skip to main content

Keberlanjutan Industri Gula Kelapa Kecamatan Bagelen Sebagai Upaya Pengembangan Ekonomi Lokal

*Anik Setyowati  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
Prihadi Nugroho  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Local economic development is one of the instruments to actualize regional development utilizing their local resources. Resource utilization in a region also depends on the potential in the region, such as the coconut sugar industry in the Bagelen District, Purworejo that use raw materials and local labors. Although coconut sugar industry is small-scale industries and households, but its existence began ogled by the international market. The high demand can not be met by the owner of the industry due to lack of manpower and the middlemen involved in marketing. Because of it, fears about the sustainability of the coconut sugar industry in the District Bagelen. This research used mixed method with Triangulation Design models. The results showed that coconut sugar and crystal sugar are difficult to continue to be a growing industry as the local economic development efforts. Coconut sugar faced a problem with the unstable price, while crystal sugar doesn’t have permission to label products, so they rely on the existence of the companies

Fulltext View|Download
Keywords: local economic development; coconut sugar industry; sustainability

Article Metrics:

  1. Adisasmita, R. (2005). Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu
  2. Artiningsih, A., & Handayani, W. (2009). Analisis Peringkat Daya Saing Sektor Usaha dan Penerapan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Semarang. Jurnal RIPTEK, 3(1), 1-11
  3. Blakely, E. .J. (1994). Planning Local Economic Development: Theory and Practice. United States of America: Sage Publications
  4. Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya
  5. Dawkins, C. J. (2003). Regional development theory: conceptual foundations, classic works, and recent developments. CPL bibliography, 18(2), 131-172
  6. Dunford, M. (2009). Regional development models. International Encyclopedia of Human Geography, 9, 192-201
  7. Ely Supriyadi, R. (2007). Telaah Kendala Penerapan Pengembangan Ekonomi Lokal: Pragmatisme dalam Praktek Pendekatan PEL. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol 18(2), 102-123
  8. Faizal, M. (2014). The Empowerment Sustainable of Micro and Small Entrepreneurs in the Implementation of Corporate Social Responsibility in Bogor District West Java. International Journal of Humanities and Social Science Vol.4, No.9 (1); July 2014
  9. Gasser, M. (2005). Pembangunan Ekonomi Lokal dalam Situasi Pasca Krisis: Panduan Operasional. Jakarta: Kantor Perburuhan Internasional
  10. Jebna, A. K. K., & Baharudin, A. S. (2013). Factors Affecting Small and Medium Enterprises Success: An Exploratory Study. Sains Humanika, 64(3)
  11. Khomsiyah, et al. 2013. Membangun Kemandirian Ekonomi Melalui Pembangunan Ekonomi Lokal Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia. Makalah disampaikan pada Konvensi Kampus IX dan Temu Tahunan XV Forum Rektor Indonesia
  12. Koe, W. L., & Majid, I. A. (2014). Socio-cultural factors and intention towards sustainable entrepreneurship. Eurasian Journal of Business and Economics, 7(13), 145-156
  13. Kuncoro, M. (2007). Ekonomika industri Indonesia: menuju negara industri baru 2030?. Penerbit Andi
  14. Najmulmunir, N. (2012). Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Dalam Penguatan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Bekasi. Jurnal FISIP: MADANI, 6(02)
  15. Pemerintah Kabupaten Purworejo. (2014). Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 14 Tahun 2012 tentang Agribisnis. Purworejo. Pemerintah Kabupaten Purworejo
  16. Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif: teori dan aplikasi. PT Raja Grafindi Persada, Jakarta
  17. Prijana, P. (2005). Metode Sampling Terapan untuk Penelitian Sosial. Bandung: HUMANIORA
  18. Raditya, A. F. Keberlanjutan Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut Sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi Lokal. Bandung: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK V1N3
  19. Rahma, H. (2012). Acuan Penerapan Ekonomi Lokal untuk Kota dan Kabupaten. Jakarta: Dirjen Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum
  20. Santoso, S. (2003). Statistik Deskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan MS Excel dan SPSS
  21. Sari, S. R. (2014). Kinerja Pelayanan Alun-alun Kota Purworejo Sebagai Ruang Publik. Proposal Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Teknik UNDIP
  22. Sarwono, J. (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13
  23. Sjaifudian, H., & Haryadi, D. (1995). Strategi dan agenda pengembangan usaha kecil. Akatiga
  24. Statistik, B. P. (2010). Hasil Sensus Penduduk Kabupaten Purworejo. Badan Pusat Statistik. Provinsi Jawa Tengah
  25. Statistik, B. P. (2011). Kabupaten Purworejo dalam Angka Tahun. Badan Pusat Statistik. Kabupaten Purworejo
  26. Statistik, B. P. (2011). Kecamatan Bagelen dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Kabupaten Purworejo
  27. Statistik, B. P. (2013). PDRB Kabupaten Purworejo. Badan Pusat Statistik. Kabupaten Purworejo
  28. Statistik, B. P. (2014). Kabupaten Purworejo dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Kabupaten Purworejo
  29. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung
  30. Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA, CV
  31. Sulisyanto, D. (2011). Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS
  32. Widyaningrum, N. (2003). Pola-pola eksploitasi terhadap usaha kecil. Yayasan Obor Indonesia
  33. www.kemenperin.go.id (website resmi Kementrian Perindustrian Republik Indonesia)
  34. www.KRJogja.com (website Kedaulatan Rakyat Online Yogyakarta)
  35. Yunus, H. S. (2010). Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  36. Zulkarnain, Z. (2003). Membangun Ekonomi Rakyat: Persepsi tentang Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.