skip to main content

Penilaian Ketertarikan Masyarakat Terhadap Angkutan Umum (Angkot) Di Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang Dengan Pendekatan Structural Equation Modeling (SEM)

*Arma Nopianti  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
Maryono Maryono  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Citation Format:
Abstract

Penggunaan angkutan pribadi yang tinggi di Kawasan Pendidikan Tembalang menyebabkan angkutan umum (angkot) menjadi kurang dilirik oleh masyarakat. Hal ini semakin didukung oleh kondisi sistem transportasi berupa pelayanan angkutan umum (angkot) yang belum bisa memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakat. Penggunaan angkutan umum yang sepi penumpang juga disebabkan oleh skala pelayanan angkutan umum (angkot) yang belum mampu melayani seluruh Kawasan Pendidikan Tembalang. Apabila kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan jumlah angkutan pribadi terus meningkat dan tidak terkendali sehingga berakibat pada vakumnya angkutan umum (angkot) beroperasi serta kemacetanpun akan susah dihindari. Padahal penduduk di Kawasan Pendidikan Tembalang didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu penduduk usia 15-64 tahun sekitar 26.153 jiwa atau sekitar 77% dari total penduduk. Penduduk pada usia ini merupakan penduduk yang aktif dalam melakukan perjalanan. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian untuk menilai ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum (angkot) di Kawasan Pendidikan Tembalang sehingga dapat disimpulkan kondisi sebenarnya penyebab sedikitnya demand angkutan umum (angkot). Dalam mencapai tujuan ini, maka analisis yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM). Analisis Structural Equation Modeling (SEM)  merupakan analisis yang berguna untuk mengkonfirmasi tentang sebuah teori. Analisis ini dilakukan menggunakan alat analisis berupa software LISREL 9.0 Versi Student. Data yang digunakan berupa data hasil kuesioner tentang variabel ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum yang diberikan kepada masyarakat usia produktif (umur 14-65 tahun). Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan penyebab rendahnya ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum (angkot) sebenarnya disebabkan oleh pelaku perjalanan atau pelaku masyarakat itu sendiri. Sedangkan faktor lain seperti kondisi sistem transportasi hanya berpengaruh sedikit pada ketertarikan masyarakat. Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk peningkatan ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum sehingga bisa menjadi salah satu solusi agar angkutan umum (angkot) semakin diminati dan penggunaan angkutan pribadi bisa diminimalisasi.

Fulltext View|Download
Keywords: Penggunaan angkutan pribadi yang tinggi di Kawasan Pendidikan Tembalang menyebabkan angkutan umum (angkot) menjadi kurang dilirik oleh masyarakat. Hal ini semakin didukung oleh kondisi sistem transportasi berupa pelayanan angkutan umum (angkot) yang belum

Article Metrics:

  1. Achmat, Zakarija. (2010). “Theory of Planned Behaviour, Masih Relevankah?”. http://zakarija. staff. umm. ac. id/files …, 2010 - zakarija.staff.umm.ac.id
  2. Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behaviour. Organization behavior and Human Decision Processes 50, 179-211
  3. Bang, H. K., Ellinger, A. E., Hadjimarcou, J., & Traichal, P. A. (2000). Consumer concern, knowledge, belief, and attitude toward renewable energy: An application of the reasoned action theory. Psychology & Marketing, 17(6), 449-468
  4. Bungin, B. (2004). Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Prenada Media Grup
  5. Cheng, Y. H., & Chen, S. Y. (2015). Perceived accessibility, mobility, and connectivity of public transportation systems. Transportation Research Part A: Policy and Practice, 77, 386-403
  6. Ghozali, I., Fuad, I., & Seti, M. (2005). Structural Equation Modeling: Teori, Konsep, dan Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.54. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
  7. Godard, X. (2013). Comparisons of urban transport sustainability: Lessons from West and North Africa. Research in Transportation Economics, 40(1), 96-103
  8. Hari, W. S. (2008). Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8. Yogyakarta: Graha Ilmu
  9. Herbowo, N. (2012). Studi Persepsi Pengguna TransJakarta Pada Koridor II (Pulogadung-Harmoni). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 23(1), 37-50
  10. Hoang-Tung, N., Kojima, A., & Kubota, H. (2016). Impacts of travellers' social awareness on the intention of bus usage. IATSS Research, 39(2), 130-137
  11. Jaśkiewicz, M., & Besta, T. (2014). Heart and mind in public transport: Analysis of motives, satisfaction and psychological correlates of public transportation usage in the Gdańsk–Sopot–Gdynia Tricity Agglomeration in Poland. Transportation research part F: traffic psychology and behaviour, 26, 92-101
  12. Kamaruddin, R., Osman, I., & Pei, C. A. C. (2012). Public transport services in Klang Valley: customer expectations and its relationship using SEM. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 36, 431-438
  13. Latan, H. (2012). Structural Equation Modeling Konsep dan Aplikasi Menggunakan LISREL 8.80. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung
  14. Miro, F. (2002). Perencanaan Transportasi. Padang: Penerbit Erlangga
  15. Miro, F. (2011). Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga
  16. Murray, A. T., Etc. (1998). Public Transportation Acces. Transpn Res.-D, Vol. 3, No. 5, pp. 319-328, 1998
  17. Nasional, B.S. (2004). Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Kawasan Perkotaan. Badan Standar Nasional
  18. Nugraha, G. Adi. (2009). Ketertarikan Sosial Orang Asing tentang Minat Tinggal di Kota Solo. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Vol. 11 (2), 14-18
  19. Nurlaela, S., & Curtis, C. (2012). Modeling household residential location choice and travel behavior and its relationship with public transport accessibility. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 54, 56-64
  20. Rao, A. M., & Rao, K. R. (2012). Measuring urban traffic congestion-a review. International Journal for Traffic and Transport Engineering, 2(4), 286-305
  21. Sani, Z. (2010). Transportasi (Suatu Pengantar). Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia
  22. Sarwono, J., & Budiono, H. (2012). Statistik Terapan Aplikasi untuk Riset Skripsi, Tesis, dan Disertasi menggunakan SPSS, AMOS, dan Exel. Jakarta: PT Gramedia
  23. Sham, R., Samsudin, N., & Rahman, K. (2013). Managing Public Transport Service Operation in Reducing Travel Fear Factor. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 101, 338-344
  24. Statistik, B.P. (2015). Kecamatan Banyumanik dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Semarang
  25. Statistik, B.P.(2015). Kecamatan Tembalang dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Semarang
  26. Statistik, B. P. (2015) Tabel Menurut Jenis Kelamin Urut Per Kecamatan tahun 1995-2014. Badan Pusat Statistik Kota Semarang
  27. Susantono, B. (2014). Revolusi Transportasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  28. Sugiyono,S. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta
  29. Syamsuddin, syamsuddin. (2012). “STRUCTURAL EQUATION MODELING PENYAKIT BUSUK BATANG (Scleotium rolfsii) PADA KEDELAI: Pemahaman Patosistem Melaui Pendekatan Model Persamaan Bertrsuktur “. Dalam http:syamsuddin.lecture.ub.ac.id /files/2012/.../BUKU_SEM-Sclerotium_A5.p..
  30. Umum. D. P. (2014). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Kementerian Pekerjaan Umum
  31. Ofyar, Z., & Tamin, P. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Edisi kedua, ITB Bandung

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.