skip to main content

KELIMPAHAN EPIFAUNA PADA EKOSISTEM LAMUN DENGAN KEDALAMAN TERTENTU DI PANTAI BANDENGAN, JEPARA (Epifauna Abundance in Seagrass Ecosystem with Specific Depth at Bandengan Beach, Jepara)

1Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,, Indonesia

2Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 25 Jul 2018; Published: 25 Jul 2018.
Open Access Copyright (c) 2018 Management of Aquatic Resources Journal

Citation Format:
Abstract

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang terdapat hampir di seluruh perairan dangkal Indonesia. Ekosistem lamun memiliki banyak peranan penting, salah satunya adalah tempat asosiasi dari epifauna. Kerapatan dari lamun akan berpengaruh terhadap kelimpahan epifauna di Pantai Bandengan Jepara. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2017 di Pantai Bandengan Jepara dan bertujuan untuk dapat mengetahui hubungan antara kelimpahan epifauna dengan kerapatan lamun, kedalaman dan bahan organik. Metode penelitian yang digunakan yakni Purposive Sampling. Pengambilan sampel diambil pada 3 stasiun dengan kedalaman berbeda dan masing-masing stasiun dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 1 jenis lamun di Pantai Bandengan, yaitu Thalassia sp. Kerapatan lamun pada masing-masing stasiun yaitu 120 (I), 219 (II) dan 50 (III), dengan kata lain terdapat lamun dengan kerapatan rendah, sedang dan tinggi. Epifauna yang ditemukan di Pantai Bandengan Jepara secara keseluruhan yaitu 6 spesies dengan kelimpahan 61 ind/m² pada stasiun kerapatan rendah, 101 ind/m² pada kerapatan sedang dan 119 ind/m² pada kerapatan tinggi. Berdasarkan uji regresi menunjukkan bahwa hubungan antara kelimpahan epifauna dengan kerapatan lamun, kedalaman dan bahan organik adalah positif, sedangkan pengaruh dari kerapatan lamun dan bahan organik terhadap kelimpahan epifauna terjadi secara langsung, dan pengaruh kedalaman terhadap kelimpahan epifauna adalah secara tidak langsung.

 

The seagrass ecosystem is one of shallow marine ecosystem found in almost all shallow waters of Indonesia. The seagrass ecosystem has many important roles, one of which is the association of epifauna. The density of the seagrasses will have an effect on the epifauna abundance in Bandengan Beach Jepara. This research was conducted on April 2017 at Bandengan Beach Jepara and the aimed of this research was to find out the relationship between epifauna abundance with seagrass density, depth and organic material. The research method used is Purposive Sampling. Sampling is taken at 3 different depth stations and each station is done 3 repetitions. The results showed that found 1 type of seagrass in Bandengan Beach, namely Thalassia sp. Seagrass density at each station is 120 (I), 219 (II) and 50 (III), in other words there are seagrasses with low, medium and high density. Epifauna found in Bandengan Beach Jepara is 6 species with an abundance of 61 ind/m² at low density stations, 101 ind/m² at medium density, and 119 ind/m² at high density. Based on the regression test result showed that the relationship between epifauna abundance with seagrass density, organic material and depth is positive however seagrass density and organic material influence to epifauna abundance have direct effect and depth influence to epifauna abundance have indirect effect.

Fulltext View|Download
Keywords: Kelimpahan Epifauna; Kedalaman; Parameter lingkungan; Pantai Bandengan

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.