skip to main content

Penggunaan Abu Serabut Kelapa Sebagai Substitusi Semen dan Tempurung Kelapa Sebagai Substitusi Agregat Kasar

*Fahryan Bery Ramdhany  -  Vocational School, Universitas Diponegoro, JL. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Coconut shell and coconut fiber waste are types of waste generated from the coconut industry, with a significant quantity. The main issue related to this waste is its inefficient handling, which can lead to environmental pollution and health problems. By utilizing coconut shells as a substitute for coarse aggregate in concrete mixtures, we can reduce the amount of waste disposed of and decrease dependence on conventional materials. Additionally, the ash from coconut fibers, produced from burning the fibers, can be used as a substitute for cement. The use of coconut fiber ash not only reduces the use of Portland cement, which has a high environmental impact, but also can improve the mechanical properties and durability of concrete. This research aims to explore the use of coconut shell waste as a substitute for coarse aggregate and coconut fiber ash as a substitute for cement in concrete mixtures. With the increasing demand for construction materials and the environmental impact of conventional materials, the utilization of agricultural waste such as coconut shells and fibers presents an attractive alternative. The experimental methods used include testing the physical and mechanical characteristics of the concrete mixture, as well as analyzing the variation in substitution proportions. Previous studies have shown the potential of coconut waste in enhancing concrete properties, both in terms of compressive strength and environmental resistance. The results of this research are expected to contribute to the development of sustainable construction technology and waste reduction, as well as promote the use of environmentally friendly materials in the building industry.
Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-2847-2013. (2013). Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  2. Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-6468-2000. (2000). Tata Cara Perencanaan Campuran Tinggi dengan Semen Portland dengan Abuterbang. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  3. Badan Standarisasi Nasional. SNI-S-04-1989-F. (1989). Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  4. Badan Standarisasi Nasional. SNI-03-1969-2008. (2008). Jenis Agregat untuk Bahan Bangunan. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  5. Badan Standarisasi Nasional. RSNI-T-01-2005. (2005). Cara Uji Butiran Agregat Kasar Berbentuk Pipih, Lonjong, atau Pipih dan Lonjong. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  6. Badan Standarisasi Nasional. SNI-03-2834-2000. (2000). Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  7. Badan Standarisasi Nasional. SNI-03-1974-2011. (2011). Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  8. Badan Standarisasi Nasional. SNI-03-4137-2012. (2012). Metode Uji Penentuan Ukuran Terkecil Rata-rata (UKR) dan Ukuran Terbesar Rata-rata (UBR). Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  9. Badan Standarisasi Nasional. SNI-03-1974-2013. (2013). Tata Cara Pengujian Kuat Tekan Beton di Laboratorium. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  10. Badan Standarisasi Nasional. SNI-03-2493-2011. (2011). Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  11. Badan Standarisasi Nasional. SNI-03-4810-1998. (1998). Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
  12. Zalukhu, Pinter Susanto, Irwan Irwan, and Denny Meisandy Hutauruk. "Pengaruh Penambahan Serat Sabut Kelapa (Cocofiber) terhadap Campuran Beton sebagai Peredam Suara." Journal Of Civil Engineering Building And Transportation 1.1 (2017): 27-36
  13. Lisantono, Ade, and JAP YOVITA NATALIE. "PENGGUNAAN ABU SERABUT KELAPA DENGAN PEMBAKARAN 800 DAN 1000° CELCIUS SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON." (2018)
  14. Zulkarnain, Fahrizal, and Intan Permata Sari. "The THE EFFECT OF COCONUT FIBER ASH AS AN ALTERNATIVE TO REPLACE PART OF CEMENT USING ADDITIVE MATERIAL SIKA VISCOCRATE 8670 MN ON THE SPLIT TENSILE STRENGTH OF CONCRETE." Jurnal Teknik Sipil: Rancang Bangun 10.2 (2024): 109-114
  15. Sibarani, Firman Abednego Sarwedi. "Pengaruh Perbandingan Tempurung Kelapa Dan Eceng Gondok Serta Variasi Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Briket." Jurnal Teknik Kimia USU 5.3 (2016): 56-61
  16. S. Suhartana, "Pemanfaatan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku Arang Aktif dan Aplikasinya Untuk Penjernihan Air Sumur di Desa Belor Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan," BERKALA FISIKA, vol. 9, no. 3, pp. 151-156, Apr. 2012
  17. Tamado, Daniel, et al. "Sifat termal karbon aktif berbahan arang tempurung kelapa." Prosiding Seminar Nasional Fisika (e-Journal). Vol. 2. 2013
  18. Zaqiyah, Rahmi Nihayatuz, Lilis Tiyani, and Devi Megarusti Pratiwi. "KUAT TEKAN BETON DENGAN SUBSTITUSI ABU SERABUT KELAPA." Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil. Vol. 5. No. 2. 2023
  19. Irawan, Deni, and Utari Khatulistiani. "Substitusi Agregat Kasar Menggunakan Pecahan Tempurung Kelapa Pada Campuran Beton Normal." axial: jurnal rekayasa dan manajemen konstruksi 9.1 (2021): 061-070
  20. Agustapraja, H. R., & Syah, F. I. (2023). Pemanfaatan Abu Serabut Kelapa dan Serbuk Cangkang Telur Terhadap Kuat Tekan Beton. Jurnal Teknik, 21(1), 112-120
  21. Olii, Muhammad Ramdhan, et al. "Limbah kaca sebagai penganti sebagian agregat halus untuk beton ramah lingkungan." Teras Jurnal: Jurnal Teknik Sipil 11.1 (2021): 113-124
  22. Defitri, M. (2022). ”Pasar Gedebage Bandung & Waste4Change Targetkan Kelola 5 Ton Sampah Organik perhari menggunakan metode BSF”. Diakses [Online] pada laman: Pasar Gedebage Bandung & Waste4Change Targetkan Kelola 5 Ton Sampah Organik per Hari Menggunakan Metode BSF
  23. Wamad, S. (2023). “Data Bandung: Produksi Sampah di Bandung Meningkat Tiap Tahun”. Diakses [Online] pada laman: https://www.detik.com/jabar/berita/d-6724978/produksi-sampah-di-bandung-meningkat-tiap-tahun#:~:text=Tahunnya%2C%20produksi%20sampah%20di%20Bandung,Sampah%20makanan%20menjadi%20penyumbang%20terbesar

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.