skip to main content

HARGA DIRI DAN INTENSI MEMBELI PRODUK FASHION PADA MAHASISWI JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Oct 2015.

Citation Format:
Abstract
Intensi atau niat merupakan tujuan untuk berbuat sesuatu. Intensi membeli didasari norma subjektif yang mempengaruhi harapan individu. Mahasiswi dengan harga diri rendah mencari pengakuan dan perhatian dari orang lain, salah satu cara yang dilakukan adalah membeli produk fashion agar penampilannya lebih menarik kemudian diterima lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara harga diri dengan intensi membeli produk fashion pada mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis angkatan 2014 Universitas Diponegoro. Sampel penelitian berjumlah 65 orang, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Data diambil dengan menggunakan Skala Intensi Membeli Produk Fashion dengan 28 aitem, dan Skala Harga Diri dengan 25 aitem. Analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,557 dan p = 0,000 (p < 0,05), artinya terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara harga diri dengan intensi membeli produk fashion pada mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis angkatan 2014 Universitas Diponegoro. Semakin tinggi harga diri maka semakin rendah intensi membeli produk fashionnya, dan sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin tinggi intensi membeli produk fashion yang dimiliki subjek. Sumbangan efektif harga diri terhadap intensi membeli produk fashion sebesar 31%. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor lain sebesar 69% yang ikut mempengaruhi intensi membeli produk fashion yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Fulltext View|Download
Keywords: intensi membeli produk fashion; harga diri

Article Metrics:

  1. Ajzen, I. (2005). Attitude, personality and behavior. Second Edition. Milton- Keynes, England: Open University Press/McGraw-Hill
  2. Alwisol. (2011). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press
  3. Azwar, S. (2013). Sikap manusia (Teori dan pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Barata, D. D. (2007). Pengaruh penggunaan strategi brand extension pada intensi membeli konsumen. Jurnal Manajemen, 2
  5. Baron, R. A. & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga
  6. Guindon, M. H. (2010). Self-esteem across the lifespan: Issues and interventions. New York: Taylor & Francis Group
  7. Kotler, P. (2002). Manajemen pemasaran edisi milenium. Jakarta: Prenhallindo
  8. Liu, J., Chu-Chi & Chen, J. S. (2006). Virtual experiential marketing on online purchase intention. Proceedings of the 11th Annual Conference of Asia Pacific Decision Sciences Institute Hongkong
  9. Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta: Erlangga
  10. Myers G. D. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  11. Pranoto, W., & Mahardayani. (2010). Perilaku konsumen remaja menggunakan produk fashion bermerek ditinjau dari kepercayaan diri. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus, I, 9-14
  12. Sari, T. Y. (2009). Hubungan antara perilaku konsumtif dengan body image pada remaja putri . Skripsi, tidak diterbitkan. Medan: Universitas Sumatera Utara
  13. Tambunan, R. (2001). Harga diri remaja. Diakses dari http://www.epskologi.com/remaja/240901.html, pada 6 Juni 2014
  14. Wardhani, M. D. (2009). Hubungan antara konformitas dan harga diri dengan perilaku konsumtif pada remaja putri. Skripsi, tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta
  15. Winarsunu, T. (2010). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.