skip to main content

LURUHNYA SILA KEDUA PANCASILA

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 22 Oct 2014.

Citation Format:
Abstract
Tawuran pelajar yang melibatkan tindakan kekerasan sudah menjadi sorotan publik yang tidak bisa dianggap sebagai hal ringan. Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila. Banyaknya tawuran hingga menelan korban merefleksikan sudah mulai luruhnya nilai-nilai luhur Pancasila. Tawuran merupakan perilaku yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan khususnya pada Pancasila, yaitu sila kedua. Remaja mengalami ketegangan emosi yang tinggi sebagai wujud transisi dari jiwa anak-anak menuju dewasa. Salah satu unsur kepribadian yang penting dalam menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungan adalah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun dalam berhubungan dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosi pada pelajar pelaku tawuran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek dipilih menggunakan teknik snowball dengan jumlah subjek semakin lama semakin besar. Hasil penelitian ditemukan bahwa gambaran kecerdasan emosi pelaku tawuran menunjukkan ketiga subjek menunjukkan sikap mudah terpengaruh dan memiliki dorongan belajar yang kurang karena sering membolos. Ketiga subjek memiliki solidaritas yang tinggi terhadap teman kelompoknya apabila menjadi korban tawuran. Subjek 1 dan 2 menunjukkan sikap pemalu, subjek 3 menunjukkan sikap kurang percaya diri. Subjek 1 dan 3 tertutup apabila memiliki masalah, subjek 2 terbuka dengan orang lain apabila ada masalah. Subjek 1 melampiaskan emosinya dengan bermain, subjek 2 dengan tidur, dan subjek 3 dengan minum minuman keras. Faktor pembentuk kecerdasan emosi pada ketiga subjek yang paling berpengaruh adalah lingkungan. Faktor lain yang mempengaruhi antara lain pola asuh, pengalaman, kepribadian, peraturan sekolah, dan usia.
Fulltext View|Download
Keywords: kecerdasan emosi, tawuran, pelajar, Pancasila.

Article Metrics:

  1. Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kcerdasan Emosi dan Spiritual- ESQ. Jakarta: Penerbit Arga
  2. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  3. Goleman, D. 2002. Emotional Intelligence: Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  4. Herdiansyah, H. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika
  5. Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma
  6. Munthe, Jenda. 2013. Tawuran Pelajar Meningkat Tajam. http://www.shnews.co /detile-29900-2013-tawuran-pelajar-meningkat-tajam.html. Diakses pada Tanggal 23 Desember 2013 pukul 19.51 WIB
  7. Nurdiaman,Aa. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Kecakapan Berbangsa dan Bernegara. Bandung: Pribumi Mekar
  8. Rudi, A. 2013.Selain Tradisi Kekerasan Ini Penyebab Lain Tawuran Pelajar. http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/11/1840481/Selain.Tradisi.K ekerasan.Ini.Penyebab.Lain.Tawuran.Pelajar. Diakses pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 14.50 WIB
  9. Santrock, J.W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Alih Bahasa: Adelar, S.B., Saragih, S. Jakarta: Erlangga
  10. Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia
  11. Sarwono, S. W. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.