skip to main content

BAGAIMANA PENGHAYAT KEJAWEN MEMAKNAI HIDUPNYA? : SEBUAH INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 22 Apr 2014.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk menilik bagaimana pengalaman subjek yang menempuh jalan hidup sebagai penghayat Kejawen terkait dengan dinamika kehidupan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami dunia pengalaman subjek dalam proses memaknai hidupnya.

Peneliti mendasarkan diri pada pendekatan fenomenologis, khususnya IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Pendekatan IPA dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang terperinci. Prosedur tersebut bertitik fokus pada makna yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian berjumlah tiga orang laki-laki (lansia) yang berasal dari tiga kota, yaitu Semarang, Jogja, dan Solo.

Berdasarkan hasil riset, peneliti menemukan bahwa pergumulan yang dilakukan subjek untuk memaknai hidupnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu (1) proses pendalaman Kejawen; (2) perkembangan diri yang integratif; (3) upaya-upaya transformatif menuju integritas sosial. Esensi dari kebermaknaan hidup mereka merupakan proses integrasi diri menuju integritas sosial. Dengan demikian, integrasi ini bermula dari proses penempaan diri yang kemudian mengaktualisasi dalam masyarakat dan berpuncak pada integritas sosial. Selanjutnya, kajian mengenai tema ini tentu akan memberi sumbangan bagi kekayaan indigenous psychology (psikologi ulayat).

Fulltext View|Download
Keywords: penghayat Kejawen, kebermaknaan hidup.

Article Metrics:

  1. Ancok, D. (1995). Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  2. Bastaman, H.D. (1996). Meraih Hidup Bermakna. Kisah Pribadi dengan Pengalaman Tragis. Jakarta: Paramadina
  3. Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi: Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup Dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  4. Crain, W. (2007). Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Pustaka Pelajar
  5. Cremers, A. (1986). Menjadi Diri Sendiri: Pendekatan Psikologi Analitis. Jakarta: PT Gramedia
  6. Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo
  7. Endaswara, S. (2006). Kejawen. Jurnal Kebudayaan Jawa, 1(2), 38-40
  8. Fakih, M. (1996). Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Sosial, Pergolakan Ideologi LSM di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  9. Fromm, E. (2000). Memiliki dan Menjadi: Tentang dua modus ekxixtensi. Yogyakarta: Penerbit LP3ES
  10. Habermas, J. (1971). Knowledge and Human Interest (Penerjemah: Jeremy J. Shapiro). Boston: Beacon Press
  11. Hasan, F. (1978). Heteromania. Jakarta: Pustaka Jaya
  12. Jatman, D. (2004). Psikologi Jawa Jangkep. Semarang: LIMPAD
  13. Kahija, Y.F.L. (2006). Pengenalan dan Penyusunan Proposal/ Skripsi Penelitian Fenomenologis (Versi Bahasa Informal). Seri Metodologi Penelitian Kualitatif Psikologi UNDIP
  14. Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN. Balai Pustaka
  15. Moleong. L.J. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif (Cetakan Ke-14). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  16. Purwadi. (2012). Pemikiran Religius Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Elmatera Publishing
  17. Smith, J.A., Flowers, P., Larkin, M. (2009). Interpretative Phenomenological Analysis-Theory, Method, and Research. London: Sage Publications
  18. Widodo, Y.H. (2004). Mental yang Sehat dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Kanisius

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.