skip to main content

PENGALAMAN MENJADI MUALAF: SEBUAH INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 27 Mar 2018; Published: 26 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Melakukan konversi agama bukanlah hal mudah karena terkait dengan perubahan identitas, perubahan tata nilai, perilaku serta dapat berpengaruh pada kehidupan sosial yang menjalaninya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses melakukan konversi agama dan pengaruh konversi agama terhadap kehidupan seseorang yang melakukannya. Subjek yang melakukan konversi agama dikhususkan dalam penelitian ini ialah seseorang yang berpindah agama dari non Islam masuk kedalam agama Islam atau yang sering disebut dengan mualaf. Metode penelitian yang digunakan ialah fenomenologis dengan teknik analisa Intrepetative Phenomenological Analysis (IPA). Teknik ini dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang rinci dan sesuai untuk menjawab pertanyaan peneliti. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah tiga orang mualaf yang berdomisili di Kota Semarang. Penemuan ketiga subjek diperoleh menggunakan sampling purposive. Berdasarkan hasil riset ini peneliti menemukan tiga tema utama, (1) proses berpindah agama, (2) manifestasi menjalani kehidupan sebagai mualaf, (3) Upaya mengembangkan diri. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa tindakan konversi agama melibatkan beberapa proses; yaitu kognitif, sosial dan psikologis. Pengalaman konversi agama pada mualaf memberikan pengaruh pada keinginan meningkatkan kualitas keimanan, serta perubahan diri dalam sikap dan perilaku beragama dalam kehidupan. Hal ini dapat dilihat dari motivasi, pengalaman positif yang muncul dari menjalankan keyakinan, komitmen mualaf terhadap keputusannya.

 

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: mualaf; pengalaman konversi; pengaruh konversi agama; proses mualaf;

Article Metrics:

  1. Ancok, D & Suroso, F. N. (2008). Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Belajar
  2. Baharuddin. (2005). Aktualisasi psikologi islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  3. Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  4. Daradjat, Z. (1977). Ilmu jiwa agama. Jakarta: Bulan Bintang
  5. Dewi, K. S. (2012). Buku ajar kesehatan mental. Semarang: UPT Undip
  6. Disaster, N. S. (1989). Psikologi agama. Yogyakarta: Kanisius
  7. Dwisaptani, R. & Lukito, J. (2008). Konversi agama dalam kehidupan pernikahan. Journal of Humaniora. 327-339. vol 20
  8. Fowler, J. (1995). Tahap-tahap perkembangan kepercayaan.Yogyakarta:Kanisius
  9. ______. (1995). Teori Perkembangan Kepercayaan.Yogyakarta: Kanisius
  10. Ghufron, M. Nurcahyo., & S, R. R. (2010). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruz Media
  11. Hakiki, Titian & Rudi C. (2015). Komitmen beragamapada mualaf : studi kasus pada mualaf
  12. usia dewasa. Journal of Psychology. Surabaya: Universitas Airlangga
  13. Hamali, Syaiful. (2012). Dampak konversi agama terhadap sikap dan tingkah laku keagamaan individu. Journal of Psychology. vol.VII. No.2
  14. Himpunan Psikologi Indonesia. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia (cetakan pertama)
  15. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia
  16. Indirawati, E. (2006). Hubungan antara kematangan beragama dengan kecenderungan strategi coping. Jounal of Psychology
  17. Jalaludin. (2001). Psikologi Agama (Edisi Revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  18. Jalaludin. (2007). Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  19. Khan, I. (2000). Dimensi spiritual psikologi. Bandung: Pustaka Hidayah
  20. Kholida, Ninin M. (2007). Proses pencarian identitas diri pada remaja muallaf : Studi Kualitatif
  21. Fenomenologis. Semarang: Universitas Diponegoro
  22. Kusuma, R. R., & Zulaifah, E. (N.D.). Kuputuskan menjadi muslim: studi kasus terhadap pengambilan keputusan. Jogjakarta:Universitas Islam Indonesia. Diunduh dari http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-02320114.pdf
  23. Kusumadewi, S. (2003). Artificial intellegence. Yogyakarta: Graha Ilmu
  24. Larkin, M. (2013). Interpretative Phenomenological Analysis – Introduction [PowerPoint slides]. Didapatkan kembali dari http://prezi.com/dnprvc2nohjt/interpretative-phenomenological-analysis-introduction/?auth_key=3d2c098e0db0a31ea05f2d9f60148ed5144e6d06
  25. Lestari, S. (2013). Psikologi Keluarga: Penanaman nilai dan penenganan konflik dalam keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
  26. Mackinlay, E. (2006). Spiritual growth and care in the fourth age of life. London: Jessica Kingsley
  27. Moleong. L.J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif (Cetakan Ke-14). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  28. Muiz, A. K. (2013). Pengantar ilmu jiwa agama. Yogyakarta: Imperium
  29. NN.(2015). "Hari ini, Islam Jadi Agama Terbesar di Dunia''. https://kisahmualaf.wordpress.com/2015/5/12/hari-ini-islam-jadi-agama-terbesar-di-dunia/ (diakses pada 23 September 2017)[Artikel diterbitkan pada tanggal :12 Mei 2015]
  30. Narendrany, Heny& Yudiantoro, Andri.(2007). Psikologi Agama.cet-1. Jakarta: UIN Jakarta Press
  31. Pargament, K. I. (2007). Spiritually integrated psychotherapy. London: The Guilford Press
  32. Puspito, H. (1983). Sosiologi agama. Yogyakarta: Kanisius
  33. Ramayulis. (2002). Psikologi Agama.Jakarta: Kalam Mulia
  34. Ranisa, Landasan sosial budaya.(2012). Diunduh dari http://ranisa-hidupindahdengantaqwa-ranisa.blogspot.co.id/2012/05/landasan-sosial-budaya.html
  35. Rifqi, A. A. (2002 ). Kamus al amanah arab-indonesia. Surabaya: Cv.Adis
  36. Santrock, J.W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5, Jilid 1. (Alih bahasa: Juda Damanik & Ahmad Chusairi). Jakarta: Penerbit Erlangga. Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis-theory, method, and research. London: Sage Publications
  37. Smith, J.A., Osborn, M. (2007). Interpretative Psychological Analysis. Didapatkan 9 September,2013, dari https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ve d=0CEgQFjAC&url=http%3A%2F%2Fresearch.familymed.ubc.ca%2Ffiles%2F2012% 2F03%2FIPA_Smith_Osborne21632.pdf&ei=gtNxUqHiC8XrAepmYHYDw&usg=AF QjCNH7e3O06Qe78W7FxPsyWr0cwe2UMg&sig2=Y2frydtJJsKt3x7H96mf8w&bvm= bv.55819444,d.bmk
  38. Subandi. (2013). Psikologi agama dan kesehatan mental. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  39. Syukur, A. (2012). Sufi healing : terapi dengan metode tasawuf. Jakarta: Erlangga
  40. Tamami. (2011). Psikologi tasawuf. Bandung: Pustaka Setia
  41. Thouless, H. Robert.(2000). Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali
  42. Yusuf, S. (2004). Mental hygiene. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
  43. Wikipedia, definisi mualaf. http://id.wikipedia.org/wiki.mualaf, (diakses 20 Januari 2017)
  44. Wikipedia, definisi agama. http://id.wikipedia.org/wiki.agama, (diakses 30 Agustus 2017)
  45. Zinnbauer, B.J & Pargament, K. I.(1998). Spiritual conversion: study of religious change among college student.Journal for the Scientifie Study of Religion. vol. 37 no. 1, pp.161-180

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.