BibTex Citation Data :
@article{TPWK9808, author = {Febriana K and Bitta Pigawati}, title = {Peluang Peningkatan Tipe Terminal di Kecamatan Banyumaik (Analisis Demand dan Supply)}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {4}, number = {4}, year = {2015}, keywords = {Terminal, angkutan, lalu lintas}, abstract = { Kecamatan Banyumanik merupakan kecamatan yang terus mengalami perkembangan baik dari jumlah penduduk maupun pelayanan kotanya. Kecamatan ini juga berbatasan langsung dengan kabupaten Semarang dan menjadi gerbang koridor semarang atas atau semarang bagian Selatan sehingga memiliki pergerakan yang tinggi sebagai jalur keluar masuknya kota Semarang. Pergerakan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan fasilitas transportasi pendukung yaitu terminal. Terminal merupakan salah satu fasilitas utama yang memiliki peran penting dalam sistem transportasi. Menurut keputusan menteri nomor 35 tahun 2003 pengertian terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. Terminal juga memiliki peran yang penting sebagai unsur tata ruang dalam kaitannya untuk meningkatkan mobilitas dan efisiensi kehidupan kota. Terminal merupakan tempat untuk mengurangi kemacetan dimana dapat mengatur lokasi pergantian moda transportasi menjadi lebih teratur. Lokasi sebuah terminal harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Di kecamatan Banyumanik hanya memiliki sub terminal atau terminal bantu yang berfungsi sebagai tempat transit dan pergantian moda. Demand yang tinggi terhadap fasilitas transportasi tersebut tidak sebanding dengan supply fasilitas terminal yang tersedia sehingga mengakibatkan timbulnya titik-titik baru yang digunakan masyarakat untuk menunggu angkutan yaitu terminal bayangan. Terminal bayangan ini muncul karena adanya demand yang tinggi dari mayarakat banyumanik terhadap kebutuhan sarana transportasi dan efisiensi waktu. Ketidakseimbangan antara demand dan supply ini mengakibatkan berbagai dampak makro maupun mikro terhadap lalu lintas maupun jaringan angkutan di Kecamatan Banyumanik dan kota Semarang. }, issn = {2338-3526}, pages = {472--483} doi = {10.14710/tpwk.2015.9808}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/9808} }
Refworks Citation Data :
Kecamatan Banyumanik merupakan kecamatan yang terus mengalami perkembangan baik dari jumlah penduduk maupun pelayanan kotanya. Kecamatan ini juga berbatasan langsung dengan kabupaten Semarang dan menjadi gerbang koridor semarang atas atau semarang bagian Selatan sehingga memiliki pergerakan yang tinggi sebagai jalur keluar masuknya kota Semarang. Pergerakan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan fasilitas transportasi pendukung yaitu terminal. Terminal merupakan salah satu fasilitas utama yang memiliki peran penting dalam sistem transportasi. Menurut keputusan menteri nomor 35 tahun 2003 pengertian terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. Terminal juga memiliki peran yang penting sebagai unsur tata ruang dalam kaitannya untuk meningkatkan mobilitas dan efisiensi kehidupan kota. Terminal merupakan tempat untuk mengurangi kemacetan dimana dapat mengatur lokasi pergantian moda transportasi menjadi lebih teratur. Lokasi sebuah terminal harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Di kecamatan Banyumanik hanya memiliki sub terminal atau terminal bantu yang berfungsi sebagai tempat transit dan pergantian moda. Demand yang tinggi terhadap fasilitas transportasi tersebut tidak sebanding dengan supply fasilitas terminal yang tersedia sehingga mengakibatkan timbulnya titik-titik baru yang digunakan masyarakat untuk menunggu angkutan yaitu terminal bayangan. Terminal bayangan ini muncul karena adanya demand yang tinggi dari mayarakat banyumanik terhadap kebutuhan sarana transportasi dan efisiensi waktu. Ketidakseimbangan antara demand dan supply ini mengakibatkan berbagai dampak makro maupun mikro terhadap lalu lintas maupun jaringan angkutan di Kecamatan Banyumanik dan kota Semarang.
Article Metrics:
Last update: