BibTex Citation Data :
@article{JTM5535, author = {Adityo Ristyanto and Gunawan Haryadi and Yusuf Umardani}, title = {PENGARUH PROSES NORMALIZING TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS THERMITE SIMILLAR BAJA UIC-54 (Union Internasionale des Chemins de fer -54)}, journal = {JURNAL TEKNIK MESIN}, volume = {2}, number = {2}, year = {2014}, keywords = {HAZ, normalizing, pengelasan thermite, PWHT, UIC-54}, abstract = {Salah satu penerapan metode pengelasan saat ini adalah pengelasan thermite yang merupakan pengembangan dari proses pengelasan yang umum dilakukan. Penerapannya terutama dalam bidang yang besar seperti rail crane, rel kereta api, gear yang besar, atau patahan pada komponen-komponen peralatan yang ukurannnya besar, ataupun perbaikan instalasi rel kereta api. Namun di Indonesia sendiri masih jarang digunakan. Pengelasan thermite adalah reaksi eksotermik antara alumunium dan besi oksida yang menghasilkan baja lebur yang kemudian dituangkan ke dalam suatu cetakan yang akan di-las. Dari pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa adanya penyetaraan nilai kekerasan dari base metal, HAZ (Heat Affected Zone), dan weld metal yang disebakan adanya pengaruh post weld heat treatment normalizing . Nilai kekerasan tertinggi pada daerah base metal terletak pada temperatur 850 ˚C, kekerasan tertinggi pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) terletak pada temperatur 850˚C, dan kekerasan tertinggi pada daerah weld metal terletak pada temperatur 775 ˚C. Hasil pengelasan dari kedua sisi bahan baja UIC-54 ( Union Internasionale des Chemins de fer-54 ) menghasilkan tiga daerah utama yaitu daerah logam dasar, daerah terpengaruh panas HAZ (Heat Affected Zone) , dan daerah logam las. Dalam proses pengelasan thermite , bagian sambungan yang di las menerima panas pengelasan setempat dan selama proses berjalan suhunya terus berubah sehingga distribusi menjadi tidak merata. Karena panas tersebut, maka pada bagian terjadi pengembangan thermal , sedangkan bagian yang dingin tidak berubah sehingga terbentuk penghalang pengembangan yang menyebabkan terjadinya peregangan. Akibat peregangan ini akan timbul tegangan tetap yang disebut tegangan sisa.}, issn = {2303-1972}, pages = {36--45} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jtm/article/view/5535} }
Refworks Citation Data :
Last update: