skip to main content

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENYESUAIAN DIRI PADA SANTRI REMAJA KELAS VII PONDOK PESANTREN ASKHABUL KAHFI

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 5 Mar 2018; Published: 5 Mar 2018.

Citation Format:
Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri pada santri remaja. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 189 siswa kelas VII Pondok Pesantren Askhabul Kahfi. Sampel penelitian berjumlah 125 siswa dari kelas VII A SMP Putra, VII B SMP Putra, VII C SMP Putra, VII MTs Putra, VII MTs Putri, dan VII SMP Putri yang didapatkan melalui teknik proporsional random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala penyesuaian diri yang berjumlah 30 aitem (α=0,911) dan skala kecerdasan emosional berjumlah 33 aitem (α=0,898). Hasil analisis dalam penelitian menggunakan uji regresi sederhana menunjukkan rxy=0,653 dengan p=0,000 (p<0,05), hal itu berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri. Semakin tingginya kecerdasan emosional maka semakin tinggi pula penyesuaian diri. Berlaku pula sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin rendah pula penyesuaian diri. Kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif sebesar 42,7%, pada penyesuaian diri. Hasil analisis menggunakan uji-t memperlihatkan adanya perbedaan  penyesuaian diri dan kecerdasan emosional antara laki-laki dan perempuan, yaitu subjek perempuan lebih tinggi dibandingkan subjek laki-laki. Terdapat perbedaan juga pada penyesuaian diri dan kecerdasan emosional antara santri MTs dan santri SMP, yaitu lebih tinggi kelompok santri MTs.

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: kecerdasan emosional, penyesuaian diri, santri remaja

Article Metrics:

  1. Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan (pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika Aditama
  2. Ahmad, R., Widodo, R. B., A. Romdin. (2005). Pemberdayaan pesantren menuju kemandrian dan profesionalisme santri dan metode daurah kebudayaan. Yogyakarta: PT Pelangi Aksara Yogyakarta
  3. Balluerka, N., Gorostiaga, A., Arbiol, I. A., & Aritzeta, A. (2016). Peer attachment and class emotional intelligence as predictors of adolescents â€TM psychological well-being : A multilevel approach. Journal of Adolescence, 53, 1–9. http://doi.org/10.1016/j.adolescence.2016.08.009
  4. Bayrami, M., Abad, T. H. N., & Ghoradel, J. A., Daneshfar, S., Heshmati, R., Moslemfar, M. (2012). The role of positive and negative affectivity, optimism, pessimism, and information processing styles in student psychological adjustment. Journal of psychology, 46, 306–310. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.05.111
  5. Daud, F. (2012). Pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 19(2), 243–255
  6. Desmita. (2008). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  7. Fatimah, E. (2010). Psikologi perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV Pustaka Setia
  8. Firoozi, M., Besharat, M. A., & Farahani, H. (2011). Social and the ability of children with cancer in the regulation of negative emotions: Attention shifting, a key skill to good adjustment. Journal of Social and Behavioral Sciences, 30, 1507–1510. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.10.291
  9. Galindo, M. P. V., Herrera, H. L., Pedrosa, I., Alvarez, J. S., Villardón, M. P. G.,
  10. Cueto, E. G. (2017). Estimating the effect of emotional intelligence in wellbeing among priests. International Journal of Clinical and Health Psychology, 17(1), 46–55. http://doi.org/10.1016/j.ijchp.2016.10.001
  11. Goleman, D. (2016). Emotional intelligence: Mengapa EI lebih penting daripada IQ, alih bahasa: T. Hermaya. Jakarta: PT Gramedia
  12. Gunarsa, S. D., & Gunarsa, S. (2017). Psikologi remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
  13. Handono, O. T. (2013). Hubungan antara penyesuaian diri dan dukungan sosial terhadap stres lingkungan pada santri baru. Jurnal Psikologi, 2 No. 1, 1–16
  14. Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: PT. Erlangga
  15. Kumalasari, F., Ahyani, L. N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi, 1 No. 1(1), 21–31
  16. Kusdiyati, S., Halimah, L., & Faisaluddin. (2011). Penyesuaian diri di lingkungan sekolah pada siswa kelas xi sma Pasundan 2 Bandung. Jurnal Psikologi, VIII(2), 171–194
  17. Medan Bisnis. (2012). Berapa usia ideal anak masuk pondok pesantren?. Retrieved from: http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/09/09/91401/berapausia-ideal-anak-masuk-pondok-pesantren/ posted Sept 09, 2012
  18. Mutammimah. (2014). Hubungan konsep diri dan kecerdasan emosi dengan kemampuan penyesuaian diri pada remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, 3(1), 42–51
  19. Ni’matuzzakiyah, E. (2013). Pengaruh motivasi berprestasi dan kecerdasan emosi terhadap penyesuaian diri mahasiswa santri keperawatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan, 9(1), 51–59
  20. Santrock, J. W. (2007). Remaja, edisi kesebelas. Alih bahasa: Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga
  21. Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 1; pandangan umum mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental serta teori-teori yang terkait. Yogyakarta: Kanisius
  22. Sundari, S. (2006). Kesehatan mental dalam kehidupan. Jakarta: PT Rineka Cipta
  23. Suryani, L., Syahniar, & Zikra. (2013). Penyesuaian diri pada masa puber. Jurnal Ilmiah Konseling, 2(1), 136–140

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.