skip to main content

MEMAKNAI NASIONALISME

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 22 Apr 2014.

Citation Format:
Abstract

Mahasiswa memiliki peran besar dalam pembentukan nasionalisme bangsa Indonesia yang lahir atas dasar kesadaran bersama melawan kolonialisme. Sebagian masyarakat memandang bahwa nasionalisme mahasiswa telah pudar meskipun tanpa didukung kajian ilmiah. Tujuan penelitian adalah memahami makna dan faktor-faktor yang mempengaruhi nasionalisme pada presiden mahasiswa.

Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumen. Subjek penelitian berjumlah empat orang yang diperoleh dari teknik pemilihan purposif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa presiden mahasiswa memaknai nasionalisme sebagai perasaan bangga dan cinta terhadap bangsa yang diwujudkan melalui tindakan. Presiden mahasiswa menilai bahwa nasionalisme penting dan relevan untuk diterapkan pada masa sekarang. Nasionalisme berfungsi sebagai identitas sosial. Presiden mahasiswa merasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Rasa bangga diwujudkan dengan melakukan autokritik atas kondisi bangsa Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia, memakai produk lokal, mengedukasi mahasiswa dan masyarakat, menolak kerjasama asing, mengawal pemilihan umum, mengawal kasus korupsi, serta mempersiapkan diri untuk berkontribusi di masa yang akan datang. Faktor yang mempengaruhi nasionalisme presiden mahasiswa ialah orang yang dianggap penting, organisasi, media massa, pendidikan, agama, dan pengalaman berkesan.

Fulltext View|Download
Keywords: nasionalisme, makna, presiden mahasiswa

Article Metrics:

  1. Ahmadi, A. (2009). Ilmu sosial dasar. Jakarta: Rineka Cipta
  2. Asdar, M. (2013, Agustus 31). Pengelolaan migas asing rugikan negara. Fajar Makassar. Diakses dari http://www.fajar.co.id/bisnisekonomi/2899011_5962 .html
  3. Azwar, S. (2013). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Chaplin, J.P. (2011). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Press
  5. Cottam, M.L., Uhler B. D., Mastors, M., & Preston T. (2012). Pengantar psikologi politik. Jakarta: Rajawali Pers
  6. Creswell, J.W. (2009). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  7. Hidajat, I. (2009). Teori-teori politik. Malang: Setara Press
  8. Houghton, D. P. (2008). Political psychology. New York: Taylor & Francis
  9. Irhandayaningsih, A. (2012). Peranan pancasila dalam menumbuhkan kesadaran nasionalisme generasi muda di era global. Humanika, 1-10. Diakses dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/ view/4595
  10. Kattsoff, L.O. (2004). Pengantar filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya Kaelan. (2010). Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. Yogyakarta: Paradigma
  11. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Keputusan mendikbud no 155/U/1998 tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan. Diakses dari www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf
  12. Kohn, H. (1984). Nasionalisme: Arti dan sejarahnya. Jakarta : Erlangga
  13. Kusumawardani, A., & Faturochman. (2004). Nasionalisme. Buletin Psikologi, XII (2), 61-72
  14. Presiden. (1990). Peraturan pemerintah RI nomor 30 tahun 1990 tentang pendidikan tinggi. Diakses dari pphp.deptan.go.id%2Fdownload%2Fregulasi%2Fperaturan _pemerintah%2Fpp_30_1990.pdf
  15. Presiden. (2001). Undang-undang republik indonesia nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas. Diakses dari www.esdm.go.id%2Fbatubara%2Fdoc_ download %2F500-undang-undang-no22-tahun-2001.html
  16. Sarwono, S.W., & Meinarno, E.A. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  17. Tim Penyusun. (2008). Kamus bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Bahasa
  18. Wawan, A. & Dewi, M. (2011). Teori & pengukuran: Pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia. Yogyakarta: Mulia Medika

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.