skip to main content

MAKNA PEMAKAIAN GELAR KEBANGSAWANAN JAWA (Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Aug 2016.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk melihat bagaimana gambaran pengalaman subjek sebagai seorang individu yang hidup dalam tradisi pewarisan gelar kebangsawanan Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami arti pemakaian gelar kebangsawanan bagi kehidupan subjek. Peneliti mendasarkan diri pada pendekatan fenomenologis, khususnya IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Pendekatan IPA dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang terperinci. Prosedur tersebut bertitik fokus pada eksplorasi pengalaman yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian berjumlah dua orang pria dan satu orang wanita yang mewarisi gelar kebangsawanan dari Keraton Mataram. Peneliti menemukan bahwa dalam pengalaman psikologis subjek selama memiliki gelar kebangsawanan, terdapat tiga fokus utama yang menggambarkan pemaknaan subjek terhadap pemakaian gelar kebangsawanan pada subjek, yaitu: kognisi sosial tentang diri, konsep diri sebagai priyayi, dan kepribadian berbudi pekerti luhur. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa proses pemaknaan gelar kebangsawanan terbentuk melalui kolaborasi dimensi sosial, psikologis dan moral individu yang berkesinambungan.dan memiliki arti sebagai warisan leluhur yang menjadi keharusan untuk diwariskan dan dipertahankan oleh generasi selanjutnya sebagai media pemahaman terhadap norma dan nilai adat. Terdapat berbagai aturan dan ketentuan yang dilalui subjek dalam menghayati peran sebagai pemilik gelar kebangsawanan. Hal inilah yang membuat subjek dapat memaknai gelar yang dimiliki.

Fulltext View|Download
Keywords: makna; gelar kebangsawanan; warisan; keraton mataram; IPA (Interpretative Phenomenological Analysis)

Article Metrics:

  1. Amin, D. (2000). Islam dan kebudayaan jawa. Yogyakarta: Gama Media
  2. Audifax. (2008). Re-search: Sebuah pengantar untuk “mencari-ulang” metode penelitian
  3. dalam psikologi. Yogyakarta: Jalasutra
  4. Baron & Byrne. (2003). Psikologi sosial (edisi 10.). Jakarta: Erlangga
  5. Burns, R. B. (1993). Konsep diri teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku. Jakarta: Penerbit Arcan
  6. Danandjaja, J. (1994). Antropologi Psikologi. Teori metode dan sejarah perkembangannya
  7. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
  8. Endarswara, S. (2003). Budi pekerti dalam budaya jawa. Yogyakarta: Hanindata Graha Widya
  9. Kartodirjo, S. (1987). Perkembangan peradaban priyayi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
  10. Kuntowijoyo. (2004). Raja, priyayi, dan kawula: Surakarta 1900-1915. Yogyakarta: Penerbit Ombak
  11. Moleong, L. J. (2001). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  12. Ong Hok Ham. (2004). Dari soal priyayi sampai nyi blorong: Refleksi historis nusantara. Jakarta: Buku Kompas
  13. Sartini, N. W. (2009). Mutiara kearifan lokal nusantara. Yogyakarta: Kepel Press
  14. Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative psychological phenomenological analysis- teori, method, and research. London: Sage Publications
  15. Soerjono, S. (1990). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Rajawali
  16. Sudiantara. (1998). Nilai-nilai hidup dalam masyarakat jawa. Semarang: UNIKA
  17. Taylor, E., & Shelley, dkk. (2009). Psikologi sosial (edisi 12.). Jakarta: Kencana
  18. Triandis, H. C. (1994). Culture and social behavior. New York: McGraw-Hill
  19. Widodo, Y. H. (2004). Mental yang sehat dalam budaya jawa. Yogyakarta: Kanisius

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.