BibTex Citation Data :
@article{JTP16295, author = {Muhammad Jordi and Hartono Yudo and Sarjito Jokosisworo}, title = {Analisa Pengaruh Proses Quenching Dengan Media Berbeda Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan Baja St 36 Dengan Pengelasan SMAW}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {5}, number = {1}, year = {2017}, keywords = {Heat Treatment; Quenching; Baja ST 36; SMAW}, abstract = { Salah satu tujuan proses perlakuan panas ( Heat Treatment ) pada baja adalah untuk pengerasan ( hardening) , yaitu proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau diatas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat dinamakan quench , (Djafrie, 1995). Akibat proses hardening pada baja, maka timbulnya tegangan dalam ( internal stress ), yang akan menaikkan kekerasan namun terkadang mengakibatkan baja menjadi getas ( britlle ). Penelitian ini membahas sejauh mana variasi media pendingin berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan tarik baja karbon rendah ST 36. Sehingga bila diketahui tingkat perbandingan kekuatan tariknya dan kesesuainnya terhadap aplikasi dan kegunaannya, maka dapat diambil suatu keputusan untuk menggunakan proses quenching pada media yang tepat, agar menghemat waktu dan biaya produksi. Pengkajian lebih lanjut dampak dari faktor perbedaan media quenching, dapat dilakukan melalui pengujian bahan. Pengujian bahan yang digunakan adalah pengujian kekuatan tarik dan kekerasan. Dari hasil pengujian didapat spesimen tanpa proses quenching menghasilkan kekuatan tarik sebesar 341,79 MPa dan kekuatan rata-rata terhadap beban tarik yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan quenching menggunakan media pendingin air yaitu sebesar 503,61 MPa dan terendah berturut turut garam 472,75 MPa dan oli 408,09 MPa. Hasil pengujian kekerasan raw material untuk daerah tengah las sebesar 92,7 VHN, 1 cm kiri las 79,46 VHN, dan 1 cm kanan las 79,46 VHN. Sedangkan pengujian kekerasan spesimen hasil proses quenching nilai rata-rata tertinggi di hasilkan oleh media pendingin air dengan nilai kekeasan di tengah las yaitu 105,12 VHN, 1 cm kiri las 89,07 VHN, dan 1 cm kanan las 88,47 VHN. Sedangkan untuk nilai terendah berturut-turut yaitu garam dengan nilai kekerasan di tengah las 103,86 VHN, 1 cm kiri las 84,77 VHN, 1 cm kanan las 85,43 VHN, dan oli dengan nilai di tengah las 93,51 VHN, 1 cm kiri las 80,87 VHN, dan 1 cm kanan las 82,25 VHN. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan kekuatan dan kekerasan setelah proses quenching tidak begitu signifikan pada baja ST 36. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/16295} }
Refworks Citation Data :
Salah satu tujuan proses perlakuan panas (Heat Treatment) pada baja adalah untuk pengerasan (hardening), yaitu proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau diatas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat dinamakan quench, (Djafrie, 1995). Akibat proses hardening pada baja, maka timbulnya tegangan dalam (internal stress), yang akan menaikkan kekerasan namun terkadang mengakibatkan baja menjadi getas (britlle). Penelitian ini membahas sejauh mana variasi media pendingin berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan tarik baja karbon rendah ST 36. Sehingga bila diketahui tingkat perbandingan kekuatan tariknya dan kesesuainnya terhadap aplikasi dan kegunaannya, maka dapat diambil suatu keputusan untuk menggunakan proses quenching pada media yang tepat, agar menghemat waktu dan biaya produksi. Pengkajian lebih lanjut dampak dari faktor perbedaan media quenching, dapat dilakukan melalui pengujian bahan. Pengujian bahan yang digunakan adalah pengujian kekuatan tarik dan kekerasan. Dari hasil pengujian didapat spesimen tanpa proses quenching menghasilkan kekuatan tarik sebesar 341,79 MPa dan kekuatan rata-rata terhadap beban tarik yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan quenching menggunakan media pendingin air yaitu sebesar 503,61 MPa dan terendah berturut turut garam 472,75 MPa dan oli 408,09 MPa. Hasil pengujian kekerasan raw material untuk daerah tengah las sebesar 92,7 VHN, 1 cm kiri las 79,46 VHN, dan 1 cm kanan las 79,46 VHN. Sedangkan pengujian kekerasan spesimen hasil proses quenching nilai rata-rata tertinggi di hasilkan oleh media pendingin air dengan nilai kekeasan di tengah las yaitu 105,12 VHN, 1 cm kiri las 89,07 VHN, dan 1 cm kanan las 88,47 VHN. Sedangkan untuk nilai terendah berturut-turut yaitu garam dengan nilai kekerasan di tengah las 103,86 VHN, 1 cm kiri las 84,77 VHN, 1 cm kanan las 85,43 VHN, dan oli dengan nilai di tengah las 93,51 VHN, 1 cm kiri las 80,87 VHN, dan 1 cm kanan las 82,25 VHN. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan kekuatan dan kekerasan setelah proses quenching tidak begitu signifikan pada baja ST 36.
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License