Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip13872, author = {Galih Rakapuri and Bambang Sudarsono and Bambang Yuwono}, title = {PEMODELAN GEOID LOKAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Studi Kasus: Universitas Diponegoro Semarang}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {5}, number = {4}, year = {2016}, keywords = {Geoid, Geometrik, Gravimetrik, Undulasi}, abstract = { ABSTRAK Geoid disebut sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya.Lebih jauh geoid di definisikan sebagai bidang equipotensial gayaberat atau bidang nivo yang berimpit dengan permukaan laut rata – rata dan tidak terganggu (Kahar, S. 2007).Di dalam geodesi geoid bereferensi terhadap ellipsoid karena ellipsoid merupakan model matematis pendekatan bumi.Jarak antara permukaan ellipsoid dengan geoid dinamakan undulasi geoid.Di dalam geodesi besaran tinggi adalah salah satu unsur posisi yang sangat penting. Dalam penelitian ini metodologi yag digunakan adalah pengukuran gravimeter yang hasilnya diolah di software gravsoft sehingga menghasilkan pola undulasi gravimetrik. Dibandingkan dengan metodologi pengukuran sipat datar dan GPS geodetik sehingga menghasilkan tinggi H elevasi (ortometrik) dan tinggi h ellipsoid, hasil dari pengukuran digabungkan untuk menghasilkan pola undulasi geometrik . Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai undulasi geoid didalam Universitas Diponegoro Tembalang Semarang yang dihasilkan dari metode gravimetrik menggunakan model gayaberat terukur berada pada rentang nilai terendah 26,177 meter berada di titik GD 35 hingga rentang nilai tertinggi 26,1960meter berada di titik GD 23 dan GD 22. Sedangkan untuk nilai undulasi geoid local di wilayah Universitas Diponegoro Tembalang Semarang yang dihasilkan dari metode geometrik berada pada rentang nilai 26,658 meter di GD 35 hingga 26,737 meter di GD 05.Hasil geoid lokal Diponegoro Tembalang Semarang belum bisa di jadikan acuan tinggi untuk pengukuran praktis, kaerna nilai hasil pengukuran belum teliti. Kata Kunci : Geoid, Geometrik, Gravimetrik, Undulasi ABSTRACT Geoid is called as an earth model which approach to the real earth surface. Furthermore, geoid is an gravity equipotential field or nivo field which coincide to the mean sea level and not disturb field (?) Geoid is referenced to ellipsoid because ellipsoid is mathematical model of earth approach. The distant between ellipsoid surface and geoid is called geoid undulation. Height element is one of important position elements in geodesy science. This research used gravimeter measurement method which its results was analyzed using gravsoft software so that producing the gravimetric undulation patterns. It then compared to leveling and GPS Geodetic method in order to get the result as H-elevation (orthometrik) and h-elevation (ellipsoid). The results of measuring was then combined to get geometric undulation patterns. By this research, it was finally known that geoid undulation value in Diponegoro University, Semarang which was gotten from gravimetric method used measured-gravity model has the lowest value of 26 , 177 in GD 35 and the highest value of 26 , 196 in GD 23 and GD 22. Besides, local geoid undulation value in Diponegoro University, Tembalang which was gotten from geometric method was in range of 26 , 65 8 – 26 , 737 in GD 35 and GD 05, respectively. Local geoid result in Diponegoro Semarang can’t be used as reference for height practical measurement model because it is still not accurate. Keywords : Geoid, Geometrik, Gravimetry, Undulation *) Penulis , PenanggungJawab }, issn = {2809-9672}, pages = {15--21} doi = {10.14710/jgundip.2016.13872}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/13872} }
Refworks Citation Data :
Geoid disebut sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya.Lebih jauh geoid di definisikan sebagai bidang equipotensial gayaberat atau bidang nivo yang berimpit dengan permukaan laut rata – rata dan tidak terganggu (Kahar, S. 2007).Di dalam geodesi geoid bereferensi terhadap ellipsoid karena ellipsoid merupakan model matematis pendekatan bumi.Jarak antara permukaan ellipsoid dengan geoid dinamakan undulasi geoid.Di dalam geodesi besaran tinggi adalah salah satu unsur posisi yang sangat penting.
Dalam penelitian ini metodologi yag digunakan adalah pengukuran gravimeter yang hasilnya diolah di software gravsoft sehingga menghasilkan pola undulasi gravimetrik. Dibandingkan dengan metodologi pengukuran sipat datar dan GPS geodetik sehingga menghasilkan tinggi H elevasi (ortometrik) dan tinggi h ellipsoid, hasil dari pengukuran digabungkan untuk menghasilkan pola undulasi geometrik .
Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai undulasi geoid didalam Universitas Diponegoro Tembalang Semarang yang dihasilkan dari metode gravimetrik menggunakan model gayaberat terukur berada pada rentang nilai terendah 26,177 meter berada di titik GD 35 hingga rentang nilai tertinggi 26,1960meter berada di titik GD 23 dan GD 22. Sedangkan untuk nilai undulasi geoid local di wilayah Universitas Diponegoro Tembalang Semarang yang dihasilkan dari metode geometrik berada pada rentang nilai 26,658 meter di GD 35 hingga 26,737 meter di GD 05.Hasil geoid lokal Diponegoro Tembalang Semarang belum bisa di jadikan acuan tinggi untuk pengukuran praktis, kaerna nilai hasil pengukuran belum teliti.
Kata Kunci : Geoid, Geometrik, Gravimetrik, Undulasi
ABSTRACT
Geoid is called as an earth model which approach to the real earth surface. Furthermore, geoid is an gravity equipotential field or nivo field which coincide to the mean sea level and not disturb field (?) Geoid is referenced to ellipsoid because ellipsoid is mathematical model of earth approach. The distant between ellipsoid surface and geoid is called geoid undulation. Height element is one of important position elements in geodesy science.
This research used gravimeter measurement method which its results was analyzed using gravsoft software so that producing the gravimetric undulation patterns. It then compared to leveling and GPS Geodetic method in order to get the result as H-elevation (orthometrik) and h-elevation (ellipsoid). The results of measuring was then combined to get geometric undulation patterns.
By this research, it was finally known that geoid undulation value in Diponegoro University, Semarang which was gotten from gravimetric method used measured-gravity model has the lowest value of 26,177 in GD 35 and the highest value of 26,196 in GD 23 and GD 22. Besides, local geoid undulation value in Diponegoro University, Tembalang which was gotten from geometric method was in range of 26,658 – 26,737 in GD 35 and GD 05, respectively. Local geoid result in Diponegoro Semarang can’t be used as reference for height practical measurement model because it is still not accurate.
Keywords : Geoid, Geometrik, Gravimetry, Undulation
*) Penulis, PenanggungJawab
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro