skip to main content

ANALISIS PENENTUAN ZONASI RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kabupaten Banjarnegara)

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 2 Feb 2016.

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

 

Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu daerah di wilayah provinsi Jawa Tengah yang masuk dalam kategori sangat rawan bencana tanah longsor. Sebanyak 134 kasus tanah longsor terjadi dari tahun 2012-2014. Maka dibutuhkan pemetaan risiko bencana tanah longsor sebagai upaya mitigasi bencana di Kabupaten Banjarnegara.

Pemetaan risiko bencana tanah longsor berbasis Sistem Informasi Geografis dibuat dengan software GIS dengan cara skoring dan pembobotan, serta tumpang susun (overlay) antar parameter penyusunnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia) dan AHP (Analythical Hierarchy Process) kemudian akan diketahui metode mana yang  lebih mendekati keadaan nyata di lapangan.

Dari hasil pemetaan risiko bencana tanah longsor metode SNI diperoleh daerah risiko tinggi sebesar 69,961%, sedang 25,868%, dan rendah 4,171%. Sedangkan hasil metode AHP diperoleh daerah risiko tinggi sebesar 73,244%, sedang 23,592%, dan rendah 3,165% yang tersebar di Kabupaten Banjarnegara. Dari hasil validasi lapangan didapatkan kesesuain untuk metode SNI sebesar 65% dan 45% untuk hasil metode AHP. Perangkat lunak SIG dapat digunakan sebagai media pembuatan peta dengan metode bobot dan skoring. 

 

Kata kunci: Tanah Longsor, AHP , SNI, Peta Risiko, SIG,

 

 

 

 

Top of Form

ABSTRACT

 

Banjarnegara Regency is located in the province of Central Java which has high risk to landslide. There were 134 cases of landslide occur from 2012- 2014. Therefore, mapping of the risks of landslide is required as disaster mitigation efforts in the Banjarnegara Regency.

Mapping of landslide risks based on Geographic Information System created with GIS software by scoring and weighting, and overlays  between constituent parameters. In this research, using two methods namely SNI (Indonesian National Standard) and AHP (Analythical Hierarchy Process) then will be known which method is closer to the real situation on the field

From the result of mapping of the risks of landslide using SNI method obtained high-risk areas by 69,961%, medium 25,868%, dan low risk level 4,171%. Whereas from AHP method result obtained high-risk areas by 73,244%, medium 23,592%, dan low risk level 3,165% that scattered in the Banjarnegara Regency. From the field validation obtained conformity to SNI by 65% and 45% for the result of AHP. GIS software can be used as media of making map by the method of weighting and scoring.

 

Keywords : Landslide, AHP , SNI, Risk Map, GIS,

 

*) Penulis, PenanggungJawab
Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.