skip to main content

MAKNA PENGALAMAN SPIRITUAL PADA ROHANIWAN ISLAM

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 19 Jan 2014.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengalaman subjek yang memiliki peran sebagai rohaniwan Islam di masyarakat dalam memaknai proses pengembangan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah memahami pengalaman setiap subjek dalam proses mendalami kehidupan spiritual. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Metode ini dipilih dengan pertimbangan bahwa IPA merupakan metode sistematis yang berfokus pada makna yang diperoleh subjek terhadap pengalaman, peristiwa khusus, dan keadaan yang dialami subjek. Peneliti menemukan bahwa proses yang dialami setiap subjek untuk mengoptimalkan kualitas spiritualnya terdiri dari: (1) ketertarikan untuk mendalami kehidupan spiritual; (2) proses individu mengembangkan kualitas spiritual; (3) manfaat menjalani kehidupan spiritual; (4) manifestasi mendalami kehidupan spiritual. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa makna pengalaman spiritual rohaniwan Islam adalah kebutuhan untuk menjalin kedekatan dengan Allah SWT (need of intimacy). Setiap subjek menjalani berbagai pengalamannya untuk mencapai apa yang diridai atau disenangi oleh Allah Subhanahuwata’ala (SWT). Pengalaman yang mereka lalui kental dengan pengabdian yang bersifat sukarela untuk mencapai kedekatan dengan Allah SWT.

Fulltext View|Download
Keywords: pengalaman spiritual, rohaniwan Islam.

Article Metrics:

  1. Al-Jilani, A.A.Q. (1992). The Secret of Secrets—The Manifestation of Lights (Kitab Sirr Al-Asrar wa Mazhar Al-Anwar). New Delhi: Muslim Media Delhi India
  2. Allen, R.S., Phillips, L.L., Roff, L.L., Cavanaugh, R., Day, L. (2008). Religiousness/Spirituality and Mental Health Among Older Male Inmates. The Gerontologist (The Gerontological Society of America), 48(5), 692
  3. Baharuddin. (2005). Aktualisasi Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Grant, D., O’Neil, K., Stephens, L. (2004). Spirituality in the Workplace: New Empirical Direction in the Study of the Sacred. Sociology of Religion (ProQuest Sociology), 65(3), 265
  5. Jacobi, J. (1973). The Psychology of C.G. Jung. Michigan: Yale University Press
  6. Kusumawati, R.F. (2011). Spiritualitas dalam Perilaku Health-Seeking yang Dilakukan Survivor Kanker. Skripsi: Tidak diterbitkan. Universitas Diponegoro, Semarang
  7. Larkin, M. (2013). Interpretative Phenomenological Analysis – Introduction [PowerPoint slides]. Didapatkan kembali dari http://prezi.com/dnprvc2nohjt /interpretativephenomenological-analysisintroduction/?auth_key=3d2c 098e0db0a31ea05f2d9f60148 ed5144e6d06
  8. Nelson, J.M. (2009). Psychology, Religion, and Spirituality. doi: 10.1007/978-0-387-87573-6
  9. Partanto, P.A., Dahlan, A.B.M. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola
  10. Rosidi. (2010). Spiritualitas dan Konsep Diri Narapidana (Studi Narapidana LP Kedungpane). Laporan Penelitian Individu, IAIN Walisongo Semarang
  11. Van Dierendonck, D. (2012). Spirituality as an Essential Determinant for the Good Life, its Importance Relative to Self-Determinant Psychological Needs. Journal Happiness Study, 13, 687. doi: 10.1186/1472-6882-12-S1-P211

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.