skip to main content

EKSPLORASI PENGALAMAN STRESS PADA INDIVIDU YANG BERPERILAKU BRUKSISME (Studi Kualitatif dengan Pendekatan Fenomenologis)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi pengalaman stres dari seorang yang berperilaku bruksisme melalui sudut pandang pengalaman stres yang dialami masing-masing subjek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Subjek penelitian berjumlah tiga orang yang merupakan seorang dengan kebiasaan berperilaku bruksisme saat tidur (sleep bruxism). Peneliti menggunakan teknik purposive yaitu teknik pemilihan subjek dengan menetapkan kriteria tertentu kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh individu yang akan dijadikan subjek penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa pengalaman stres masing-masing subjek dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang mengakibatkan bermacam dampak. Ketiga subjek memunculkan reaksi berupa coping, yaitu katarsis, emotion-focused coping dan problem-focused coping. Pengalaman stres masing-masing subjek juga dipengaruhi oleh self concept dan lingkungan sosial dari masing-masing individu.
Fulltext View|Download
Keywords: pengalaman stres, sleep bruxism, fenomenologi

Article Metrics:

  1. Acevedo, E. O., Ekkekakis., & Panteleimon. (2006). Psychobiology of physical activity. Champaign: Human Kinetics
  2. American Academy of Sleep Medicine (AASM). (2001). International classification of sleep disorder. Diunduh dari http://www.esst.or/adds/ICSD.pdf
  3. Chaplin, J. P. (2002). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  4. Feist, J., & Feist, G. J. (2010).Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Singer, H. S., Mink, J., Gilbert, D. L., & Jankovic, J. (2010). Movement disorders in childhood. Rochester: University of Rochester Medical Center
  5. Herdiyansyah, H. (2010). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu social. Jakarta:
  6. Lobbezoo F, & Neije M. (2001). Bruxism is mainly regulated centrally not peripherally. Journal Oral Rehabil. Diunduh dari https://books.google.co.id/books?id=aNhAk4knmukC&pg Jurnal Empati, Oktober 2016, Volume 5(4), 604-609
  7. Maruish, M. E. (2000). Handbook of psychological assement in primary care settings. Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates, Inc
  8. Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung:Remaja Rosdakarya. Polinggo, S. W. (2013). Perbedaan tingkat stres pada remaja berdasarkan tipe kepribadian somatotype sheldon. Artikel penelitian skripsi. Diunduh dari http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikelB9558ADBE003F32A7AB04CE09FD0EEE8.pdf Santrock, W. J. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga. Semium, Y. (2006). Teori kepribadian & terapi psikoanalitik freud. Yogyakarta: Kanisius. Siswanto. (2007). Kesehatan mental; konsep, cakupan dan perkembangannya. Yogyakarta: Andi
  9. Shetty, S. Pitti, V., Babu, C. L. S., Kumar., G. P. S., & Deepthi, B. C. (2010). Sleep bruxism: An overview of an oromandibular sleep movement disorder. Sleep Medicine Reviews.Indian Prosthodont Soc, 10(3), 141–148. DOI: 10.1007/s13191-011-0041-5
  10. Tanzil, A. (2008). Peran „oral splint‟ pada bruxisme. Indonesian Journal of Dentistry, 15(1): 36-43. Teofillo LL. (2005). Sleep: A comprehensive handbook. Philadelphia: Wiley. The Academy Of Prosthodontics. (2005). The glossary of prosthodontic terms. Journal Prosthet
  11. Dentist, 94,10-92. Diunduh dari http://www.academyofprosthodontics.org/_Library/ap_articles_download/GPT8.pdf
  12. Wijaya, Y., dkk. (2013). Occlusal grinding pattern during sleep bruxism and temporomandibular. Journal of Dentistry Indonesia, 20(2), 25-31

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.