slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
MAKNA MENJADI SUKARELAWAN PENGGIAT KESEJAHTERAAN HEWAN: Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis | Marzuqi | Jurnal EMPATI skip to main content

MAKNA MENJADI SUKARELAWAN PENGGIAT KESEJAHTERAAN HEWAN: Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 19 Sep 2018; Published: 27 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Keberadaan hewan di Indonesia kesejahteraan hewan belum medapat perhatian, sehingga tidak jarang ditemukannya tindakan kekerasan dan penganiayaan kepada hewan, Permasalahan itu membuat beberapa orang yang peduli membuat suatu gerakan sosial berupa komunitas yang aktif dalam upaya mensejahterakan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna menjadi sukarelawan penggiat kesejahteraan hewan. Subjek dalam penelitian ini diambil berdasarkan Teknik purposif, yang memiliki kriteria tergabung dalam komunitas penggiat kesejahteraan hewan, telah aktif dalam komunitas lebih dari satu tahun, dan bersedia menjadi subjek penelitian. Dilakukan dengan metode kualitiatif, menggunakan analisis Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Ada tiga tema induk yang ditemukan: (1) asal-usul menjadi sukarelawan penggiat kesejahteraan hewan, (2) dinamika menjadi sukarelawan penggiat kesejahteraan hewan, dan (3) kebutuhan dukungan sosial. Lewat penelitian ini, partisipan menyampaikan makna yang didapatkan ketika menjadi sukarelawan penggiat kesejahteraan hewan.

Fulltext View|Download
Keywords: kekerasan hewan, sukarelawan, kesejahteraan hewan

Article Metrics:

  1. Ali, M. (2013, 23 Oktober). Topeng monyet, eksploitasi di balik hiburan. Diunduh dari http://news.liputan6.com/read/727148/topeng-monyet-eksploitasi-di-balik-hiburan
  2. Baron, R. A. & Byrne D. (2005). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga
  3. Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  4. Hamzah, M. (2004) KUHP &KUHAP. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
  5. Handoko, H. T. (2012). Manajemen sumber daya manusia dan personalia. BPFE UGM: Yogyakarta
  6. Handoko, H. T. (2009). Manajemen, Edisi 2, Cetakan Keduapuluh, BPFE UGM: Yogyakarta
  7. Hasibuan, M.S.P. (2003). Organisasi dan motivasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
  8. Huda, M. N. (2013). Peran animals asia dalam penanggulangan penyiksaan hewan di Cina. eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (3) : 741 - 752
  9. Jaenudin, U. (2012). Psikologi transpersonal. Bandung: CV Pustaka Setia
  10. Jalaluddin. (2012). Psikologi agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  11. Kattsoff, L.O. (2004). Pengantar filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
  12. La Kahija, Y.F. (2017). Penelitian Fenomenologis Jalan Memahami Pengalaman Hidup. Yogyakarta: Kanisius
  13. Porcaro, G. (2012). Volunteering charter. Belgium: European Youth Forum
  14. Sarafino, E. P. (2007). Health psychology biopsychosocial interactions (ed. 6). Canada: John Milley and Sons Inc
  15. Seligman, M. E. P. (2005) Authentic happiness; menciptakan kebahagiaan dengan psikologi positif. Bandung: PT Mizan PustakaSiagian
  16. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabet
  17. Tempo.co. (2012, 19 September). Berbagai penyiksaan terhadap lumba-lumba sirkus. Diunduh dari https://tekno.tempo.co/read/430387/berbagai-penyiksaan-terhadap-lumba-lumba-sirkus
  18. Winata, S. V. (2016). Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) pada chocolab. PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis Volume 1, Nomor 1, April 2016
  19. Yanuar, H. (2014, 7 Maret). Danang penembak kucing sempat ditelepon pecinta binatang. Diunduh dari http://news.liputan6.com/read/2019411/danang-penembak-kucing-sempat-ditelepon-pecinta-binatang

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.