skip to main content

Kajian Kondisi Kesehatan Padang Lamun di Perairan Desa Wabula dan Desa Karya Jaya Kabupaten Buton

Nis Aura Sadida Firil  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
*Hadi Endrawati  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ita Riniatsih  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ekosistem lamun memiliki kontribusi dalam produktivitas perairan bagi keberlanjutan ekosistem perairan laut dangkal dan kelangsungan hidup biota laut di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ekosistem lamun yang terdapat di perairan Desa Wabula dan Desa Karya Jaya, Kabupaten Buton. Metode penelitian yang digunakan adalah metode line transect pada kedua lokasi dengan masing-masing terdapat dua stasiun pengambilan data. Hasil penelitian ditemukan total 5 jenis lamun yang terdapat pada kedua lokasi penelitian, yaitu; Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis, dan Syringodium isoetifolium. Persentase rata-rata penutupan lamun di Desa Wabula adalah 56,11% dan di Desa Karya Jaya adalah 27,77%. Komposisi jenis lamun tertinggi pada kedua lokasi penelitian adalah spesies Cymodocea rotundata dengan rata-rata kerapatan 616,4 ind/m2 di Desa Wabula dan 446,4 ind/m2 di desa Karya Jaya. Status kesehatan ekosistem padang lamun yang terdapat di perairan Desa Wabula memiliki kategori baik dengan nilai indeks kesehatan ekosistem lamun sebesar 0,78 dan perairan Desa Karya Jaya memiliki kategori sedang dengan nilai indeks kesehatan ekosistem lamun sebesar 0,68. Parameter hidro-oseanografi di kedua lokasi penelitian dapat mendukung pertumbuhan ekosistem lamun karena sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 perihal baku mutu perairan laut untuk ekosistem lamun.

 

 

Seagrass ecosystems contribute to aquatic productivity for the sustainability of shallow marine ecosystems and the survival of marine biota within them. This research aims to determine the health condition of the seagrass ecosystem in the waters of Wabula Village and Karya Jaya Village, Buton Regency. The research method used is the line transect method at both locations with two data collection stations each. The research results found a total of 5 types of seagrasses found in both research locations, namely, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis, and Syringodium isoetifolium. The average percentage of seagrass cover in Wabula Village is 56.11% and in Karya Jaya Village it is 27.77%. The highest composition of seagrass species at both research locations was the Cymodocea rotundata species with an average density of 616.4 ind/m2 in Wabula Village and 446.4 ind/m2 in Karya Jaya village. The health status of the seagrass ecosystem in the waters of Wabula Village is in the good category with a seagrass ecosystem health index value of 0.78 and the waters of Karya Jaya Village are in the medium category with a seagrass ecosystem health index value of 0.68. Hydro-oceanographic parameters at both research locations can support the growth of seagrass ecosystems because they are in accordance with Government Regulation Number 22 of 2021 concerning marine water quality standards for seagrass ecosystems.

Fulltext View|Download
Keywords: Ekosistem Lamun; Kesehatan Lamun; Lamun Buton

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.