skip to main content

Analisis Produksi dan Distribusi Produk Teri Nasi (Stolephorus Sp) Kering di PT. Marinal Indoprima, Kapedi, Kabupaten Sumenep

Mehry Chandrawati  -  Program Studi Manejemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia
*Hafiludin Hafiludin orcid scopus  -  Program Studi Manejemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Produksi ikan teri nasi kering banyak dilakukan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Pengeringan merupakan salah satu cara untuk mengolah ikan teri nasi menjadi ikan teri nasi kering. Pengolahan ikan teri nasi kering dengan penambahan garam banyak dilakukan untuk komoditas ekspor, karena teknik pengasinan dengan garam dapat menghambat pembusukan serta dapat menjaga kandungan gizi dengan tujuan ikan teri nasi asin kering sampai ke tangan konsumen dalam kondisi mutu dan gizi baik. Proses pengeringan dilakukan dengan tujuan agar mengurangi kadar air dalam daging ikan teri nasi, sehingga umur simpan dari ikan teri nasi kering lebih lama daripada ikan teri nasi segar. Produk ikan teri nasi dengan mutu yang baik dapat diekspor ke pasar luar negri. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis proses produksi, distribusi, menganalisis kadar air ikan teri nasi selama proses pengolahan di PT. Marinal Indoprima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa input     produksi meliputi pengadaan bahan baku, penimbangan, pengecekan, dan pencucian. Proses produksi meliputi perebusan dan penggaraman, pengeringan, sortasi mesin, sizing, sortasi II, checking, metal detecting, dan uji kadar air. Output produksi meliputi pengemasan dan penyimpanan. Distribusi produk ikan teri nasi kualitas ekspor yaitu Jepang dan Singapura dengan harga 200.000/kg-250.000/kg, sedangkan produk teri nasi kualitas non ekspor didistribusikan pada restoran, pembuat rengginang, dan masyarakat sekitar dengan harga 30.000/kg-80.000/kg. Kadar air teri nasi dari daerah Kapedi pada bahan baku segar yaitu 81,17%, proses perebusan sebesar 63,67%, pengeringan 37,33%, penyimpanan 2 minggu 36,83%, penyimpanan 4 minggu 34,23%. Hasil analisa kadar air ikan teri nasi dari daerah Dungkek pada bahan baku segar yaitu 82,37%, perebusan 65,37%, penyimpanan 0 minggu 39,77%, penyimpanan 2 minggu 38,87%, dan penyimpanan 4 minggu 37,52%.

 

The production of dried spined anchovies is primarily done in Indonesia because it has high economic value. Drying is one way to process spined anchovies into dried spined anchovies. Processing dried spined anchovies with salting is mainly done for export commodities because drying and salting can inhibit spoilage and maintain nutritional content. The dried and salted anchovies can reach the hands of consumers in good quality and nutritional conditions. The drying and salting process is carried out to reduce the water content in spined anchovies, so the storage time of dried spined anchovies is more prolonged than that of fresh anchovies. Anchovy products with good quality can be exported to foreign marketplaces. This study aims to determine the production process, distribution, and changes in the water content of spined anchovies at PT. Marina Indoprima. The method used in this research is a descriptive method by conducting interviews and observations. The results showed that production inputs include procurement of raw materials, weighing, checking, and washing. The production process includes boiling and salting, drying, machine sorting, sizing, sorting II, checking, metal detecting, and water content testing. Production output includes packaging and storage. The distribution of export quality spined anchovy products are exported to Japan and Singapore, which cost 200,000/kg-250,000/kg. In contrast, non-export quality anchovy products are distributed to restaurants, rengginang makers, and the surrounding community, costing 30,000/kg-80,000/kg. The water content of fresh spined anchovies from the Kapedi was 81,17%, after boiling 63.67%, drying 37.33%, 2 weeks storage 36.83%, and 4 weeks storage 34.23%. The results of the analysis of the water content of fresh spined anchovies from the Dungkek area obtained fresh anchovies at 82.37%, boiling at 65.37%, storage 0 weeks 39.77%, storage 2 weeks 38.87%, and storage 4 weeks 37.52 %.

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: teri nasi; kadar air; uji organoleptik; mutu

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.