skip to main content

PENGARUH PENGGUNAAN BIOMASA WOOD PELLET PADA PROSES CO-FIRING TERHADAP SUHU PEMBAKARAN

*Muhammad Arief Hakim  -  Department of Mechanical Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
M.S.K. Tony Suryo Utomo  -  Department of Mechanical Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Muchammad Muchammad  -  Department of Mechanical Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Kebutuhan listrik di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan adanya pertambahan jumlah penduduk dan dibukanya lapangan pekerjaan baru yang memerlukan suplai listrik dengan jumlah yang banyak. Dengan adanya hal ini, pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan pembangkit listrik baru untuk memenuhi pasokan aliran listrik yang diperlukan. Jenis pembangkit listrik yang umum digunakan di negara Indonesia berjenis PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), dengan menggunakan bahan bakar berupa batubara. Namun penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik ini memiliki dampak buruk untuk lingkungan yang mengakibatkan krisis iklim, sehingga dengan adanya permasalahan ini pemerintah mendorong untuk melakukan upaya untuk mengurangi dampak dari penggunaan batubara. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah berupa menggunakan biomassa untuk digunakan pada proses co-firing pada pembakaran bahan bakar PLTU. Co-firing sendiri merupakan merupakan metode pembakaran dengan melakukan pencampuran dua jenis bahan bakar ke satu tempat pembakaran untuk meminimalisir kandungan gas buang yang terjadi selama pembakaran batubara pada boiler. Jenis boiler yang akan digunakan pada penelitian ini berjenis stoker boiler dengan mengambil bagian tungku pembakarannya untuk melakukan proses co-firingStoker boiler sendiri merupakan jenis boiler tertua yang digunakan untuk melakukan pembakaran langsung dari bahan bakar padat seperti batubara. Dengan keuntungan menggunakan boiler jenis ini berupa dapat membaakar berbabagai macam bahan bakar dengan sedikit instalasi awal, dan perawatannya yang sederhana. Penelitian ini dilakukan menggunakan biomassa wood pellet dicampurkan dengan batubara. Pemilihan biomassa wood pellet ini berdasarkan nilai kalor yang tinggi pada wood pellet sehingga tidak terlalu adanya gap yang berlebih dengan batubara. Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan wood pellet sebanyak 10% atau 3 kg dicampurkan dengan batubara sebanyak 90% atau 27 kg dan akan dibandingkan hasilnya dengan pembakaran batubara 100%. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan mengambil data suhu pembakaran yang terjadi selama 90 menit setiap 5 menit dimulai dari menit ke-0. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu pada suhu pembakaran tertinggi batubara 100% mencapai suhu 469,5℃. Sedangkan suhu pembakaran tertinggi co-firing biomassa wood pellet sebanyak 3 kg atau 10% mencapai suhu 519,0℃. Hal ini menunjukkan penggunaan biomassa  wood pellet mempengaruhi suhu pembakaran.
Fulltext View|Download
Keywords: co-firing; suhu pembakaran; wood pellet
  1. Moran MJ, Shapiro HN, Boettner DD, Bailey MB. Fundamentals Of Engineering Thermodynamics Eighth Edition . 2014
  2. Yin, C., L.A. Rosendahl, and S.K. Kær. Grate-firing of biomass for heat and power production. Progress in Energy and Combustion Science, vol 34(6): p. 725-754. 2008
  3. Rusinowski, H., Szega, M., & Szle, A.Methods of choosing the optimal parameters for solid fuel combustion in stoker-fired boilers. 43, 1363–1375. 2002
  4. Abrams RF. Efficient and Low Emission Stoker Fired Biomass Boiler Technology in Today’s Marketplace. Las Vegas Nevada; 2007
  5. Wijayapala WDAS, Mudunkotuwa SRH. Co-firing of Biomass with Coal in Pulverized Coal Fired Boilers at Lakvijaya Power Plant: A Case Study. 2016
  6. Gil M v., Rubiera F. Coal and biomass cofiring. New Trends in Coal Conversion: Combustion, Gasification, Emissions, and Coking. Elsevier; 2018. hlm. 117–40
  7. Basu, P. Biomass Gasification, Pyrolysis and Torrefaction. 3rd ed. Cambridge: Academic Press. 2018
  8. Hidayanto N, Sansuadi, Nugroho RC. STATISTIK KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2021. 35 ed. Fajar Rahmadhy, Frico Dian Putra, Syifa’ul Barir, editor. Sekretariat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan; 2022
  9. Altawell N. The Selection Process of Biomass Materials for the Production of Bio-Fuels and Co-firing. The Selection Process of Biomass Materials for the Production of Bio-Fuels and Co-firing. 2014
  10. Nyoman I, Winaya S, Agung IB, Susila D. Co-Firing Sistem Fludized Bed Berbahan Bakar Batubara dan Ampas Tebu. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. 2010
  11. Tursi A. A review on biomass: Importance, chemistry, classification, and conversion. Biofuel Research Journal. 2019;6:962–79
  12. Malmgren, A. dan Riley, G. Biomass Power Generation. Comprehensive Renewable Energy, 5(2012), pp.27–53. 2018

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.