slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
KAJIAN PSIKOLOGIS DALANG REMAJA | Cahyaningsih | Jurnal EMPATI skip to main content

KAJIAN PSIKOLOGIS DALANG REMAJA

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2015.

Citation Format:
Abstract
Dalang merupakan orang yang memainkan wayang yang berperan sebagai sutradara.Wayang merupakan boneka yang terbuat dari kulit yang dimainkan oleh seorang dalang. Penelitian ini bermaksud memahami perjalanan dalang remaja yang dikaji secara psikologis.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara mendalam dengan subjek. Data tersebut dianalisis menggunakan metode eksplikasi data (Subandi, 2009). Subjek penelitian berjumlah tiga orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjalanan psikologis yang dilalui subjek melalui tiga episode : 1) Episode sebelum menjadi dalang tentang awal subjek menjadi dalang mengenai kehidupan di masa kecilnya, ketertarikan subjek terhadap wayang, dan respon yang diberikan oleh keluarga dan orang sekitarnya; 2) Episode menjadi dalang tentang bagaimana proses mendalang, pengalaman yang dialami, persiapan yang dilakukan ketika akan pentas, dan interaksi dengan lingkungan sekitar; 3) Episode setelah menjadi dalang berisi tentang bagaimana tantangan, harapan dan hambatan yang dihadapi selama menjadi seorang dalang. Ketiga subjek pada dasarnya ingin terus melestarikan wayang, karena yakin bahwa wayang tidak akan punah. MA ingin menjadi seorang dalang dan anggota militer. SGW ingin membawa wayang hingga mancanegara. Sedangkan MNF ingin menjadi seorang dalang dengan mengangkat bahasa Jawa
Fulltext View|Download
Keywords: Puppet, Puppeter, Adollesences, Phenomenology

Article Metrics:

  1. Alsa, A. (2014). Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Serta kombinasinya dalam Penelitian Psikologi.Yogyakarta :PustakaPelajar
  2. Karmadi, AD.(2014). Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya. Dialog Budaya Daerah Jawa Tengah, 4
  3. Petty, G. (2002). How to be better at …creativity :memaksimalkan potensi kreatif. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
  4. Purwadi. (2008). Seni Pedhalangan Wayang Purwa. Yogyakarta :PanjiPustaka
  5. Reber, A S &Reber, E S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta :PustakaPelajar
  6. Santosa, IB. (2012). Spiritualisme Jawa :Sejarah, Laku, dan Intisari Ajaran. Yogyakarta :Memayu Publishing
  7. Sarwono, S W. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : PT Raja GrafindoPersada
  8. Subandi.(2009). Psikologi Dzikir :Studi Fenomenologi Pengalaman Transformasi Religius. Yogyakarta :PustakaPelajar
  9. Sumanto. (2014). Psikologi Umum. Yogyakarta : CAPS (Center of Academic Publishing Service)
  10. Ubaedy, AN. (2007). Berfikir Positif : Agar Anda Tetap Pede Menghadapi Hidup. Jakarta: Bee Media Indonesia
  11. Widyastuti, SH. (2013). Menumbuhkan Minat dan Mengembangkan Bakat Anak Terhadap Seni Pewayangan. Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
  12. Wirastodipuro.( 2006). Ringgit Wacucal; Wayang Kulit; Shadow Puppet. Solo : ISI Press
  13. Yudiarti, SI. (2010). Wayang Mbeling Kreativitas Dalang sebagai Komunikator Sosial. Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta, 126-132

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.