slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
MAKNA YOGA: STUDI INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS PADA YOGI | Yudha | Jurnal EMPATI skip to main content

MAKNA YOGA: STUDI INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS PADA YOGI

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Jan 2015.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bermaksud untuk mengerti tentang pengalaman subjek yang memilih jalan hidup sebagai pelatih yoga (yogi) terkait dengan dinamika kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami pengalaman subjek dalam memaknai yoga. Peneliti menggunakan metode analisis dengan pendekatan fenomenologis, khususnya Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Pendekatan IPA dipilih karena memiliki prosedur analisis data yang terperinci dan terstruktur. Prosedur tersebut bertitik fokus pada makna yoga yang diperoleh subjek melalui perjalanan kehidupan pribadi dan pengalamannya menjalani yoga. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa proses perjalanan yang dilakukan subjek untuk mendapatkan makna yoga terdiri dari tiga tahapan, yaitu (1) ketertarikan pada yoga; (2) proses peningkatan kualitas; (3) hasil mendalami yoga. Kesimpulan dari makna yoga bagi yogi merupakan proses untuk menemukan kedamaian. Kedamaian dapat tercapai ketika kualitas hidup meningkat menjadi lebih baik dengan upaya-upaya yang telah mereka lakukan dalam menjalani kehidupan.
Fulltext View|Download
Keywords: makna yoga; pelatih yoga

Article Metrics:

  1. Anderzen-Carlsson, A. (2014). Medical yoga: Another way of being in the world-a phenomenological study of the perspective of persons suffering from stressrelated symptomps. Journal Qualitative Study Health Well-being
  2. Creswell, J. W. (2009). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches, 3 rd edition. Los Angeles: Sage Publications, Inc
  3. Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta: Grasindo
  4. Eid, M., & Larsen (2008). Measuring the immeasurable: Psychometric modeling of subjective well-being data. in eid, m., dan larsen, j.r. (eds). the science of subjective well being. New York: The Guilford Press
  5. Goleman, D. (2002). Kecerdasan emosional (Penerjemah: Alex Tri Kantjono). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  6. Groessl, E. (2012). The benefits of yoga for women veterans with chronic low back pain. Journal Medical Health
  7. Handayani, N. T. (2010). Pengaruh pengelolaan depresi dengan latihan pernafasan yoga (pranayama) terhadap perkembangan proses penyembuhan ulkus diabetikum di rumah sakit pemerintahan aceh. Tesis (tidak diterbitkan). Depok: Universitas Indonesia
  8. Kahija, Y. F. L. (2006). Pengenalan dan penyusunan proposal/ skripsi penelitian fenomenologis (versi bahasa informal). Seri Metodologi Penelitian Kualitatif Psikologi UNDIP
  9. Maslow, A. H. (1993). Motivasi dan kepribadian 2 (teori motivasi dengan pendekatan hierarki kebutuhan manusia) (Penerjemah: Nurul Imam). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo
  10. Ramaiah, S. (2009). Yoga untuk kesehatan. Tangerang: Karisma Publishing Group
  11. Santrock, J. W. (2002). Life span development: Perkembangan masa hidup. Edisi 5, Jilid 1. (Alih bahasa: Juda Damanik & Ahmad Chusairi). Jakarta: Penerbit Erlangga
  12. Sasmita, A. (2007). Pengaruh latihan hatha yoga selama 12 minggu terhadap tekanan darah diastol dan sistol wanita berusia 50 tahun keatas. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
  13. Sindhu, P. (2006). Hidup sehat dan seimbang dengan yoga. Bandung : Kaifa
  14. Smith, J. A., Flowers, P., Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysistheory, method, and research. London: Sage Publications
  15. Tahir, M. (2005). Pemanfaatan ruang kawasan tepi pantai untuk rekreasi dalam mendukung kota Tanjung Pinang sebagai waterfront city. Tesis. (tidak diterbitkan). Semarang: Magister Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro
  16. Worby. (2007). Memahami segala tentang yoga. Tangerang: Karisma

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.