skip to main content

KARAKTERISTIK LEM DARI TULANG IKAN DENGAN HABITAT YANG BERBEDA (PAYAU, TAWAR, LAUT)

*Dinar Yuliati Nur Rohmah  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
YS Darmanto  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ulfah Amalia  -  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Limbah tulang ikan dalam industri perikanan saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan limbah sisa olahan ikan tersebut perlu dikembangkan sehingga tidak menjadi sumber pencemaran lingkungan. Salah satu inovasi pemanfaatan limbah tulang ikan yaitu dapat dijadikan lem ikan. Lem ikan adalah bahan perekat yang berasal dari bagian ikan seperti kulit atau tulang, dan merupakan hasil ekstraksi kolagen dengan menggunakan pelarut bersifat asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis tulang ikan yang digunakan terhadap karakteristik dan mutu lem ikan yang dihasilkan.  Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang ikan bandeng, nila dan manyung yang masing-masing didapatkan dari sentra pengolahan Bandeng Semarang Indah, PT Aquafarm Nusantara Semarang, dan sentra pengasapan Bandarharjo. Pada penelitian ini tulang ikan diekstraksi menggunakan larutan asam asetat 5% selama 4 jam dengan suhu 65 – 70°C. Parameter pengujian dalam penelitian ini adalah keteguhan rekat, kerusakan kayu, viskositas, derajat keasaman (pH), dan kadar air. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan laboratoris menggunakan rancangan dasar acak lengkap dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tulang ikan manyung sebagai bahan baku pembuatan lem ikan merupakan perlakuan terbaik karena karakteristik lem ikan yang dihasilkan memenuhi SNI 06-6049-1999 tentang Polivinil Asetat untuk Pengerjaan Kayu dengan hasil: kerusakan kayu 68.13%, viskositas 6.14 poise, pH 4.45, dan kadar air 54.84%.

 

Nowadays, fishbone waste in fisheries industries are not yet used optimally. Waste utilization from fish processing need to be developed so that it won’t become environmental contamination. An innovation to utilize fishbone waste is to make it to be fish glue. Fish glue is an adhesive from parts of fish such as skin and fishbone and is the result from collagen extraction process by using acidic solvent. The main purpose of this research is to find out the effect of different types of fishbone toward the fish glue’s characteristic and quality. The used materials in this research are milkfish bones, tilapia bones, and seawater catfish bones which obtained from Semarang Indah Milkfish processing center, PT Aquafarm Nusantara Semarang, and Bandarharjo smoked fish center. In this research fishbones were extracted using acetic acid 5% for 4 hours in 65 – 70°C. The testing parameters in this research are bonding strength, timber damage, viscosity, pH, and water content. This research was conducted with a laboratory experiment using a completely basic randomized design with three replications. The result of this research showed that by using seawater catfish bones as the glue’s raw material, it shows the best result and the characteristic meet Indonesia’s National Standart (SNI) 06-6049-1999 about Polivinyl Acetat for Wood Processing which are: timber damage 68.13%, viscosity 6.14 poise, pH 4.45, and water content 54.84%.

Fulltext View|Download
Keywords: Lem ikan; Karakteristik lem; tulang ikan Bandeng; tulang ikan Nila; tulang ikan Manyung

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.