skip to main content

PENGALAMAN PENGASUHAN SINGLE MOTHER YANG MEMILIKI ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL (STUDI INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 25 Mar 2019; Published: 26 Mar 2019.

Citation Format:
Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengalaman pengasuhan single mother yang memiliki anak disabilitas intelektual. Subjek penelitian diperoleh menggunakan teknik purposive sampling dengan karakteristik, yakni single mother yang bercerai dan memiliki anak kandung dengan disabilitas intelektual. Metode yang digunakan adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga tema induk yaitu (1) tema yang terkait dengan penyesuaian diri, (2) tema yang terkait dengan pengasuhan dan, (3) tema yang terkait dengan keberadaan anak. Faktor terkait penyesuaian diri single mother dengan anak disabilitas intelektual yaitu adanya dukungan dari keluarga atau lingkungan, keterlibatan mantan suami dalam pengasuhan, keadaan yang dapat memicu konflik, serta cara masing-masing subjek menanggulangi tekanan yang dialami. Tema pengasuhan anak menjelaskan bagaimana perasaan yang muncul selama proses pengasuhan, serta peran ketiga subjek dalam upaya merawat dan mendidik anak. Penelitian ini juga mendapatkan gambaran penilaian single mother terhadap anak disabilitas intelektual yang turut mempengaruhi pengasuhan, yaitu adanya penilaian positif berupa rasa bangga, maupun penilaian negatif karena malu pada kondisi anak. Meskipun demikian, ketiga subjek memiliki harapan yang hampir sama yaitu menginginkan anak dapat hidup mandiri dan menjalani kehidupan seperti orang normal lainnya di kemudian hari.

Fulltext View|Download
Keywords: pengasuhan; single mother

Article Metrics:

  1. Andayani, B., & Koentjoro. (2004). Psikologi keluarga: Peran ayah menuju coparenting. Yogyakarta: Citra Media
  2. Andrawina, G. P. (2017). Pengasuhan keluarga single parent terhadap anak berkebutuhan khusus. Jurnal Universitas Airlangga, 6(1), 294-377, ISSN: 2303-1166
  3. Aryani, F. (2001). Hubungan antara penerimaan ibu dengan kemasakan sosial anaknya yang menyandang tunagrahita. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
  4. Cahyani, R.A. (2015). Penerimaan diri ibu dengan anak berkebutuhan khusus di Mojokerto. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
  5. Desiningrum, D. R. (2016). Psikologi anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Psikosain
  6. Fitria, Y., Poeranto, S., & Supriati, L. (2016). Analisis korelasi penerimaan dengan harga diri orangtua dan stres pengasuhan dalam merawat anak retardasi mental. J.K Mesencephalon, 2(4), 2676-284
  7. Feldman, R.S. (2012). Pengantar psikologi: Understanding psychology. Jakarta: Salemba Humanika
  8. Friedman, M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, teori, dan praktek. Jakarta: EGC
  9. Heward, W. L. (2003). Exceptional children an introduction to special education. New Jersey: Merrill, Prentice Hall
  10. Hjelle, L. A & Zeigler, D. J. (1992). Personality theories: basic assumptions, research and application. Tokyo: MC Graw Hill
  11. Hurlock, E.B. (2012). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, edisi kelima. Jakarta: Erlangga
  12. Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Synder, S. J. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC
  13. Kristiana, I. F., & Widayanti, C.G. (2016). Buku ajar psikologi anak berkebutuhan khusus. Semarang: Undip Press
  14. Kunjtojo. (2009). Psikologi abnormal. Kediri: Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI
  15. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Jakarta: Prenamedia Group
  16. Mandasari, R. (2017, April, 28). Christian, atlet tunagrahita anak Ruhut Sitompul peraih emas olimpiade. Brilio.net. Diakses dari https://www.brilio.net/sosok/christian-atlet-tunagrahita-anak-ruhut-sitompul-peraih-emas-olimpiade-170428y.html
  17. Mangunsong, F. (2011). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Jakarta: LPSP3UI
  18. Maslim, R. (2013). Buku saku diagnosis gangguan jiwa: Rujukan ringkas dari ppdgj-III dan dsm 5. Jakarta: Unika Atmajaya
  19. Maulida, D. S., & Kahija, Y. F. L. (2015). Work family conflict pada single mother yang bercerai: Interpretative phenomenological analysis. Jurnal Empati, 4(1), 62-68
  20. Maulina, B., & Sutatminingsih, R. (2005). Stres ditinjau dari harga diri pada ibu yang memiliki anak penyandang retardasi mental. Jurnal Psikologia 1(1), 9-18
  21. Prasa, B. A. (2012). Stres dan koping orangtua dengan anak retardasi mental. Empathy Jurnal Fakultas Psikologi, 1(1), 1-20
  22. Purnomo, J. C., & Kristiana, I. F. (2016). Hubungan antara dukungan sosial suami dengan stres pengasuhan istri yang memiliki anak retardasi mental ringan dan sedang. Jurnal Empati, 5(3), 507-512
  23. Rahayuningsih, S. I., & Andriani, R. (2011). Gambaran penyesuaian diri orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 2(3), 167-175, ISSN: 2087 – 2879
  24. Rahman, M. F. (2011). Islamic parenting. Jakarta: Erlangga
  25. Santrock, J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga
  26. Sari, K., & Rahayu, E. (2013). Strategi coping pada anak retardasi mental. Psikodimensia, 12(1), 38-46
  27. Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo
  28. Smith, J. A. (2014). Psikologi kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  29. Wijayani, S. A., & Argiati, H. B. (2011). Resiliensi orang tua dalam membesarkan anak retardasi mental. Jurnal Spirits 2(1), 1-14. ISSN: 2087‐7641

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.