slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PENGALAMAN MENJADI NARAPIDANA REMAJA DI LAPAS KLAS I SEMARANG | Hilman | Jurnal EMPATI skip to main content

PENGALAMAN MENJADI NARAPIDANA REMAJA DI LAPAS KLAS I SEMARANG

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 5 Mar 2018; Published: 5 Mar 2018.

Citation Format:
Abstract

Kenakalan remaja di Indonesia telah mencapai tingkat yang cukup meresahkan masyarakat. Tindak perilaku menyimpang yang dilakukan pada usia yang relatif muda menyebabkan remaja pada akhirnya harus mempertanggungjawabkan tindakannya dan menerima konsekuensi hukuman berupa sanksi pidana penjara di Lembaga Pemasyarakatan. Penelitian ini berfokus pada narapidana remaja laki-laki yang menjalani proses hukum pidana penjara di Lapas Klas I Semarang. Bertujuan untuk memahami gambaran faktor penyebab remaja melakukan tindak pidana dan memahami pengalaman serta dampak psikologis yang terjadi pada narapidana remaja selama menjalani proses hukum pidana penjara di Lapas Klas I Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian berjumlah tiga orang, ditentukan dengan teknik purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumen audio. Hasil penelitian menemukan bahwa gambaran kualitas hubungan dengan keluarga dan lingkungan pergaulan yang negatif memberi pengaruh besar bagi ketiga dalam melakukan tindak pidana. Pengalaman menjadi narapidana remaja memberikan dampak positif dan negatif pada narapidana remaja. Dampak positif yang dirasakan oleh ketiga subjek yaitu merasa lebih dapat peduli dengan orang disekitar dan mandiri. Dampak negatif yang dirasakan yaitu, subjek 1 merasa dirinya malu menjadi narapidana, sedangkan subjek 2 menilai dirinya sebagai penjahat karena berada dipenjara dan subjek 3, merasa masih sulit menilai keadaan dirinya saat ini.

Fulltext View|Download
Keywords: Remaja, moralitas, lapas, dampak psikologis pemenjaraan

Article Metrics:

