BibTex Citation Data :
@article{JTM12854, author = {Farid Rahman and Athanasius Bayuseno}, title = {PENGARUH PERLAKUAN PANAS T6 TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL PROPELLER SHAFT BERBAHAN DASAR ALUMINIUM SERI 6063 HASIL PENGECORAN HPDC}, journal = {JURNAL TEKNIK MESIN}, volume = {4}, number = {2}, year = {2016}, keywords = {Propeller Shaft, HPDC, Precipitation Hardening.}, abstract = { P ropeller shaft merupakan salah satu bagian terpenting dari instalasi penggerak kapal. Model propeller shaft dibuat dengan material dasar paduan aluminium 6063 melalui proses pengecoran. HPDC ( High Pressure Die Casting ) merupakan salah satu metode dalam proses pengecoran yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan metode pengecoran yang lain. Heat treatment dilakukan untuk memperbaiki sifat mekanis dengan proses precipitation hardening . Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data nilai porositas, kekuatan tarik, kekerasan, struktur mikro, dan ketahanan korosi sehingga dapat dibandingkan sifat mekanis antara produk model propeller shaft perlakuan panas dan tanpa perlakuan panas. Dalam penelitian ini, HPDC dilakukan pada tekanan konstan 7 MPa dan variasi penambahan unsur silikon (Si) 0 wt%, 1 wt%, 2 wt%, dan 3 wt%. Perlakuan panas yang dilakukan yaitu age hardening dengan solution treatment 525 o C selama 3 jam dan artificial aging 195 o C selama 3 jam. Uji porositas dilakukan dengan menimbang massa basah dan kering spesimen uji. Uji tarik menggunakan Universal Testing Machine , uji kekerasan menggunakan Rockwell Hardness Tester , dan uji struktur mikro menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 200X. Hasil pengujian menunjukkan sifat mekanis material hasil penelitian sudah memenuhi standar BKI dalam penggunaan material sebagai propeller shaft kapal laut yaitu untuk kekuatan tarik. Nilai porositas terendah ditunjukkan pada penambahan 3 wt% Si yaitu sebesar 1,15%. Nilai kekuatan tarik tertinggi didapatkan pada penambahan 3 wt% Si perlakuan panas yaitu 163,613 MPa. Nilai kekerasan tertinggi didapatkan pada penambahan 3% Si perlakuan panas, yaitu 77,35 HB. Pada uji mikrografi didapatkan ukuran butir ( grain size ) terendah pada penambahan 3% Si perlakuan panas, yaitu 33,78 µm. Laju korosi terendah ditunjukkan pada penambahan 0 wt% Si, yaitu sebesar 2,49 mm/y. }, issn = {2303-1972}, pages = {145--151} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jtm/article/view/12854} }
Refworks Citation Data :
Propeller shaft merupakan salah satu bagian terpenting dari instalasi penggerak kapal. Model propeller shaft dibuat dengan material dasar paduan aluminium 6063 melalui proses pengecoran. HPDC (High Pressure Die Casting) merupakan salah satu metode dalam proses pengecoran yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan metode pengecoran yang lain. Heat treatment dilakukan untuk memperbaiki sifat mekanis dengan proses precipitation hardening. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data nilai porositas, kekuatan tarik, kekerasan, struktur mikro, dan ketahanan korosi sehingga dapat dibandingkan sifat mekanis antara produk model propeller shaft perlakuan panas dan tanpa perlakuan panas. Dalam penelitian ini, HPDC dilakukan pada tekanan konstan 7 MPa dan variasi penambahan unsur silikon (Si) 0 wt%, 1 wt%, 2 wt%, dan 3 wt%. Perlakuan panas yang dilakukan yaitu age hardening dengan solution treatment 525oC selama 3 jam dan artificial aging 195oC selama 3 jam. Uji porositas dilakukan dengan menimbang massa basah dan kering spesimen uji. Uji tarik menggunakan Universal Testing Machine, uji kekerasan menggunakan Rockwell Hardness Tester, dan uji struktur mikro menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 200X. Hasil pengujian menunjukkan sifat mekanis material hasil penelitian sudah memenuhi standar BKI dalam penggunaan material sebagai propeller shaft kapal laut yaitu untuk kekuatan tarik. Nilai porositas terendah ditunjukkan pada penambahan 3 wt% Si yaitu sebesar 1,15%. Nilai kekuatan tarik tertinggi didapatkan pada penambahan 3 wt% Si perlakuan panas yaitu 163,613 MPa. Nilai kekerasan tertinggi didapatkan pada penambahan 3% Si perlakuan panas, yaitu 77,35 HB. Pada uji mikrografi didapatkan ukuran butir (grain size) terendah pada penambahan 3% Si perlakuan panas, yaitu 33,78 µm. Laju korosi terendah ditunjukkan pada penambahan 0 wt% Si, yaitu sebesar 2,49 mm/y.
Last update: