BibTex Citation Data :
@article{JPGS41484, author = {Yosafat Pramudya and Dzunuwanus Manar}, title = {Evaluasi Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi bagi Putra Daerah Papua dan Papua Barat : Studi Kasus Pembimbingan Mahasiswa Afirmasi pada Kampus Undip, Unnes, Polines Tahun 2023}, journal = {Journal of Politic and Government Studies}, volume = {12}, number = {4}, year = {2023}, keywords = {Evaluasi, Program ADik, Konsep Afirmasi, Pembimbingan}, abstract = {Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi bagi Putra Daerah Papua dan Papua Barat merupakan intervensi kebijakan pendidikan dalam bentuk Bantuan Pemerintah yang bersifat afirmasi. Afirmasi sendiri mengandung makna kebijakan/program yang dirancang untuk menciptakan lingkungan yang membuka akses dimana kondisi ekonomi, sosial, dan budaya bukan lagi menjadi aspek yang menghalangi kemampuan seseorang untuk berkembang. Didalam konteks pelaksanaan Program ADik, afirmasi memiliki makna praktis yaitu pemberian akses seluasluasnya (Sistem admisi), penciptaan lingkungan belajar (Pembimbingan), dan peningkatan kualitas SDM (Output). Berdasarkan literature review yang penulis peroleh pada pra-penelitian, terdapat indikasi kualitas Output yang rendah dan kemangkiran studi/tidak lulus pada berbagai Perguruan Tinggi. Penulis melihat permasalahan ini terus terjadi (trend), beberapa peneliti pun membahas trend ini dengan menitikberatkan akar masalah pada kualitas input mahasiswa afirmasi. Menurut penulis, hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip afirmasi, sehingga pada penelitian ini penulis menitikberatkan terjadinya trend tersebut sebagai tanggung jawab penuh Pelaksana Program ADik. Asumsinya trend tersebut tidak perlu terjadi bila pembimbingan dilaksanakan secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut penulis hendak meneliti lebih lanjut terkait pelaksanaan pembimbingan dalam Program ADik. Penelitian ini menggunakan teori Evaluasi dari Torsten O. Salge yang menitikberatkan pada performance evaluation, atau didalam konteks pembimbingan disebut performa pelaksanaan pembimbingan. Penulis menggunakan 7 (tujuh) aspiration level dari best practice program afirmasi lain sebagai alat analisis pelaksanaan pembimbingan dalam Program ADik. Adapun 7 (tujuh) aspiration level tersebut antara lain : Policy, Student Conference-Gatherings-Activity, Integration, Assessment, Facilitation, Support, dan Conciousness. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui in-depth interview dan pengumpulan dokumen. Penulis menetapkan narasumber dari pihak Penanggung Jawab Program (Kementerian), Pengelola Program (Perguruan Tinggi), Dosen Wali, dan Penerima Beasiswa (Mahasiswa afirmasi) guna mendalami pelaksanaan pembimbingan yang sebenarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi bagi Putra Daerah Papua dan Papua Barat hanya mencapai target secara administratif (pemberian dana beasiswa dan ketercapaian akses saja), tetapi dalam rangka praktikal (pembimbingan) tidak mencapai tujuan. Hal ini dibuktikan dari tidak ditemukannya skenario afirmasi didalam praktik pembelajaran di Perguruan Tinggi yang penulis wawancarai. Bukti tersebut menunjukkan bahwa praktik pembimbingan belum teradopsi sebagai bagian menyeluruh dari tindakan afirmasi di pelaksanaan Program ADik}, pages = {549--568} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/41484} }
Refworks Citation Data :
Last update: