BibTex Citation Data :
@article{JTP29421, author = {Arfan Ghofur and Ahmad Zakki and Hartono Yudo}, title = {Analisa Respon Tegangan Lokal Rantai Jangkar pada Kapal Perintis 1200 GT di Perairan Kepulauan Seribu}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {10}, number = {3}, year = {2022}, keywords = {Mooring System; Beban Lingkungan; Deformation; Safety Factor}, abstract = { Untuk mengoptimalkan potensi maritim Indonesia dibutuhkan armada kapal yang memiliki performa dan safety yang mumpuni untuk menghadapi lautan dalam berbagai kondisi. Salah satu system pendukung tersebut adalah sistem mooring yang memiliki komponen utama jangkar berserta rantainya, yang man a rantai berfungsi sebagai peralatan penghubung antara kapal dengan jangkar. Dengan adanya jangkar dan rantai kapal ini, ketika kapal berlabuh ataupun sandar kapal tidak akan berpindah tempat karena hembusan angin, arus ataupun gelombang, tetapi pada kenyataannya, masih terdapatnya beberapa kasus putusnya rantai jangkar kapal akibat diterjang gelombang laut. Hal tersebut menjadikan latar belakangan penelitian mengenai kekuatan struktur rantai jangkar, dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dari struktur rantai jangkar akibat adanya beban lingkungan pada perairan Kepulauan Seribu. Metode yang digunakan menggunakan software berbasis metode elemen hingga. Pada penelitian ini berdasarkan beban lingkungan yang aplikasikan terhadap rantai jangkar, daerah kritis terjadi pada daerah antar sambungan dengan tegangan maksimal 488,49 MPa pada komponen swivel pada sudut interlink rantai 0 ̊. Nilai deformasi terbesar 1,022 pada komponen enlargelink di sudut interlink rantai jangkar 4 ̊. Tegangan yang terjadi pada masing-masing variasi pembebanan masih dibawah nilai yield strength pada material yang digunakan yaitu 680 MPa dengan nilai safety factor terkecil 1,39 . }, pages = {21--30} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/29421} }
Refworks Citation Data :
Untuk mengoptimalkan potensi maritim Indonesia dibutuhkan armada kapal yang memiliki performa dan safety yang mumpuni untuk menghadapi lautan dalam berbagai kondisi. Salah satu system pendukung tersebut adalah sistem mooring yang memiliki komponen utama jangkar berserta rantainya, yang mana rantai berfungsi sebagai peralatan penghubung antara kapal dengan jangkar. Dengan adanya jangkar dan rantai kapal ini, ketika kapal berlabuh ataupun sandar kapal tidak akan berpindah tempat karena hembusan angin, arus ataupun gelombang, tetapi pada kenyataannya, masih terdapatnya beberapa kasus putusnya rantai jangkar kapal akibat diterjang gelombang laut. Hal tersebut menjadikan latar belakangan penelitian mengenai kekuatan struktur rantai jangkar, dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dari struktur rantai jangkar akibat adanya beban lingkungan pada perairan Kepulauan Seribu. Metode yang digunakan menggunakan software berbasis metode elemen hingga. Pada penelitian ini berdasarkan beban lingkungan yang aplikasikan terhadap rantai jangkar, daerah kritis terjadi pada daerah antar sambungan dengan tegangan maksimal 488,49 MPa pada komponen swivel pada sudut interlink rantai 0 ̊. Nilai deformasi terbesar 1,022 pada komponen enlargelink di sudut interlink rantai jangkar 4 ̊. Tegangan yang terjadi pada masing-masing variasi pembebanan masih dibawah nilai yield strength pada material yang digunakan yaitu 680 MPa dengan nilai safety factor terkecil 1,39.
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License