skip to main content

ANALISA SEBARAN TANGKAPAN IKAN LEMURU (Sardinella lemuru) BERDASARKAN DATA SATELIT SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-a DI PERAIRAN SELAT BALI

1Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

2Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published: 29 Oct 2013.

Citation Format:
Abstract

Sumberdaya ikan Lemuru (Sardinella lemuru) merupakan sumberdaya perikanan yang paling dominan dan bernilai ekonomis di Selat Bali, sehingga ikan lemuru paling banyak dieksploitasi oleh nelayan yang bermukim di sekitar Selat Bali. Kegiatan penangkapan lemuru tersebut tidak terlepas dari ketepatan dalam penentuan lokasi penangkapan, yang merupakan salah satu aspek penting bagi usaha perikanan karena berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan. Lokasi ikan pelagis kecil seperti lemuru, sangat ditentukan oleh beberapa kondisi perairan termasuk suhu permukaan laut dan kandungan klorofil-a.

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui perkembangan hasil tangkapan ikan Lemuru (S. lemuru), sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a, dan mengetahui korelasi dari variabel suhu permukaan laut dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan Lemuru (S. lemuru) di perairan Selat Bali selama tahun 2012.

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data suhu permukaan laut dan klorofil-a dari satelit Aqua MODIS, data titik koordinat daerah penangkapan lemuru, jumlah trip, dan hasil tangkapan lemuru selama tahun 2012. Metode penelitian menggunakan metode eksploratif, yaitu untuk mencari tahu suatu kejadian tertentu atau hubungan antara dua atau lebih variabel, dimana variabel tersebut yaitu suhu permukaan laut dan klorofil-a (independent variable), dan hasil tangkapan lemuru (dependent variable).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tangkapan lemuru pada musim barat (1.986 ton) lebih besar daripada musim timur (556 ton), tetapi jumlah trip pada musim barat (1.188) lebih rendah daripada musim timur (1.534). Berdasarkan peta koordinat lokasi penangkapan lemuru tahun 2012 dari 5 sampel kapal menunjukkan jumlah lokasi penangkapan lemuru pada musim barat (19 titik) lebih banyak daripada musim timur (13 titik). Sebaran suhu permukaan laut pada musim barat (27o - 30oC) lebih tinggi daripada musim timur (22o - 28oC) dan kandungan klorofil-a  pada musim barat (0,01 - 0,9 mg/L) lebih rendah daripada musim timur (0,09 - 3,9 mg/L).

Analisa regresi tunggal antara satu independent variable terhadap satu dependent variable menunjukkan nilai koefisien regresi dari kandungan klorofil-a (r = 0,74 - 0,77) lebih berhubungan erat dengan hasil tangkapan lemuru daripada suhu permukaan laut (r = 0,56 - 0,68). Analisa regresi ganda antara dua independent variable terhadap satu dependent variable menunjukkan nilai koefisien regresi (0,814 - 0,831) yang berarti bahwa terdapat hubungan antara suhu permukaan laut dengan kandungan klorofil-a serta terhadap hasil tangkapan lemuru. Hubungan tersebut yaitu dipengaruhi kuat oleh proses upwelling di perairan Selat bali, karena proses upwelling menyebabkan peningkatan kandungan klorofil-a dan menurunkan suhu permukaan laut.

Fulltext View|Download
Keywords: Ikan Lemuru; Data Satelit; Suhu Permukaan Laut; Klorofil-a; Selat Bali

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.