skip to main content

Jenis Substrat dan Tingkat Kerapatan Mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove Baros Yogyakarta

Zigtharinta Agiska Velati  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
*Suryono Suryono  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ibnu Pratikto  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Kawasan Konservasi Mangrove Baros memiliki tingkat kerapatan dan jenis substrat yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis substrat dan kerapatan serta adanya pengaruh antara keduanya. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kerapatan dan jenis substrat dilakukan dengan pengamatan langsung. Penentuan lokasi stasiun menggunakan metode purposive sampling dengan pertimbangan perbedaan tingkat kerapatan dari jarang, sedang hingga rapat. Stasiun I terletak di ujung barat dan berbatasan langsung dengan lautan Samudra Hindia memiliki kerapatan jarang, stasiun II berada di antara stasiun I dan stasiun III memiliki kerapatan rapat dan stasiun III yang terletak di ujung timur dan terpengaruh langsung oleh aliran Sungai Opak memiliki kerapatan sedang. Pengambilan sampel sedimen dilakukan menggunakan sekop dengan kedalaman 10-30 cm dari permukaan substrat lalu dilakukan analisis ukuran butir dengan metode pengayakan kering untuk mengetahui jenis substrat dan metode Loss on Ignition untuk mengetahui kandungan bahan organik. Stasiun I diketahui bersubstrat pasir, stasiun II lumpur berpasir dan stasiun III pasir berlumpur. Jenis substrat juga sangat berpengaruh pada kandungan bahan organik yang berperan penting untuk pertumbuhan mangrove, substrat dengan fraksi lumpur yang tinggi cenderung memiliki kandungan bahan organik yang juga tinggi. Substrat stasiun I yang didominasi oleh fraksi pasir memiliki kerapatan dan bahan organik paling rendah yaitu 733,33ind/ha dan 1,22%, sedangkan stasiun II didominasi fraksi lumpur memiliki kerapatan dan bahan organik tertinggi yaitu 2633,33ind/ha dan 8,54%. Fraksi sedimen pada substrat memiliki hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh 97,5%-98% dengan kerapatan tingkat pohon.

 

 

 

The Baros Mangrove Conservation Area has different levels of density and substrate types. This research aims to determine the substrate types, density levels, and the influence between them. The method used to assess the density levels and substrate types is through direct observations. Station locations are determined using purposive sampling method considering varying density levels from sparse to dense. Station I is located at the western end directly bordering the Indian Ocean with sparse density, Station II is between Station I and Station III with dense density, and Station III at the eastern end directly influenced by the Opak River flow with moderate density. Sediment sampling is done using a shovel at a depth of 10-30 cm from the substrate surface, followed by grain size analysis using dry sieving method to determine substrate types and Loss on Ignition method to assess organic content. Station I is known to have sandy substrate, Station II has sandy mud, and Station III has muddy sand substrate. The substrate type significantly affects the organic content crucial for mangrove growth; substrates with high mud fraction tend to have high organic content. Station I, dominated by sandy fraction, has the lowest density and organic content at 733.33 ind/ha and 1.22%, respectively, while Station II dominated by mud fraction has the highest density and organic content at 2633.33 ind/ha and 8.54%. The sediment fraction in the substrate has a very strong relationship influencing 97.5%-98% of tree density levels.

Fulltext View|Download
Keywords: Bahan Organik; Fraksi Sedimen; Sapling; Seedling.

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.