  1. Adistia, Triyoso, & Nurdayasakti. (2015). Dampak Penempatan Anak di Lembaga Pemasyarakatan Berkaitan Dengan Tujuan Pembinaan Dalam Sistem Pemasyarakatan: Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Malang. Jurnal Hukum Universitas Brawijaya
  2. Aharoni, E., Antonenko, O., & Kiehl, K. (2011). Disparities in the moral intuitions of criminal offenders: The role of psychopathy. Journal of Research in Personality , 322-327
  3. Asnita, L., Arneliwati, & Jumaini. (2015). Hubungan tinkat stress dengan harga diri remaja di Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal ilmu keperawatan Universitas Riau
  4. Bartol, C. L. (1994). Psychology and Law. California: Wadsworth Inc
  5. Brown, S. L., & Ireland, C. A. (2006). coping stress and distress in newly incarcerated male adolescent. Journal of adolescent , 658-661
  6. Bukhori, B. (2012). Hubungan Kebermaknaan Hidup Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesehatan Mental Narapidana (Studi Kasus Nara Pidana Kota Semarang). Jurnal IAIN Walisongo Semarang, 1-19
  7. Constanzo, M. (2008). Aplikasi Psikologi Dalam Sistem Hukum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  8. Evan, C., Ehlers, A., Mezey, G., & Clark, D. (2007). Intrusive memories and ruminations related violent crime among young offenders: phenomenological characteristics. Jornal Of Traumatic Stress, 183- 196
  9. Fauzia, S., & Diana, R. (2015). Pengasuhan Remaja Pelaku Kriminalitas (Studi Fenomenologi Pada Orangtua dengan Remaja Pelaku Kriminalitas di Lapas X Sleman. Jurnal Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
  10. Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Handayani, T. P. (2010). Kesejahteraan Psikologis Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
  11. Hardywinoto, & Setiabudi, T. (2002). Anak Unggulan Berotak Prima. Jakarta: Gramedia Pustaka
  12. Harsanti, I., & Verasari, D. (2013). Kenakalan Pada Remaja Yang Mengalami Perceraian Orangtua. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma
  13. Herdiansyah, H. (2012). Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  14. Hurlock, E. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Ruang kehidupan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga
  15. Kartono, K. (2002). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja . Jakarta: Raja Grafindo Persada
  16. Kartono, K. (2014). Patologi Sosial, Jilid 1. Jakarta: Rajawali Press
  17. KPAI. (2017, April 28). Tabulasi Data Perlindungan Anak. Retrieved from Bankdata.kpai.go.id: http://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-data-perlindungan-anak
  18. Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan dalam Keluarga Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
  19. Maria, U. (2007). Peran Persepsi Keluarga dan Konsep Diri Terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Tesis Psikologi Universitas Gajah Mada
  20. Moeljatno. (2008). Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta
  21. Moshman, D. (2005). Adolescent Psychological Development: Rationality, Morality, and Identity. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc
  22. Naim, A., Setiawan, A., Cahyono, B., Handiyatmo, D., & Susilo, D. (2015). PROFIL ANAK INDONESIA 2015. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA)
  23. Nelfice, Elita, V., & Dewi, I. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Harga Diri Remaja di Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal Ilmu Keperawatan Universitas Riau
  24. Omboto, J. O., Gerald, O., Ondiek, O. O., & Ayugi, M. E. (2013). Factors Influencing Youth Crime And Juvenile. International Journal Of Research In Sosial Science, 18-21
  25. Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2011). Human Development, Bagian V-XI. Jakarta: Kencana
  26. Pratiwi, A. (2016). Pembinaan Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan ( Studi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kota Metro. Skripsi Fakultas Hukum Universitas Lampung
  27. Rochmawati, D. (2014). Hubungan Antara Konsep Diri dan Kemampuan Memaknai Hidup pada Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang, 9(3)
  28. Santrock, J. (2012). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Edisi 13 . New York: McGraw-Hill
  29. Santrock, J. W. (2007). Remaja. Edisi 11. Jakarta: Erlangga
  30. Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Grafindo Persada
  31. Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Sosial: Individu dan Teori Sosial. . Jakarta: Rajawali
  32. Savitri, A., & Utami, R. (2012). Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kenakalan Remaja pada Anak Didik Lapas Anak Kutoarjo. Jurnal Fakultas Psikologi Unissula Semarang
  33. Sholichatun, Y. (2011). Stress dan strategi koping pada anak didik di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Jurnal Psikologi UIN Malang, 8(1), 23-42
  34. Sunaryanti, S. S. (2016). Relationship The Parenting Pattern And The Juvenile Delinquency At State Senior Secondary School 8 Surakarta. Indonesian Journal On Medical Science, 38-47
  35. Sutedjo, W. (2006). Hukum Pidana Anak. Bandung: Refika Aditama
  36. Tang, K. N., & Chan, C. S. (2017). Life satisfaction and perceived stress among young offenders in a residential therapeutic community: Latent change score analysis. Journal of Adolescence, 42-53
  37. Tridhonanto, A. (2010). Meraih Sukses Dengan Kecerdasan Emosional. Jakarta: Elex Media Komputindo
  38. Utami, R., & Asih, M. (2016). Konsep Diri dan Rasa Bersalah pada Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Kutoarjo. Jurnal Psikologi Universitas Semarang, 1(1), 84-91
  39. Vugt, E. V., Asscher, J., Stams, G. J., Hendriks, J., Bijleveld, C., & Laan, P. V. (2011). Moral judgment of young sex offenders with and without intellectual. Research in Developmental Disabilities, 2841–2846
  40. Yulianti, Sriati, A., & Widiasih, R. (2009). Gambaran orientasi narapidana remaja sebelum dan sesudah pelatihan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung. Nursing journal of Padjajaran University, 97-104
  41. Yusuf, H. S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.