6. Hasil pengolahan dari GAMIT 10.6 pada file GLOBK adalah koordinat kartesian 3D dan koordinat toposentrik yang masing – masing memiliki simpangan baku. Hasil pada penelitian ini adalah desain titik kontrol baru pengamatan GPS yang dipasang tegak lurus terhadap bidang pusat Sesar Kaligarang yang aktif. Jarak antara titik kontrol pengamatan sebesar 1-2 kilometer. Pengolahan data yang diikatkan terhadap stasiun IGS BAKO, COCO, DARW, GUAM, IISC dan PIMO menghasilkan rata-rata simpangan baku n = 0,004401 m; e = 0,004641 m; z = 0,004972 m. Kata Kunci : Sesar, Sesar Kaligarang, Jaringan Titik Kontrol, GPS, GAMIT 10.6 ABSTRACT Semarang City located in the northern of Java Island has the possibility of tectonic plate movement, for the example is fault. One of the faults in Semarang is Kaligarang Fault. Kaligarang Fault is a fault that has existed since the time of tertiary and active back in the days of the quarter. Kaligarang Fault located in Kaligarang River’s valley that divides the area of Semarang in the direction nearly north - south. Determining Kaligarang Fault deformation can be determined by periodic observation. Kaligarang Fault deformation can be observed with Dual Frequency GPS observations. Planning for the installation of the control point observations were made in accordance with the fault plane. Planning and installation of observation points based on the geomorphology analysis of Kaligarang Fault to reveal the segments of active faults. Setting-up the control points must be installed in accordance field observations about the center of active faults. Observations on the control point is done with static methods, and lasts for 7-8 hours. GPS observation data is processed using scientific software, which is GAMIT 10.6. The results of the processing from GAMIT 10.6 on GLOBK file is a 3D cartesian coordinates and toposentrik coordinate that each has a standard deviation. The results of this research is design of new control points GPS observations, that are mounted perpendicular to the center active plane of Kaligarang Fault. The distance between control point observation is 1-2 kilometers. Data processing is tied to the IGS station BAKO, COCO, DRAW, GUAM, IISC and PIMO produces an average standard deviation n = 0,004401 m; e = 0,004641 m; z = 0,004972 m. Keywords : Fault, Kaligarang Fault, Network Control Point, GPS, GAMIT 10.6 }, issn = {2809-9672}, pages = {93--99} doi = {10.14710/jgundip.2017.15217}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/15217} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Semarang terletak pada bagian utara Pulau Jawa memiliki kemungkinan terjadinya pergerakan lempeng tektonik, yaitu sesar. Salah satu sesar yang berada di Semarang adalah Sesar Kaligarang. Sesar Kaligarang adalah sesar yang telah ada sejak zaman tersier dan aktif kembali di zaman kuarter. Sesar Kaligarang terdapat pada lembah Sungai Kaligarang yang membelah wilayah Semarang pada arah hampir utara – selatan. Penentuan deformasi Sesar kaligarang dapat ditentukan dengan pengamatan secara berkala.
Pengamatan deformasi Sesar Kaligarang dapat dilakukan dengan pengamatan GPS Dual Frequency. Perencanaan untuk pemasangan titik kontrol pengamatan dilakukan sesuai dengan bidang sesar. Perencanaan dan pemasangan titik pengamatan berdasarkan analisis mengenai geomorfologi dari Sesar Kaligarang untuk mengetahui segmen sesar yang aktif. Pemasangan titik kontrol pengamatan dipasang sesuai bidang pusat sesar yang aktif. Pengamatan pada titik kontrol dilakukan dengan metode statik, dan berlangsung selama 7-8 jam. Data pengamatan GPS diolah menggunakan software ilmiah yaitu GAMIT 10.6. Hasil pengolahan dari GAMIT 10.6 pada file GLOBK adalah koordinat kartesian 3D dan koordinat toposentrik yang masing – masing memiliki simpangan baku.
Hasil pada penelitian ini adalah desain titik kontrol baru pengamatan GPS yang dipasang tegak lurus terhadap bidang pusat Sesar Kaligarang yang aktif. Jarak antara titik kontrol pengamatan sebesar 1-2 kilometer. Pengolahan data yang diikatkan terhadap stasiun IGS BAKO, COCO, DARW, GUAM, IISC dan PIMO menghasilkan rata-rata simpangan baku n = 0,004401 m; e = 0,004641 m; z = 0,004972 m.
Kata Kunci : Sesar, Sesar Kaligarang, Jaringan Titik Kontrol, GPS, GAMIT 10.6
ABSTRACT
Semarang City located in the northern of Java Island has the possibility of tectonic plate movement, for the example is fault. One of the faults in Semarang is Kaligarang Fault. Kaligarang Fault is a fault that has existed since the time of tertiary and active back in the days of the quarter. Kaligarang Fault located in Kaligarang River’s valley that divides the area of Semarang in the direction nearly north - south. Determining Kaligarang Fault deformation can be determined by periodic observation.
Kaligarang Fault deformation can be observed with Dual Frequency GPS observations. Planning for the installation of the control point observations were made in accordance with the fault plane. Planning and installation of observation points based on the geomorphology analysis of Kaligarang Fault to reveal the segments of active faults. Setting-up the control points must be installed in accordance field observations about the center of active faults. Observations on the control point is done with static methods, and lasts for 7-8 hours. GPS observation data is processed using scientific software, which is GAMIT 10.6. The results of the processing from GAMIT 10.6 on GLOBK file is a 3D cartesian coordinates and toposentrik coordinate that each has a standard deviation.
The results of this research is design of new control points GPS observations, that are mounted perpendicular to the center active plane of Kaligarang Fault. The distance between control point observation is 1-2 kilometers. Data processing is tied to the IGS station BAKO, COCO, DRAW, GUAM, IISC and PIMO produces an average standard deviation n = 0,004401 m; e = 0,004641 m; z = 0,004972 m.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro