skip to main content

TIPOLOGI RTH PRIVAT BERDASARKAN PREFERENSI PENGHUNI DI PERUMAHAN TERENCANA DAN PERUMAHAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus: Kelurahan Gedawang Kota Semarang)

*Relly Marselina  -  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
Mussadun .  -  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Dewasa ini Kota Semarang mengalami perkembangan yang semakin pesat. Kelurahan Gedawang merupakan pinggiran Kota Semarang yang mengalami perkembangan permukiman yang cukup pesat. Akibatnya terjadi pemanfaatan RTH untuk pemenuhan kebutuhan hunian masyarakat perkotaan. Untuk mengatasi permasalahan polusi udara dan suasana panas yang terjadi di kelurahan Gedawang, peran RTH sangat diperlukan. Dari hal tersebut muncul pertanyaan peneliti, yaitu “Bagaimanakah bentuk tipologi RTH privat berdasarkan preferensi penghuni di perumahan terencana dan perumahan tidak terencana di Kelurahan Gedawang”. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengidentifikasi tipologi RTH privat berdasarkan preferensi penghuni di perumahan terencana dan perumahan tidak terencana di Kelurahan Gedawang. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sasaran-sasaran meliputi identifikasi karakteristik penghuni perumahan terencana dan perumahan tidak terencana dengan analisis distribusi frekuensi,identifikasi tipologi kapling perumahan terencana dan perumahan tidak terencana dengan analisis deskriptif kuantitatif, dan menganalisis tipologi RTH privat di perumahan terencana dan perumahan tidak terencana berdasarkan preferensi penghuni dengan analisis deskriptif kuantitatif. Dari hasil analisis diketahui bahwa dari variabel sosial (jumlah keluarga, usia, tingkat pendidikan) diketahui penghuni perumahan terencana memilih luas kapling 211-270 m2 sebagai luas kapling ideal dan tipologi RTH privat yang dipilih tipe A. Sedangkan dari  variabel ekonomi (jenis pekerjaan dan jumlah penghasilan) diketahui penghuni perumahan terencana memilih luas kapling 150-210 m2 dan 211-270 m2 sebagai luas kapling ideal dan tipologi RTH privat yang dipilih tipe A. Pada perumahan tidak terencana dari variabel sosial diketahui penghuni memilih luas kapling 71-200 m2 sebagai luas kapling ideal dan tipologi RTH privat yang dipilih tipe A. Dari variabel ekonomi diketahui penghuni perumahan tidak terencana memilih luas kapling 71-200 m2 sebagai luas kapling ideal dan tipologi RTH privat yang dipilih tipe A. Hasil penelitian nantinya dapat dijadikan masukan dalam upaya mempertahankan keberadaan RTH privat mengingat pentingnya peran RTH privat dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Fulltext View|Download
Keywords: , perumahan terencana, perumahan tidak terencana, RTH privat

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.