skip to main content

KERJA DI GENGGAMANKU KELUARGA DI HATIKU Interpretative Phenomenological Analysis Tentang Work-Family Balance Pada Ibu Bekerja

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 27 Mar 2018; Published: 26 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Keputusan wanita untuk bekerja akan membawa wanita pada peran ganda. Oleh sebab itu wanita perlu menciptakan harmonisasi diantara peran-peran tersebut sehingga bisa berjalan seimbang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap pengalaman individu dalam menyeimbangkan antara tuntutan peran dalam pekerjaan dan keluarga (work-family balance). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dan teknik analisis IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Pemilihan subjek ditentukan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposif. Subjek penelitian berjumlah tiga orang ibu bekerja yang telah bekerja sejak sebelum menikah, usia anak di bawah 18 tahun dan belum bekerja, pernah mengalami konflik peran dan memiliki suami yang bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-family balance ditandai dengan tercapainya kepuasan pada setiap peran yang dijalankan yang subjek tunjukkan dengan perasaan bahagia dalam menjalankan peran-perannya tersebut. Usaha subjek untuk menyeimbangkan peran gandanya adalah dengan mengatur waktu, meminta bantuan orang lain, memperpendek jarak fisik ranah peran dan strategi komunikasi. Tercapainya keseimbangan peran dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial dari tempat kerja, keluarga dan dukungan sosial lainnya. Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah pemahaman akan peran yang dijalankan, prioritas, konsep diri, kecerdasan emosi dan religiusitas subjek. Keseimbangan yang dicapai oleh subjek memberikan dampak positif pada kinerja dan loyalitas terhadap pekerjaannya serta terjaganya keharmonisan rumah tangga.

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: Work-Family Balance; Ibu Bekerja; Keseimbangan Peran; Fenomenologis; IPA

Article Metrics:

  1. Allen, T. D. (2001). Family-supportive work environments: The role of organizational perceptions. Journal of Vocational Behavior, 58, 414-435
  2. Allen, T. D., Cho, E., & Meier, L. M. (2014). Work-family boundary dinamics. Anual Review of Psychology and Organizational Behavior, 1, 99-121
  3. Al Hibri, A., Salih, S. I., Ghanf, I. M., Mudzhar, H. M. A., & Alvi, S. S. (2001). Wanita dalam masyarakat Indonesia: Akses, pemberdayaan dan kesempatan. Yogyakarta : Sunan Kalijaga Press
  4. Al Qarasi, B. S. (2003). Seni mendidik islami: Kiat-kiat menciptakan generasi unggul. Jakarta: Pustaka Zahra
  5. Ancok, D., & Suroso, N. F. (2010). Psikologi islami: Solusi islam atas problem-problem psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  6. Anoraga, P. (2009). Psikologi kerja. Jakarta: Rineka Cipta
  7. Burns, R. B. (1993). Konsep diri: Teori, pengukuran, perkembangan, dan perilaku. Alih bahasa: Eddy. Jakarta: Arcan
  8. Clark, S. C. (2000). Work/family border theory: A new theory of work/family balance. Human Relations, 53 (6), 747-769
  9. Carlson, D. S. & Grzywacz, J. G. (2008). Reflections and future directions on measurement in work-family research. Handbook of Work-Family Integration: Research, Theory, and Best Practices, 57-73. Amsterdam: Elsevier Academic Press
  10. Dini. (2013, 9 Maret). Perempuan sudah punya work-life balance. Kompas.com. URL: http://lifestyle.kompas.com/read/2013/03/09/13004271/Perempuan.Sudah.Punya.Work-Life.Balance. Diakses tanggal 15 Februari 2016
  11. Greenhaus, J., & Beutell, N. (1985). Sources of conflict between work and family roles. Academy of Management Review, 10 (1),76-88
  12. Greenhaus, J. H., & Allen, T. D. (2011). Work-family balance: A review and extension of the literature. Handbook of Occupational Health Psychology. 2th edition. 165-183. Washington DC: American Psychological Association
  13. Greenhaus, J. H., Collins, K. H., & Shaw, J. D. (2003). The relation between work-family balanceand quality of life. Journal of Vocational Behavior, 63, 510–531
  14. Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. D. (2000). Psikologi praktis anak, remaja dan keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
  15. Handayani, A., Afiati, T., & Adiyanti, M. G. (2015). Studi eksplorasi makna keseimbangan kerja keluarga pada ibu bekerja. Seminar Psikologi & Kemanusiaan (pp.30-36). Malang, Indonesia: Psychology Forum, Program Studi Magister Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
  16. Harlock, E. B. (1994). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
  17. Herdiansyah, H. (2016). Gender dalam prespektif psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
  18. Keene, J. R., & Quadagno, J. (2004). Predictors of perceived work-family balance: Gender difference or gender similarity. Sociological Perspectives, 47, 1-23
  19. Lazar, I., Osoian, C., & Ratiu, P. (2010). The role of work-life balance practices in order to improve organizational performance. European Research Studies, 13 (1), 201-214
  20. Murtiningrum, A. (2005). Analisis pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhdap stres kerja dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Manajemen, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
  21. Moore, F. (2007). Work-life balance: Contrasting managers and workers in an MNC. Employee Relations, 29 (4), 365-399
  22. Namayandeh, H., Juhari, R., & Yaacob, S. N. (2011). The Effect of Job Satisfaction and Family Satisfaction on Work- Family Conflict (W-FC) and Family-Work Conflict (F-WC) among Married Female Nurses in Shiraz-Iran. Asian Social Science, 7 (2), 88-95
  23. Pouluse, S., & Sudarsan, N. (2014). Work-life balance: A conceptual review. International Journal of Advances in Management and Economics, 3, 1-17
  24. Puspitawati, H. (2009). Pengaruh strategi penyeimbangan antara aktivitas pekerjaan dan keluarga terhadap kesejahteraan keluarga subjektif pada perempuan bekerja di Bogor: Analisis structural equation modelling. Jurnal Ilmiah Keluarga dan Konseling, 2 (2), 111-121
  25. Putrianti, F. C. (2007). Kesuksesan peran ganda wanita karis ditinjau dari dukungan suami, optimisme, dan strategi coping. Indigenious, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 9 (1), 3-17
  26. Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology: Biopsychosocial interactions. 7th edition. New York: John Willey & Sons Inc
  27. Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis. London: Sage Publication
  28. Trastika, S. A. H. (2010). Hubungan antara konflik peran ganda dengan keharmonisan keluarga pada wanita karir. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
  29. Tylor, S. E., Peaplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Kencana
  30. Utami, D. S. (2011). Strategi work-life balance pada dosen perempuan berperan ganda (Studi kasus di program studi arsitektur). Tesis. Yogyakarta: Program Studi S2 Psikologi Universitas Gajah Mada

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.