skip to main content

HUBUNGAN ANTARA WORK-LIFE BALANCE DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA SOPIR TAKSI PT. EXPRESS TRANSINDO UTAMA TBK DI JAKARTA

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 28 Mar 2018; Published: 26 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan antara Work-Life Balance (WLB) dengan Subjective Well-Being (SWB) pada sopir taksi PT. Express Transindo Utama Tbk di Jakarta. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sopir taksi yang bekerja di Jakarta dengan rentang umur 20 – 40 Tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan total sampling yang digunakan adalah 100 sopir taksi yang tersebar di Jakarta. Alat ukur yang digunakan adalah Skala WLB (29 item; α = 0,891) dan Skala SWB (28 item; α = 0,901). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara WLB dengan SWB pada sopir taksi PT. Express Transindo Utama Tbk di Jakarta dengan niai = 0,564 dan p = 0,000 (p<0,05). WLB memberikan sumbangan efektif sebesar 31,8% terhadap SWB. Sopir taksi PT. Express Transindo Utama Tbk di Jakarta memiliki mayoritas WLB dan SWB pada kategori sangat rendah sebesar 65% dan 66% dan sisanya berada pada kategori rendah.

 

Fulltext View|Download
Keywords: work-life balance; subjective well-being; sopir taksi; Jurnal Empati; Undip

Article Metrics:

  1. Ariani, D.W. (2003). Manajemen kualitas pendekatan sisi kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia
  2. Ariati, J. (2010). Subjective well-being (kesejahteraan subjektif) dan kepuasan kerja pada staf pengajar (dosen) di lingkungan fakultas psikologi universitas diponegoro. Jurnal Psikologi, 8(2), 117 - 122. Azwar, S. (2014). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  3. Diener, E. D., Scollon, C., & Lucas, R. E. (2003). The evolving concept of subjective well-being: The multifaceted nature of happiness. Journal of Psychology, 39(09), 187-219
  4. Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2002). Subjective well-being: The science of happiness and life satisfaction. In C.R. Snyder dan S. J. Lopez (Eds.), The hand book of positive psychology. NewYork: Oxford University Press
  5. Handayani, A. (2013). Keseimbangan kerja keluarga pada perempuan bekerja: Tinjauan teori border. Jurnal Psikologi, 2(21), 17-25
  6. Kalliath, T., & Brough, P. (2008). Work-life balance: A review of the meaning of the balance construct. Journal of Management and Organization, 3(14), 323-327. DOI: 10.1017/S1833367200003308
  7. Linley, P. A., & Joseph, S. (2004). Positive psychology in practice. Hoboken, New Jersey: John Wiley dan Sons, Inc
  8. Malkoc, A. (2011). Quality of life and subjective well-being in undergraduate students. Journal of Social and Behavioral Sciences, 15, 2843-2847, DOI: 10.1016/2011.04.200
  9. Park, N., Peterson, C., & Seligman, M.E.P. (2004). Strengths of character and well-being: A closer look at hope and modesty. Journal of Social dan Clinical Psychology, 23(5), 628-634
  10. Ramos, H. M., Francis, F., & Philipp, R. V. (2015). Work-life balance and quality of life among employees in malaysia. Journal of Happiness and Development, 1(2), 38-50. DOI: 10.1080/09585192.2014.899262
  11. Russel, J. E. A. (2008). Promoting subjective well-being at work. Journal of Career Assesment, 1(16), 117-131
  12. Seligman, M. E.P. (2002). Autenthic happiness. Bandung: Mizan Media Utama
  13. Singh, P., & Khanna, P. (2011). Work-life balance: A tool for increased employee productivity and retention. Journal of Management. 2(2), 114-254
  14. Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatf, kualitatif dan RdanD. Bandung: Alfabeta

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.