BibTex Citation Data :
@article{JTM45945, author = {Mileno Putra and Athanasius Bayuseno and Rifky Ismail}, title = {SINTESIS DAN KARAKTERISASI PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) DARI LIMBAH EKSTRAKSI ASPAL BUTON MENGGUNAKAN PELARUT HYDROCHLORIC ACID (HCl) DENGAN METODE KARBONASI MENGGUNAKAN AMONIUM BIKARBONAT (NH4HCO3)}, journal = {JURNAL TEKNIK MESIN}, volume = {12}, number = {3}, year = {2024}, keywords = {limbah ekstraksi asbuton; dan ph-swing; precipitated calcium carbonate}, abstract = { Salah satu sumber kalsium yang banyak diaplikasikan dalam dunia industri adalah Precipitated C alcium C arbonate (PCC). PCC dapat disintesis dari material yang mengandung kalsium, seperti limbah ekstraksi aspal buton. Limbah ekstraksi aspal buton mengandung sekitar 25,5 % Ca, sehingga mempunyai potensi besar sebagai bahan dasar pembuatan PCC. Sintesis PCC menggunakan metode karbonasi, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah dan polusi CO 2 . Penelitian sintesis PCC ini menggunakan metode pH-swing dengan asam klorida (HCl) sebagai pelarut dan amonium bikarbonat (NH 4 HCO 3 ) sebagai sumber CO 2 dengan variasi temperatur karbonasi 30℃, 40℃, dan 50℃. Produk sintesis PCC kemudian dilakukan uji XRD, FTIR, dan SEM dengan tujuan memperoleh persentase kristalinitas, struktur, ukuran, wavenumber , dan morfologi kristal PCC. Metodologi peneliti secara kuantitatif dengan metode eksperimen. Proses pembuatan PCC dengan mencampurkan limbah asbuton terkalsinasi durasi 5 jam pada temperatur 900℃ dengan asam klorida dan natrium hidroksida untuk menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ). Selanjutnya, Ca(OH) 2 dicampurkan dengan NH 4 HCO 3 dengan parameter variasi temperatur 30℃, 40℃, dan 50℃. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan semakin meningkat temperatur karbonasi maka ukuran rata-rata, serta persentase kristalinitas kalsit mengalami peningkatan. Pada pengujian FTIR menunjukkan adanya gugus CaO dan CO serta puncak wavenumber menunjukkan dominasi kristal kalsit dan vaterite. Hasil pengujian SEM menunjukkan morfologi kalsit (kubus) meningkat seiring dengan bertambahnya temperatur karbonasi. Variasi temperatur karbonasi 50℃ paling optimal untuk memenuhi standar ISO 3262-2:1998. }, issn = {2303-1972}, pages = {35--40} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jtm/article/view/45945} }
Refworks Citation Data :
Salah satu sumber kalsium yang banyak diaplikasikan dalam dunia industri adalah Precipitated Calcium Carbonate (PCC). PCC dapat disintesis dari material yang mengandung kalsium, seperti limbah ekstraksi aspal buton. Limbah ekstraksi aspal buton mengandung sekitar 25,5 % Ca, sehingga mempunyai potensi besar sebagai bahan dasar pembuatan PCC. Sintesis PCC menggunakan metode karbonasi, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah dan polusi CO2. Penelitian sintesis PCC ini menggunakan metode pH-swing dengan asam klorida (HCl) sebagai pelarut dan amonium bikarbonat (NH4HCO3) sebagai sumber CO2 dengan variasi temperatur karbonasi 30℃, 40℃, dan 50℃. Produk sintesis PCC kemudian dilakukan uji XRD, FTIR, dan SEM dengan tujuan memperoleh persentase kristalinitas, struktur, ukuran, wavenumber, dan morfologi kristal PCC. Metodologi peneliti secara kuantitatif dengan metode eksperimen. Proses pembuatan PCC dengan mencampurkan limbah asbuton terkalsinasi durasi 5 jam pada temperatur 900℃ dengan asam klorida dan natrium hidroksida untuk menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Selanjutnya, Ca(OH)2 dicampurkan dengan NH4HCO3 dengan parameter variasi temperatur 30℃, 40℃, dan 50℃. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan semakin meningkat temperatur karbonasi maka ukuran rata-rata, serta persentase kristalinitas kalsit mengalami peningkatan. Pada pengujian FTIR menunjukkan adanya gugus CaO dan CO serta puncak wavenumber menunjukkan dominasi kristal kalsit dan vaterite. Hasil pengujian SEM menunjukkan morfologi kalsit (kubus) meningkat seiring dengan bertambahnya temperatur karbonasi. Variasi temperatur karbonasi 50℃ paling optimal untuk memenuhi standar ISO 3262-2:1998.
Last update: