skip to main content

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGGOTA PAGUYUBAN PENSIUNAN PENDIDIKAN KABUPATEN TEGAL

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2015.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan kecenderungan post power syndrome pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil anggota Paguyuban Pensiunan Pendidikan Kabupaten Tegal. Post Power Syndrome merupakan sekumpulan gejala mental yang menimbulkan gejala-gejala depresi yang diderita oleh orang yang mengalami stressor psikososial yang berkaitan dengan hilangnya jabatan atau kekuasaan. Regulasi diri merupakan kemampuan dalam mengontrol dan mengendalikan perilaku untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Populasi penelitian ini adalah pensiunan PNS yang menjadi anggota Paguyuban Pensiunan Pendidikan Kabupaten Tegal dengan sampel karakteristik pensiunan yang telah berusia 60-70 tahun. Subjek penelitian berjumlah 60 orang dan subjek ujicoba berjumlah 45 orang yang diambil menggunakan teknik quota sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah Skala Psikologi, yaitu Skala Kecenderungan post power syndrome (35 aitem valid, á = 0.918) dan Skala Regulasi Diri (27 aitem valid, á = 0.923). Data yang diperoleh berdasarkan hasil analisis regresi sederhana menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,774 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan negatif antara regulasi diri dan kecenderungan post power syndrome dapat diterima. Semakin tinggi regulasi diri maka semakin rendah kecenderungan post power syndrome, sebaliknya semakin rendah regulasi diri maka semakin tinggi kecenderungan post power syndrome. Regulasi diri memberikan sumbangan efektif sebesar 60% pada kecenderungan post power syndrome dan sebesar 40% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Fulltext View|Download
Keywords: Trends Post Power Syndrome, Self Regulation, Retired, civil servants, the Society of Retired Education

Article Metrics:

  1. Corr, P.J., & Mattews, Gerald. (2009). The Cambridge Handbook of Personality Psychology. New York: Cambridge University Press, 177
  2. Daryanto, A. (2007). Merit system dalam manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jurnal kebijakan manajemen PNS. Pusat pengkajian dan penelitian kepegawaian BKN
  3. Dinsi,V,.Setiati,E., & Yuliasari,E. (2006). Ketika pensiun tiba. Jakarta : Wijayata Media Utama
  4. Fatimah. (2013). Hubungan antara optimisme dengan regulasi diri pada penderita hipertensi di Puskesmas Kedungmundu Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
  5. Friedman, HS., & Schustack, MW. (2008). Personality. Classic theories and modern research. Alih bahasa : Fransiska Dian Ikarini, Maria Hany, Andreas Provita Prima. Jakarta: Erlangga
  6. Ghufron, M. N. & Risnawita, R. S. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
  7. Hidayat, H. (2013). Model konseling kelompok untuk meningkatkan regulasi diri kaum lansia di panti jompo. S3. Tesis (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Indonesia
  8. Hurlock, E. B. (2009). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
  9. Indriana, Y. (2012). Gerontologi dan progeria. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  10. Kartono, K. ( 2010). Hygiene mental. Bandung: Mandar Maju
  11. Kartono, K. (2012). Patologi sosial 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  12. Ormrod, JE. (2012). Human learning six edition. New Jersey: Pearson Education, Inc
  13. Woolfolk, A. (2009). Educational psychology. Active learning edition. Alih bahasa : Prajitno H, Mulyantini S, Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.