BibTex Citation Data :
@article{JTM35763, author = {Joshua Misael and Agus Suprihanto and Gunawan Haryadi}, title = {PENGUJIAN LAJU KOROSI PADA PERANGKAT ORTODONTIK DENGAN MATERIAL STAINLESS STEEL 316L PADA PENERAPAN LARUTAN SALIVA DAN KEKASARAN PERMUKAAN}, journal = {JURNAL TEKNIK MESIN}, volume = {9}, number = {2}, year = {2021}, keywords = {korosi; metode polarisasi linier; metode weight loss; stainless steel 316l}, abstract = { Saat ini semakin banyak masyarakat Indonesia bahkan dunia yang mengalami maloklusi, baik perempuan maupun laki laki. Menurut WHO tahun 2003, hasil survei melalui Dental Aesthetic Index (DAI) menunjukan angka kejadian maloklusi sebanyak 66,67% (Kristianingsih, 2014). Kawat ortodonti (archwire) merupakan komponen aktif dari alat ortodonti cekat yang digunakan untuk menggerakkan gigi. Kawat ortodontik stainless steel merupakan kawat yang paling sering digunakan saat ini dalam perawatan ortodontik. Kawat ortodonti stainless steel lebih banyak digunakan karena sifat superelastisitas yang dimilikinya (O’Brian, 2002). Salah satu tipe stainless steel yang digunakan untuk kawat ortodonti adalah tipe 316L. Di dalam rongga mulut kawat stainless steel 316L selalu berkontak langsung dengan saliva dan dapat menyebabkan korosi, oleh sebab itu pengujian dilakukan dengan menggunakan metode weight loss dan metode polarisasi linier. Perbedaan kekasaran permukaan pada stainless steel 316L mempengaruhi laju korosi spesimen tersebut. Kekasaran permukaan dengan nilai kekasaran 0,172µm menghasilkan nilai laju korosi sebesar 0,1629 mm/y, sedangkan permukaan dengan nilai kekasaran 0,042µm menghasilkan nilai laju korosi sebesar 0,0815mm/y pada perendaman saliva buatan selama 8 minggu menggunakan metode weight loss . Untuk metode polarisasi linier didapati nilai laju korosi sebesar 0,00067mm/y pada kekasaran permukaan dengan nilai 0,024µm, sedangkan untuk kekasaran permukaan dengan nilai 0,176µm didapati nnilai laju korosi sebesar 0,16356mm/y. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kasar permukaan spesimen maka semakin tinggi nilai laju korosi yang diperoleh. Penggunaan material stainless steel 316L dapat digunakan untuk kawat ortodonti selama memiliki nilai kekasaran permukaan tidak melebihi 0,051µm. }, issn = {2303-1972}, pages = {205--214} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jtm/article/view/35763} }
Refworks Citation Data :
Saat ini semakin banyak masyarakat Indonesia bahkan dunia yang mengalami maloklusi, baik perempuan maupun laki laki. Menurut WHO tahun 2003, hasil survei melalui Dental Aesthetic Index (DAI) menunjukan angka kejadian maloklusi sebanyak 66,67% (Kristianingsih, 2014). Kawat ortodonti (archwire) merupakan komponen aktif dari alat ortodonti cekat yang digunakan untuk menggerakkan gigi. Kawat ortodontik stainless steel merupakan kawat yang paling sering digunakan saat ini dalam perawatan ortodontik. Kawat ortodonti stainless steel lebih banyak digunakan karena sifat superelastisitas yang dimilikinya (O’Brian, 2002). Salah satu tipe stainless steel yang digunakan untuk kawat ortodonti adalah tipe 316L. Di dalam rongga mulut kawat stainless steel 316L selalu berkontak langsung dengan saliva dan dapat menyebabkan korosi, oleh sebab itu pengujian dilakukan dengan menggunakan metode weight loss dan metode polarisasi linier. Perbedaan kekasaran permukaan pada stainless steel 316L mempengaruhi laju korosi spesimen tersebut. Kekasaran permukaan dengan nilai kekasaran 0,172µm menghasilkan nilai laju korosi sebesar 0,1629 mm/y, sedangkan permukaan dengan nilai kekasaran 0,042µm menghasilkan nilai laju korosi sebesar 0,0815mm/y pada perendaman saliva buatan selama 8 minggu menggunakan metode weight loss. Untuk metode polarisasi linier didapati nilai laju korosi sebesar 0,00067mm/y pada kekasaran permukaan dengan nilai 0,024µm, sedangkan untuk kekasaran permukaan dengan nilai 0,176µm didapati nnilai laju korosi sebesar 0,16356mm/y. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kasar permukaan spesimen maka semakin tinggi nilai laju korosi yang diperoleh. Penggunaan material stainless steel 316L dapat digunakan untuk kawat ortodonti selama memiliki nilai kekasaran permukaan tidak melebihi 0,051µm.
Last update: